Tittle : I LOVE YOU, THE GHOST
Author : dhytha (dhyt30)
Genre : Romance, little bit comedy
Length : Series
Rate : 17+
Main
Cast : Krystal Jung{f(x)} aka Krystal
Kim Jong In {EXO-K} aka Kai
Another
cast : Yura {Girls Day} aka Yura
EXO-K
Chapter
9
Hari
ini, D.O sedang ijin kerja. Dia sedang menjaga Chanyeol yang masih demam.
Sementara Suho masih harus pergi untuk bekerja.
“Kau tidak apa-apa meninggalkan
pekerjaan mu?”
Suho meraih tas nya bersiap berangkat kerja.
“Aku tidak meninggalkannya, aku
hanya ijin satu hari”
D.O sedang mempersiapkan bubur untuk Chanyeol.
“Baiklah aku pergi, sepulang
kerja aku akan mampir ke apotek. Yang di butuhkan Chanyeol obat demam kan?” Suho mengenakan sepatu nya.
“Tidak usah, biar aku saja yang
pergi. Jika menunggu mu pulang, Chanyeol tidak akan segera sembuh” jawab D.O
“Ah ya kau benar. Aku pergi,
sampai jumpa nanti”
Suho meninggalkan rumah.
“Ya, hati-hati di jalan” ucap D.O. D.O memang sudah
seperti ibu di rumah ini bagi mereka.
Sementara
itu Kai masih tertidur lelap di kamar D.O karena semalam kamarnya di pakai
Chanyeol tidur dengan D.O lalu Krystal tidur di mana? Yap, Krystal tertidur di
samping Kai, tepatnya dalam pelukan Kai. Krystal menggeliat memngerjapkan
matanya, sinar matahari yang menyeruak masuk melalui jendela kamar membuat ia
harus menyesuaikan pengliatannya. Ia ingin bangun tapi sesuatu menahannya. Ia
belum sadar kalau sekarang ia dalam pelukan Kai. Ia melihat tangan Kai yang
memeluknya seperti guling dan kemudian menatap wajah Kai yang masih tertidur
lelap. Krystal tak mau membangun kan Kai, ia menyikirkan tangan Kai perlahan
tapi gerakan itu membuat Kai sedikit terusik dan ia menggeliat.
“Jangan pergi” Kai yang masih di ambang
mimpinya semakin menarik Krystal dalam pelukannya. Wajah mereka saling berdekatan
dan hal itu membuat Krystal sedikit risih. Krystal mendorong kening Kai dengan
jari telunjuknya.
“Jangan pergi!” Kai mengatakan hal itu lagi.
Krystal yang tak tahan mencoba membangunkan Kai.
“Hey! Bangun!” namun suara Krystal tak cukup
untuk membuat Kai terbangun. Ia hanya menggeliat malas dan mulai membuka
matanya. Kai melihat Krystal dengan jarak yang sangat dekat.
“Kau sudah bangun? Kau lebih
cantik saat bangun tidur”
ucap Kai yang entah itu beneran atau ia masih ngelindur.
“Bisa kau lepaskan ini?” ucap Krystal yang kini tak bisa
berkutik di pelukan Kai yang masih ngelindur. Kai melihat ia sedang memeluk
Krystal dan kemudian tersenyum menatap wajah Krystal. Krystal hanya tersenyum
dan sepertinya kesdaran Kai kembali. Ia langsung bangun dan melepaskan
pelukannya.
“Oh, maafkan aku! Kau tau, aku
tidak melakukan apa-apa! Aku”
Kai mencoba menjelaskan.
“Tenang saja, aku percaya. Karena
kau tidak suka dengan hantu”
Krystal bangun dan berjalan ke kamar mandi.
“Apa yang ku lakukan semalam?” Kai menggosok belakang kepalanya
sambil mengingat kejadian semalam, namun nihil. Ia tidak mengingat apa-apa
setelah kejadian ciuman dengan Krystal.
Krystal
sedang menatap bayangan dirinya di cermin. Ia memegang bibirnya dan ia
mengingat sekilas bagaiman Kai menciumnya. Itu adalah ciuman pertama Krystal,
dan Kai yang sudah merebutnya. Krystal memegang dadanya, detak jantungnya
berpacu dengan sangat cepat.
“Apa ini?” Krystal memegangi dada nya. “Apa aku sakit?” Krystal panik. Kemudian
muncul lah Sehun.
“Itu namanya jatuh cinta” Sehun membuat Krystal terkejut
dan memukul Sehun dengan gayung.
“Yak!” Sehun kesakitan.
“Sejak kapan kau di situ?” Krystal mengacungkan gayungnya
bagaikan memegang pistol.
“Baru saja” Sehun masih merintih kesakitan.
“Kau mengintip!” Krystal berusaha menutupi
tubuhnya yang masih mengenakan pakaian utuh.
“Noona! Sadarlah! Pakaian mu
masih lengkap! Tenang saja, aku tidak akan mengintip. Tidak ada yang bisa di
lihat dari mu”
jawab Sehun dan Krystal seperti pernah mendengar kata-kata itu. Ya kata-kata
itu pernah ia ucapkan pada Kai.
“Kau ini!” geram Krystal.
“Dengar noona, di saat detak
jantung mu berdetak lebih cepat dari biasanya itulah yang di sebut jatuh cinta.
Kau tidak pernah jatuh cinta sebelumnya?” tanya Sehun heran.
“Tentu saja pernah!” Krystal menyangkal “Tapi tidak pernah seperti ini rasanya”
gumam Krystal.
“Itulah yang di sebut cinta
sejati! Tak... dir...”
Sehun mengeja kata-kata takdir dengan perlahan dan secara jelas.
“Di dunia ini, ada manusia yang
memiliki irama detak jantung yang sama. Jika kau menemukan manusia dengan irama
detak jantung yang sama seperti mu, itulah yang di sebut takdir” Sehun mencoba menjelaskan namun
sepertinya penjelasan itu hanya masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.
“Takdir?” gumam Krystal.
“Kau sekarang menjadi hantu, kau
bertemu dengan Kai yang akan menolong mu, dan kalian adalah pasangan” Sehun menyimpulkan.
“Semua telah di gariskan seperti
itu” imbuhnya
dan membuat Krystal semakin pusing saja.
“Sudahlah! Aku pusing
memikirkannya”
Krystal memegang kepalanya yang rasanya akan pecah karena kalimat-kalimat
Sehun. Lonceng berbunyi dan itu tandanya Sehun harus pergi.
“Aku ada tugas, sampai jumpa
noona” Sehun
menghilang.
Kai
yang sudah selesai mandi dan bersiap ke sekolah, menyantap sarapannya yang
sudah siap di meja makan. Ia makan sendirian, sedangkan D.O sedang mengantarkan
bubur ke kamar Chanyeol. Sambil makan, Kai mengingat kejadian semalam, dimana
ia menari bersama Krystal dan menciumnya. Kai tidak habis pikir bagaimana bisa
dia melakukan itu. Itu pertama kalinya dia melakukan hal gila itu. Dan kemudian
detak jantungnya berdetak dengan sangat cepat. Hingga ia menghentikan makannya
dan meraih segelas air minum dengan tangan gemetaran. D.O yang baru saja keluar
dari kamar Chanyeol melihat Kai yang gemetaran.
“Apa kau juga sakit?” tanya D.O khawatir yang mungkin
saja Kai tertular oleh Chanyeol.
“Tidak, aku tidak apa-apa. Apa
Chanyeol tidak sekolah hari ini? Baik aku akan ijinkan dia. Aku pergi dulu
hyung. sampai nanti”
Kai berbicara dengan cepat dan meraih tasnya segera meninggalkan rumah.
“Dia kenapa?” D.O memandangnya heran.
***
Jam
istirahat tiba. Yura menatap bangku Chanyeol yang kosong. Dan kemudian ia
menoleh ke arah Kai.
“Dia demam?” tanya Yura sambil menunjuk
bangku Chanyeol. Kai menjawab dengan anggukan.
“Laki-laki macam apa dia? Melihat
hantu begitu saja sudah demam!” gumam
Yura “Tapi , apa benar di rumah mu itu... ada... hantu?” Yura menanyakan dengan
ragu.
“Kau percaya cerita Chanyeol?” Kai malah balik bertanya.
“Bukan seperti itu, aku hanya”
“Dia hanya mimpi buruk” potong Kai dan ia berdiri
meninggalkan kelas.
“Tuh kan! Aku benar! Dia hanya
mimpi buruk! Lalu untuk apa aku mengkhawatirkannya” Yura berdiri meninggalkan kelas.
***
D.O
pergi ke apotek. Dengan terpaksa ia meninggalkan Chanyeol sendiri di rumah. Ia
pergi juga demi kebaikan Chanyeol. D.O harus membeli obat demam untuk Chanyeol,
agar Chanyeol cepat sembuh dan kembali ke sekolah. Apotek itu satu blok dengan
toko bunga milik ibu Eunji hanya berjarak dua blok saja. Saat D.O keluar apotek
dengan membawa sekantung obat, ia melihat ke arah kiri karena mendengar suara
seorang perempuan.
“Ini bunganya” Eunji menyerahkan bunga baby
breath putih kepada si pembeli dan menerima uang pembayarannya.
“Terima kasih, datang lagi ya.
Semoga hari mu menyenangkan”
ucap Eunji ramah. D.O menatapnya dan merasa ia pernah mengenalnya. Selain
membeli jus, D.O yakin pernah mengenalnya namun D.O tidak ingat tentang
apa-apa. D.O berjalan ke toko bunga itu, dan Eunji cukup kaget dengan
keberadaan D.O
“Selamat datang, kau mau bunga
yang mana?” ucap
Eunji ramah, namun D.O masih tetap memperhatikan wajah Eunji.
“Aku mau bunga itu” D.O menunjuk kaktus kecil. Namun
pandangannya masih tetap ke wajah Eunji.
“Kau suka kaktus? Aku juga
menyukainya. Akan ku berikan kaktus yang ini, meskipun berduri tapi mereka
cantik” ucap
Eunji memilihkan kaktus untuk D.O
“Dan kaktus ini menyimpan banyak
kenangan” gumam
Eunji dan terdengar samar di telinga D.O
“Apa kau bilang?” D.O penasaran.
“Ah tidak, harga kaktus ini empat
puluh ribu won, tapi untuk mu akan ku berikan dua puluh lima ribu saja” ucap Eunji yang berusaha
menyunggingkan senyuman.
“Terima kasih” jawab D.O menerima kaktus kecil
itu dan membayarnya. Dan kemudian ia kembali bertanya
“Apa sebelumnya kita pernah
saling mengenal?”
lagi-lagi pertanyaan itu.
“Apa?” Eunji bingung harus menjawab
apa.
“Ah, kau benar. Kau kerja di cafe
mango six kan? Ya aku yang waktu itu membeli jus mangga dan jus kiwi. Dan saat
itu kau menanyakan hal yang sama seperti ini” jawab Eunji.
“Ah ya, benar. Maafkan aku” ucapan D.O datar dan rasa
gelisah muncul. Dalam hatinya dia seakan mengenal Eunji lebih dari itu.
“Terima kasih, datang kembali ya.
Semoga hari mu menyenangkan”
ucap Eunji, D.O hanya tersenyum kemudian meninggalkan toko bunga.
Sepeninggalan
D.O, Eunji masuk ke dalam dan pergi ke kamarnya. Ia menatap sedih kaktus yang
terpajang di dekat jendela kamarnya dan meneteskan air matanya.
“Kau benar-benar tidak mengingat
ku? Aku Jung Eunji. Aku Eunji-ah”
Eunji menangis di depan kaktus yang sama seperti kaktus yang ia berikan pada
D.O tadi.
Flashback || 3 th
yang lalu
D.O
yang menjadi hantu sementara, mendatangi toko bunga milik ibu Eunji. Ia berdiri
menunggu kemunculan Eunji. Dan penantiannya terjawab saat Eunji keluar dari
toko. Eunji hanya diam saat mengetahui D.O sudah berdiri di depan tokonya. Ia
kemudian pergi tanpa sepatah kata pun. D.O mengikutinya. Eunji menghentikan
langkahnya saat sampai di taman.
“Aku sudah bilang tidak akan
membantu mu! kenapa kau masih datang! Apa kau tidak mengerti apa yang ku bicarakan?
Kau paham dengan bahasa manusia kan?”
Eunji kesal karena D.O terus mendatanginya.
“Aku datang bukan untuk meminta
bantuan mu” D.O
merasa bersalah.
“Lalu apa?” mood Eunji sedang tidak baik.
“Aku datang karena.... hanya kau
tujuan ku. Manusia yang bisa melihat ku, hanyalah dirimu” dengan sedih D.O mengucapkannya,
Eunji hanya diam.
“Malaikat hanya memberi ku waktu
tiga puluh hari untuk aku menemukan seseorang yang bisa membuat ku kembali ke
tubuh ku atau aku akan di antar ke surga. Malaikat bilang, hanya ada satu
manusia yang bisa melihat ku dan dia akan menolong mu. aku sudah menemukannya
tapi aku tau itu tidak mudah untuk membujuknya agar dia mau menolong ku. Dan
aku sudah putuskan, lebih baik aku pergi ke surga saja, ternyata itu tidak bisa
sebelum tiga puluh hari yang di berikan kepada ku habis. Lalu aku tidak tau apa
yang harus aku lakukan. Untuk itulah aku datang, aku hanya merasa kesepian” D.O menjelaskan panjang lebar.
“Tapi sepertinya aku salah,
maafkan aku. Aku tidak akan datang lagi” D.O meminta maaf dan berbalik meninggalkan Eunji.
Eunji hanya diam merasa terenyuh mendengar cerita D.O.
“Apa yang harus ku lakukan?” suara Eunji menghentikan D.O. Ia
berbalik.
“Katakan, apa yang harus aku
perbuat. Kau ingin kembali ke tubuh mu kan?” Eunji merubah keputusannya.
“Itu” D.O ragu untuk mengatakan hal
apa yang harus di lakukan Eunji.
“Maaf, aku tidak bisa memberi tau
apa yang harus kau lakukan”
D.O memelankan suaranya.
“Apa? Lalu bagaimana aku bisa
menolong mu?”
Eunji bingung.
“Untuk itulah waktu tiga puluh
hari itu di berikan. Kau dan aku akan bersama selama tiga puluh hari dan kau
akan menemukan jawabannya bagaimana cara menolong ku” D.O memberikan penjelasan.
“Ini konyol!” Eunji bergumam tak percaya.
“Baiklah, aku harus bersama-sama
dengan mu selama tiga puluh hari untuk menemukan bagaimana cara menolong mu?
bagaimana jika dalam tiga puluh hari aku tidak menemukan caranya? Apa kau akan
pergi selama-lamanya?”
rentetan pertanyaan Eunji lontarkan.
“Ya aku akan pergi” jawab D.O
Mereka
berdua pun selalu bersama untuk waktu tiga puluh hari ke depan. Dan saat waktu
itu sudah berjalan selama dua puluh hari, Eunji belum menemukan bagaimana cara
agar D.O bisa kembali. Dan saat itu pula, Eunji mulai khawatir jika dia tidak
bisa menolong D.O. Ia takut D.O akan pergi selama-lamanya dan pergi
meninggalkannya, karena Eunji mulai menyukai D.O. Eunji ingin D.O kembali dan
hidup bersamanya. Hari ke dua puluh satu, D.O memberikan sebuah tanaman kaktus
yang di ambil dari toko Eunji kepada Eunji. D.O sangat menyukai tanaman Kaktus.
“Ini untuk mu” D.O menyerahkan tanaman kaktus
kecil kepada Eunji.
“Ini seperti kaktus yang di jual
di toko ibu”
Eunji merasa sering melihat tanaman kaktus yang di berikan oleh D.O
“Memang, aku mengambilnya dari
toko ibu mu” D.O
menjawab dengan merasa tidak bersalah dan senyuman lebar malah terpancar dari
wajahnya.
“Dasar pencuri!” Eunji berseru kesal namun ia
tertawa dan mengucapkan terima kasih.
“Terima kasih, aku akan
merawatnya dengan baik”
Eunji menerimanya dengan senang.
“Waktu ku tinggal sembilan hari
lagi” D.O merasa
sedih mengingat bahwa waktunya tinggal sebentar.
“Maafkan aku, aku belum menemukan
bagaimana cara mengembalikan mu”
Eunji merasa dia tidak berguna.
“Tidak apa-apa. Mungkin ini
memang sudah menjadi takdir ku”
D.O berusaha menenangkan Eunji.
“Kyung soo...” Eunji memanggil D.O dengan nada
lembut.
“Iya?”
“Aku tidak ingin kau pergi. Aku
ingin kau kembali, hidup bersama ku”
Eunji meneteskan air matanya. Ia ragu akan mengatakan bahwa ia menyukainya D.O.
D.O meraih tangan Eunji dan menggenggamnya.
“Kau pasti menemukan caranya. Aku
juga ingin kembali dan hidup bersama mu, aku menyukai mu Eunji, Eunji-ah” D.O mengucapkan kalimat itu
dengan sangat tulus dan mencium kening Eunji.
Hari
ke dua puluh sembilan, Eunji masih belum menemukan bagaimana cara mengembalikan
D.O ke dalam tubuhnya. Ia merasa sedih dan tidak berguna untuk seseorang yang
mencintainya. Eunji datang ke rumah sakit menatap sedih tubuh D.O yang
terbaring lemah.
“Kyung soo, maafkan aku” Eunji menangis memegang tangan
D.O.
Sementara
si hantu D.O sedang bersama malaikat Yong Hwa.
“Waktu mu tinggal besok” Yong Hwa memperingatkan.
“Aku tau” D.O berusaha tersenyum.
“Tapi apakah aku bisa pergi
sekarang?” D.O
sepertinya sudah merasa putus asa.
“Tidak, kau harus menunggunya sampai
besok” Yong Hwa
kemudian menghilang. D.O hanya sendiri di rooftop gedung rumah sakit.
Eunji
masih berada di kamar perawatan D.O. ia masih menangis dan terus menangis. Ia
kemudian mendekati wajah D.O dan mencium kening D.O.
“Aku mencintai mu Kyung Soo” gumam Eunji.
Hantu
D.O yang masih berada di rooftop tiba-tiba menjadi tidak bergerak, ia merasakan
sesuatu yang aneh. Ia melihat tangannya menjadi samar dan kemudian ia
menghilang. Yong Hwa yang tadi menghilang meninggalkan D.O ternyata hanya
memindah posisinya jauh di belakang D.O. Yong Hwa turut menyaksikan bagaimana
D.O hilang.
Eunji
sudah meninggalkan kamar perawatan D.O dan saat itulah, tubuh D.O yang
terbaring lemah, mulai sedikit bergerak dan ia membuka matanya. Ia sudah sadar,
dan nama pertama ia sebut adalah
“Eunji-ah” dengan lemah D.O mengucapkannya.
Flashback end
Kai
sedang bersantai membaca komik di kamar D.O. Si hantu Krystal sedang keluar
entah ke mana. D.O keluar dari kamar mandi.
“Ke mana dia?” D.O bertanya.
“Entahlah, mungkin jalan-jalan” Kai tengah fokus dengan komiknya
lalu ia menutup komik dan bertanya dengan memasang wajah serius.
“Hyung, kau benar-benar tidak
bisa mengingat saat kau menjadi hantu? Bagaimana kau melewati tiga puluh hari
itu? Bagaimana kau bisa kembali, dan siapa yang sudah menolong mu?” rentetan pertanyaan di lontarkan
Kai.
“Aku hanya mengingat Malaikat
memberiku kalung dan mengatakan apa yang harus aku lakukan. Setelahnya sampai
aku kembali aku tidak mengingatnya. Aku hanya terbangun dan hanya merasa bahwa
aku tidur selama satu jam”
jelas D.O
“Jadi, jika aku menolong Krystal.
Saat di sadar, dia tidak akan mengenali ku? Dan tidak akan mengingat apa saja
yang sudah di lalui olehnya selama tiga puluh hari itu?” Kai pensaran dengan jawabannya.
“Entahlah, mungkin saja” hanya itu jawabanya yang keluar
dari D.O. Kai mengehembuskan nafasnya.
“Kenapa? Wajah mu terlihat
khawatir” D.O
melihat wajah khawatir Kai.
“Tidak” Kai menyangkal dugaan D.O
“Kau takut dia tidak bisa
mengingat mu saat dia sadar?”
D.O kembali bertanya.
“Bukan begitu”
“Kau takut dia akan melupakan
semua kejadian bersama mu?”
potong D.O
“Itu”
“Kau menyukainya?” potong D.O lagi.
“Apa! Tentu saja tidak! Bukan
seperti itu! Dia hanya hantu”
jawab Kai menyangkal.
“Itu hanya tiga puluh hari” D.O merasa Kai menyembunyikan
sesuatu.
“Dua pilihan untuk mu” D.O memberikan Kai sebuah
penawaran.
“Kau menolongnya, melihat dia
sadar dan hidup bahagia meski dia tidak mengingat mu atau Kau tidak menolongnya dan membiarkan dia
selalu mengingat mu namun kau tidak bisa melihatnya” D.O memberikan pilihan yang
menurut Kai sulit. D.O menatap kaktus yang di belinya tadi.
“Aku akan lebih memilih pergi
selamanya dan akan selalu mengingat siapa yang menolong ku. Menurut ku itu yang
lebih baik” D.O
merasa sangat sakit hati mengucapkannya. Dadanya merasa sesak saat menatap
kaktus itu. Kai hanya diam, ia merasa bimbang.
To be continued