Sabtu, 26 Oktober 2013

FF EXO 6



Author            : Song Rae Won (dhytha)
Tittle               : Angel
Genre             : Romance, fantasy,killer.
Kategori         : PG 15 , NC 18+
Length            : Series
Soundtrack    :
Opening : EXO K – Black Pearl
Closing : EXO K – Heart Attack

Main cast        :
Infinite Kim Myung Soo as L
EXO K Kim Jongin as Kai
EXO K Kim Joon Myun as Suho
EXO M Wu Fan as Kris
SHINee Lee Taemin as Taemin
Beast Lee Gikwang as Gikwang
A-Pink Son Naeun as Naeun
Dalshabet Park Soo Bin as Subin
SNSD Im Yoona as Yoona
Tara Park Jiyeon as Jiyeon
Miss A Suzy as Suzy
Hello Venus Yoo Ah Ra as Yooara
Part 6
Author pov
Kemunculan Suho sebagai white angel, hingga L yang tiba-tiba sakit semakin membuat cerita ini seru bukan? Dan siapakah yeoja yang bicara dengan L dan membuat takut Naeun yang tengah bersembunyi di dalam lemari.

“Hentikan! Dan pergi dari sini!” bentak L sambil menahan rasa sakit di dadanya.

“Aku akan pergi, setelah menemukan siapa yang bersembunyi” ucap yeoja itu. Ia dengan perlahan membuka pintu lemari itu.

Namun yeoja itu tidak menemukan apa-apa di dalam sana. Hanya pakaian L yang tertata rapi. Yeoja itu tersenyum kecut dan sedikit kesal.

“Sudah ku bilang, tidak ada orang lagi selain kita. Kau bisa pergi sekarang!” ucap L dengan menahan rasa sakit di dadanya yang semakin menyiksa.

“Aku harap kau tidak menyembunyikan dia dengan kekuatan mu!” ucap yeoja itu kemudian meninggalkan apartmen L. Setelah L benar-benar yakin kalau yeoja itu sudah meninggalkan apartmen nya, L membuka lemari tempat pesembunyian Naeun dan melihat Naeun yang sedang ketakutan. Ia membantu Naeun keluar dari lemari.

“Nuguya?!” tanya Naeun, nadanya sangat gemetaran.

“...” L hanya diam dan berusaha menarik tangan Naeun perlahan keluar dari lemari. Naeun menurut dan ia keluar.

“Nuguya? Aku tanya, siapa dia! Mengapa dia tidak melihat ku saat di dalam?” tanya Naeun lagi. Lagi-lagi L hanya diam dan tidak mampu menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi tadi. Naeun melepaskan tangannya dari genggaman L dengan kasar dan berteriak.

“Kematian, mangsa, kekuatan! Apa sebenarnya yang kalian bicarakan! Katakan siapa dia!? Dan kau akan mati untuk siapa? Katakan!” Suara Naeun keras dan sedikit gemetar.

“...” L kembali diam.

“Baiklah! Aku memang seperti anak kecil! Yang selalu bertanya karena keingintauannya! Jawab aku L!”
**

Sementara itu di kampus, Kai bingung mencari Naeun. Menghubungi ponsel Naeun sudah berkali-kali ia lakukan. Tapi karena ponsel Naeun disilent. Jadi Naeun tidak mendengar panggilan dari Kai. Dan Kai pun bertemu dengan Subin dan Suzy di taman.

“Hai kalian! Di mana Naeun?” tanya Kai.

“Naeun?” ucap Subin yang akan menjawab pertanyaan Kai namun terhenti karena Suzy menginjak kakinya.

“dia pergi ke rumah Nayoung. Bukankah dia satu kelompok dengan Naeun” Suzy benar-benar mengarang jawaban itu.

“Geurae, gomawo” jawab Kai begitu memperoleh jawaban dari Suzy.

“Ne, cheonma” ucap Suzy sambil melambaikan tangan.

“Suzy! Kenapa kau bilang Naeun ada di rumah Nayoung? Lihat! Pasti dia sekarang menuju rumah Nayoung!” protes Subin.

“Subin, kita tinggal menghubungi Nayoung, Nayoung jika Kai datang dan mencari Naeun, katakan padanya dia baru saja pulang. Mudah kan?” jawab Suzy.

“Aaa sincha! Baiklah, terserah kau!” ucap Subin kesal dan pergi mendahului Suzy.

“Yaa! Kenapa kau marah? Ada apa dengan mu! ... yaa! Park Soo Bin!”
**

Yooara bersiap akan meninggalkan ruang kerjanya di ruang kesehatan kampus tentunya. Saat ia membuka pintu akan meninggalkan ruangan itu, ternyata sudah ada seseorang berdiri di balik pintu itu.

“... Kim Joon Myun...?” ucap Yooara pelan.
 Mereka berdua pun pergi ke cafe terdekat dan minum bersama.

“Bagaimana kabar mu Yooara? ... Na neun bogosipheoyo (aku merindukan mu)” ucap Suho tersenyum.

“Seperti yang kau lihat aku baik. Nado bogosipheyo (aku juga merindukan mu)” jawab Yooara.

“Tidak lama lagi sepertinya Kris akan mengambil tindakan” ucap Yooara.

“Ne, tadi siang sebuah tindakan kecil sudah berusaha ia lakukan. Kita tidak akan tau, apa yang sebenarnya ia rencanakan” ucap Suho.

“Kehilangan Yoona, benar-benar menjadi pukulan terbesar baginya”

“Walapun Kris berhasil mendapatkan hati Yoona kembali, dan membuat Yoona kembali hidup, mungkin Yoona pun tidak akan menerima hal itu”

“Yoona sudah benar-benar ikhlas memberikan hati itu, tapi Kris benar-benar belum bisa menerima kenyataan pahit ini” tambah Yooara.

“Lalu bagaimana dengan perempuan itu? Apakah dia masih tetap mengincar Naeun?” tanya Suho.

“Ne, sepertinya begitu. Dia sama sekali tidak akan melepaskannya demi kecantikan dan kekuatannya. Benar-benar angel yang serakah!” ucap Yooara kesal.

“Sepertinya ada sedikit yang tidak beres” ucap Suho.
**

Naeun masih menunggu L menjawab semua pertanyaannya. Mereka berdua hampir tenggelam dalam diam selama 1 jam lebih. Hingga akhirnya Naeun tidak tahan

“Baiklah jika kau tidak mau mengatakannya. ... Aku pergi...” Naeun bediri dan mengambil tasnya, ia benar-benar kesal. Namun langkahnya berhenti sejenak tak jauh dari ranjang L tidur.

“dan, jika kita bertemu lagi, anggap saja kita tidak pernah saling mengenal. Selamat tinggal Kim Myung Soo, terima kasih untuk beberapa hari yang lalu telah menjadi teman ku” Naeun sebenarnya tidak ikhlas mengatakan itu semua. Ia pun pergi dengan berat hati. Namun entah bagaimana, L yang tadinya tengah tertidur dengan tiba-tiba sudah ada di belakang Naeun menahan tangan Naeun. Ia menarik tangan Naeun dan memeluk Naeun. Jelas saja Naeun kaget dengan perlakuan L.

“Gajima! (jangan pergi!)” ucap L lirih. Naeun menangis di pelukkan L, dan L semakin erat memeluk Naeun.

“Waeyo? (kenapa?)” tanya Naeun, suara Naeun terisak.

“Ada banyak alasan, dan aku bingung harus di mulai dari mana?” jawab L. Naeun melepaskan pelukan L dan menatap L.

“Saranghae” ucap L singkat tapi begitu mengena di hati Naeun. Dan Naeun kembali memeluk L.
Sedangkan Kai dalam perjalanan ke rumah Nayoung. Tapi ia sendiri tidak yakin dengan apa yang dikatakan Suzy, bahwa Naeun saat ini sedang berada di rumah Nayoung. Ponsel Kai bergetar. Satu pesan ia terima.

“Pergilah ke apartment XxX, dia ada di sana” isi pesan itu, tidak diketahui dari siapa, karena itu nomor asing. Dengan tanggap Kai langsung memutar mobilnya dan segera menuju alamat yang ada di pesan tadi.

Semetara Naeun dan L
 “Pulanglah, ini sudah malam. Orang tua dan kakak mu pasti khawatir” ucap L.

“Kau tidak apa-apa?” tanya L.

“Aku bukan laki-laki yang lemah” jawab L.

“Jika kau sudah tau kau akan mulai dari mana, beri tau aku” ucap Naeun. L menjawab hanya dengan anggukan dan mengelus rambut hitam panjang Naeun. Naeun pun pergi dari apartmen L. Dan di depan apartmen, ia bertemu dengan Kai yang baru saja tiba.

“Kai?” ucap Naeun setengah kaget melihat Kai ada di apartmen L.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Naeun.

“Seharusnya aku yang bertanya” jawab Kai, ia menghampiri Naeun dan menarik tangan Naeun.

“Yaa! Kau kenapa?” Naeun menahan rasa sakit pada tangannya yang di pegang kuat oleh Kai.

“Untuk apa kau menemuinya?” Kai melepaskan tangan Naeun dan bertanya dengan keras.

“Dia sakit, aku menjenguknya!” jawab Naeun juga tak kalah keras.

“Jangan temui dia lagi!” ucap Kai dingin.

“Waeyo? Kenapa aku tidak boleh bertemu dengannya lagi? Dia salah apa? Kau tidak suka dengannya? Apa kau cemburu?” tanya Naeun.

“NE! Aku cemburu, aku benar-benar cemburu! Kau tau!” jawab Kai.

“kau bercanda.... ini sungguh tidak lucu Kim Jong In!” ucap Naeun tidak percaya. Namun Kai tidak banyak bicara dan langsung menyeret Naeun untuk masuk ke dalam mobil.

“Naeun!” teriak Gikwang begitu menghentikan mobilnya dan turun dari mobil.

“Oppa?” “Hyung?” ucap Naeun dan Kai bersamaan.

“Kenapa kau selalu membuat kami khawatir!” ucap Gikwang dengan kesal.

“Oppa, mianhe” ucap Naeun dengan nada menyesal.

“Kajja!” Gikwang menarik tangan Naeun dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil. Setelah itu, Gikwang kembali menemui Kai.

“Selesaikan apa yang telah menjadi urusan mu” ucap Gikwang pada Kai yang masih berdiri terdiam, dan hanya mengangguk. Sementara Naeun yang berada di dalam mobil melihat Kai dengan perasaan yang tidak enak.

Setelah menunggu Naeun dan Gikwang benar-benar meninggalkan apartmen L, Kai segera masuk dan ingin menemui L. Sesampainya di depan pintu apartmen L, Kai memencet bel berkali-kali namun tidak ada jawaban. Ia pun membuka pintu apartmen L yang ternyata tidak di kunci, dengan perlahan Kai masuk sambil mencari keberadaan L.

“Aku harap kau tidak seceroboh itu Kim Myung Soo! Di mana kau?” ucap Kai dan ia pun menemukan sesosok L yang sedang duduk di ranjang menghadap jendela di samping tempat tidur nya, dengan mengembangkan sayap black angel nya. Sayapnya tak sesempurna dulu, sayap itu sudah rusak dan bahkan bulunya sudah banyak yang patah.

“Aku sengaja, aku tau kalau kau akan datang” ucap L dingin.

“Apa kau sedang memamerkan sayap usang mu itu?” ucap Kai sedikit geram.

“Aku tidak perlu lagi menyembunyikan identitas ku lagi di hadapan mu kan?” jawab L dingin.

“Sudah seberapa jauh hubungan mu dengan Naeun?” tanya Kai to do point.

“Kau tak suka melihatnya dekat dengan ku?” L justru bertanya balik.

“Apa sebenarnya yang kau inginkan dari nya?” Kai kembali bertanya.

“Kau cemburu?” L lagi-lagi balik bertanya dan itu semakin membuat Kai kesal.

“Lepaskan dia!” ucap Kai tajam.

“Aku mencintainya!” jawab L dingin dan penuh tekanan.

**
Flashback
“Katakan dimana Naeun?” tanya Gikwang. Gikwang tak perduli dengan nada bicaranya saat ini kasar atau tidak.

“Dia.... dia...” jawab Suzy terbata.

“Aku mohon kau jujur, dan katakan di mana Naeun sekarang” pinta Gikwang.

“dia... apartmen L” ucap Suzy lirih.

“Siapa? L kau bilang?” Gikwang kembali menegaskan jawaban Suzy. Dan Suzy hanya menganggukkan kepalanya perlahan dan merasa bersalah.

“Suzy! Kau benar-benar!” Gikwang benar-benar kesal dengan Suzy.

“Kenapa? Apa aku salah? Aku sudah berkata jujur” ucap Suzy yang belum mengerti permasalahan sebenarnya.

“Jika aku cerita sekarang, ini tidak akan selesai malam ini juga. Aku hanya peringatkan kau, jangan biarkan L mendekati Naeun atau bahkan sebaliknya. Arraseo?” ucap Gikwang yang berusaha meredam emosi dan rasa khawatirnya.

“Waeyeo?” tanya Suzy yang masih tidak mengerti.

“Aku pergi!” jawab Gikwang yang segera meninggalkan rumah Suzy dan menuju apartmen L.

“Oppa! Kenapa kau tidak menjawab ku? Oppa!” teriak Suzy sambil mengetuk-ngetuk jendela mobil Gikwang hingga akhirnya Gikwang benar-benar meninggalkannya begitu saja tanpa menjawab pertanyaannya.
Flashbackend

Suzy yang kini sedang duduk kamarnya, sudah puluhan kali mengingat kejadian yang beberapa jam terjadi tadi.

“Waeyeo? Kenapa?” Suzy bertanya-tanya dan sangat-sangat penasaran.

“Kenapa namja setampan L harus di jauhi? Apa salah dia? Apa mereka iri dengan ketampanan L? ... Akh! Aku bisa gila!” teriak Suzy.
**

Pagi yang cukup cerah menjelang. Tapi hari ini Naeun tampak malas, setelah kejadian tadi malam. Itulah yang membuatnya tidak bersemangat hari ini.

“Kau sudah siap? Kajja!” ajak Gikwang.

“Ne” jawab Naeun lemas. “Appa, amma ... Aku berangkat” pamit Naeun.

“Appa, amma ... kami berangkat” Gikwang ikut memberi salam pada orang tuanya.

“Hati-hati sayang!” jawab amma mereka.
 Di dalam mobil Naeun sama sekali tidak mau melihatnya oppa nya itu dan sama sekali tidak bicara, sampai pada akhirnya Gikwang yang membuka pembicaraan.

“Ada apa dengan mu? apa kau datang bulan? Kau sama sekali tak bersemangat hari ini” ucap Gikwang dengan sedikit tawa berharap Naeun akan sedikit tertawa mendengarnya. Namun Naeun sama sekali tidak tertawa dan tetap menatap ke luar jendela mobil.

“Katakan apa alasan mu?” tanya Naeun.

“Alasan? Tidak ada” jawab Gikwang.

“Tidak ada kau bilang? Kau menyuruh ku untuk tidak mendekati L tanpa alasan! Apa maksud oppa? Kau tidak suka dengannya?” ucap Naeun dengan sedikit menyentak.

“Naeun! Sejak kapan kau seperti ini! Apa appa dan amma mengajari mu bersikap seperti ini!” ucap Gikwang.

“Aku tidak akan seperti ini, jika kau beri tau alasannya kenapa aku harus menjahui L!” jawab Naeun.

“Turunlah! Kita bicarakan lagi nanti. Aku banyak kerjaan! Belajarlah dengan baik!” ucap Gikwang saat menghentikan mobilnya tepat di depan kampus.

“...” Naeun hanya diam menatap oppa nya, dan keluar mobil dengan kesal, ia membanting pintu mobil dengan keras dan berjalan meninggalkan mobil oppa nya. Tidak jauh terlihat Subin dan Suzy.

“Hei, itu Naeun!” ucap Subin “Son”

“Ssst!! Jangan panggil dia!” cegah Suzy.

“Waeyeo?” tanya Subin.

“Sepertinya kau mengetahui sesuatu?” ucap Suzy menatap mata Subin.

“Apa maksud mu?” Subin bingung.

“Ayo kita bicara!” Suzy menarik tangan Subin.

“Yaak!” Subin teriak kesakitan karena tangannya di pegang kuat oleh Suzy. Mereka berdua pun berbicara di taman belakang kelas.

“Benar? Kau tidak tau apa-apa?” Suzy kembali bertanya.

“Aku harus bilang berapa kali Suzy? Aku benar-benar tidak mengetahui apa-apa! Dan saat itu Kai hanya bilang dia cemburu” jelas Subin lagi.

“Lalu apa maksud mereka?” Suzy bertanya pada dirinya sendiri.

“Molla!” ucap Subin cuek.
**

Sementara itu Naeun berjalan melewati koridor kelas dengan perasaan tak karuan, dan ia pun bertemu dengan Jiyeon yang sedang kesusahan membawa setumpuk buku milik Sunggyu seongsaengnim tahun ajaran lalu.

“Jiyeon?” sapa Naeun.

“Ah... Naeun?” jawab Jiyeon yang hampir tidak melihat Naeun di hadapannya karena tinggi nya buku yang ia bawa.

“Sini, aku bantu” ucap Naeun sambil mengambil sebagian buku yang dibawa Jiyeon.

“Oh, terima kasih Naeun” ucap Jiyeon merasa lega karena beban yang ia bawa sedikit berkurang.

“Ini mau di bawa ke mana?” tanya Naeun.

“Sunggu seongsaengnim menyuruh ku untuk meletakannya di gudang lantai 4”

“Ini kan buku tahun ajaran 1994? Kenapa beliau masih menyimpannya ya?”

“Hmm maka dari itu beliau tadi menyuruh ku untuk menyikirkan ini”

“Begitu, baiklah”

“Kajja!” ajak Jiyeon untuk segera ke lantai 4 untuk meletakkan semua buku-buku ini di gudang. Sesampainya di depan gudang.

“Gudang ini jarang sekali terjamah oleh manusia” ucap Naeun.

“Mwo? Kenapa seperti itu?” Jiyeon penasaran.

“Di sekolah kita hanya terdapat dua gudang, satu di lantai 2 dan satunya lagi di sini. Gudang di lantai 2 tempatnya tidak cukup luas, namun semua pihak sekolah termasuk mahasiswa selalu menggunakan gudang itu menyimpan apapun” jawab Naeun.

“Lalu apa bedanya dengan yang ini? Sama-sama gudang kan?” tanya Jiyeon lagi.

“gudang di sini jarang sekali di pakai, padahal gudang ini lebih luas”

“Pasti ada alasannya kan, kenapa semua lebih memilih gudang di lantai 2 dari pada yang di lantai 4 ini?” Jiyeon kembali bertanya.

“Iya itu benar, alasannya karena gudang ini adalah tempat di mana seseorang pernah melakukan bunuh diri karena di putus oleh kekasihnya” jawab Naeun.

“jadi dengan kata lain mereka tidak mau menggunakan gudang ini karena berhantu?”

“bisa jadi begitu” jawab Naeun singkat.

“Ayo masuk, letakkan ini semua dan segera pergi dari sini!” ucap Jiyeon.

“Wae? Kenapa terburu-buru? Kau takut?” goda Naeun.

“Takut? Tentu saja tidak!” jawab Jiyeon kemudian masuk mendahului Naeun. Naeun hanya tersenyum kecil dan menyusul langkah Jiyeon masuk ke dalam gudang yang gelap itu.

“Kau benar, gudang ini cukup luas. Hanya saja sudah terlalu banyak barang di sini” ucap Jiyeon sambil menjelajah masuk ke dalam gudang dan meletakkan buku yang sedari tadi ia bawa ke rak.

“Ya kau benar, tapi mungkin kau bisa menemukan buku yang di perpustakaan tidak ada” jawab Naeun.

“...” tidak ada jawaban dari Jiyeon.

“Jiyeon?” panggil Naeun.

“...”

“Jiyeon? Kau masih di sini kan?” Naeun mencari keberadaan Jiyeon, dan ia mendengar suara pintu di tutup dengan sangat keras. Dan Naeun segera menghampiri asal suara itu.

“Jiyeon! Kenapa kau tutup pintu nya?” tanya Naeun.

“Wae? Kau takut Son Naeun?” Jiyeon balik bertanya, suaranya berubah dingin dan auranya berubah kejam.

“....Jiyeon?” Naeun heran dengan sikap Jiyeon yang tiba-tiba berubah.

“Akhirnya kita bisa berdua Son Naeun. Hanya ada aku dan kau!” ucap Jiyeon.

“Apa yang kau bicarkan? Aku tak mengerti maksud mu!” tanya Naeun.

“Ini adalah kesempatan terakhir mu menghirup udara segar!” ucap Jiyeon, matanya mulai berubah jadi merah.

“Mwo? Jiyeon! Kau kenapa? Ada apa dengan mu?”

“ucapkan selamat tinggal pada dunia! Son Naeun! Hari ini juga kau akan mati di tangan ku!”

To be continue.......