Maaf atas keterlambatan post, karena saya sibuk. happy reading. dont forget for RCL.. :D gomawo, gamsahamnida, arigatou, thank you :)
Author : Song Rae Won (dhytha)
Tittle : Angel
Genre : Romance, fantasy,killer.
Kategori : PG 15 , NC 18+
Length : Series
Soundtrack :
Tittle : Angel
Genre : Romance, fantasy,killer.
Kategori : PG 15 , NC 18+
Length : Series
Soundtrack :
Opening : EXO
K – Black Pearl
Closing : EXO K – Heart Attack
Main cast :
Closing : EXO K – Heart Attack
Main cast :
Infinite Kim
Myung Soo as L
EXO K Kim Jongin as Kai
EXO K Kim Joon Myun as Suho
EXO M Wu Fan as Kris
SHINee Lee Taemin as Taemin
Beast Lee Gikwang as Gikwang
A-Pink Son Naeun as Naeun
Dalshabet Park Soo Bin as Subin
SNSD Im Yoona as Yoona
Tara Park Jiyeon as Jiyeon
Miss A Suzy as Suzy
Hello Venus Yoo Ah Ra as Yooara
EXO K Kim Jongin as Kai
EXO K Kim Joon Myun as Suho
EXO M Wu Fan as Kris
SHINee Lee Taemin as Taemin
Beast Lee Gikwang as Gikwang
A-Pink Son Naeun as Naeun
Dalshabet Park Soo Bin as Subin
SNSD Im Yoona as Yoona
Tara Park Jiyeon as Jiyeon
Miss A Suzy as Suzy
Hello Venus Yoo Ah Ra as Yooara
Part
5
Author
pov
Saat akan mengungkap kan identitasnya, L dicegah
oleh Yooara. Dan kemunculan Kris sebagai pelatih basket baru membuat Kai dan
Taemin curiga. Kemudian muncul lagi seorang namja misterius yang tiba-tiba akan
membantu Kai dan Taemin mengungkap permainan aneh ini.
“NUGUYA!?” teriak Taemin. Kai dan Taemin langsung
menuju balkon.
“Aku akan membantu kalian mengungkap permainan aneh
ini” ucap namja misterius itu.
“Huh!... kau ingin menjadi player baru di permainan
ini?” ucap Kai.
“Aku bukan player biasa, bisa di bilang aku adalah
password utama kalian untuk menyelesaikan permainan yang mematikan ini” ucap
namja itu.
“Permainan mematikan kau bilang?” ucap Taemin.
“Semua game memiliki sebuah nyawa bukan? Dan kau
sebagai player harus mempertahankan nyawa mu jika kau ingin menang. Bukan hanya
mempertahankan, tapi juga sebuah strategi yang jitu untuk mengalahkan musuh mu.
Bukan kan itu benar Kim Jongin?” ucap namja misterius itu.
“Katakan siapa kau?” ucap Kai yang mulai geram
mendengar namja itu banyak bicara.
“Aku”
**
-Keesokan harinya-
“Naeun! Son Naeun!” panggil Subin. Naeun pun
menghentikan langkahnya.
“Subin?” gumam Naeun,
“Bagaimana? Kau kemana saja kemarin bersama L?”
tanya Subin.
“Mwo? ... tidak ke mana-mana. Dia hanya mengantar ku
pulang.” Jawab Naeun. Subin pun langsung berdiri di depan Naeun sehingga Naeun
menghentikan langkahnya.
“Pulang!? Hanya itu?” Subin tidak percaya.
“Ne, memangnya kenapa?” Naeun menjawab dengan wajah
polos. Tiba-tiba Kai datang.
“Subin, ayo kita bicara!” ucap Kai tiba menyeret
tangan Subin dan sama sekali tidak memperhatikan Naeun.
“Yaa! Kai, kenapa tidak bicara di sini saja!” teriak
Subin, dan mereka berdua berlalu meninggalkan Naeun.
“Huh! Apa-apa’an ini! Dia tidak tau aku? Apa
pura-pura tidak tau! Dasar!” geram Naeun.
Kai mengajak Subin ke taman belakang kampus yang
sepi.
“Kai! Kau ingin bicara apa? Kenapa harus menyeret ku
sejauh ini!” protes Subin. Kai pun berhenti dan melepaskan tangan Kai.
“Naeun dalam bahaya” ucap Kai.
“Naeun? ... Kai, apa yang kau bicarakan!” ucap Subin
tak mengerti.
“Sulit untuk menjelaskannya, level game ini sudah
hampir end” ucap Kai.
“Kai! Bicaralah yang jelas! Aku tak mengerti maksud
mu!” Subin semakin bingung.
“Kau pasti akan tau, sekarang aku hanya minta tolong
pada mu. Jaga Naeun dari L. Jangan biarkan L mendekati Naeun” ucap Kai.
“Aaa... Kau...” Subin menghentikan ucapannya dan
mengingat-ingat tentang percakapannya dengan Suzy.
Flashback
“Gawat!” ucap Suzy.
“Gawat? Apanya yang gawat!” Subin bingung.
“Kau bilang yang telpon tadi Kai?” ucap Suzy. Subin
hanya mengangguk.
“Dan kau bilang Naeun sedang bersama L?” ucap Suzy
lagi. Subin hanya mengangguk.
“Aaa!! Subin! Bapoya!” ucap Suzy.
“Wae! Kau bilang aku bodoh!” ucap Subin tidak terima.
“Ne, kau bodoh Park Soo Bin!... apa kau tidak
menyadari kalau Kai menyukai Naeun? Aahh mendengar Naeun bersama L pasti Kai
sangat cemburu dan sangat marah!” ucap Suzy.
Flashback
end
“Apa? Kau mengira aku cemburu?” ucap Kai. Kai
mendekati Subin dan menatap mata Subin dengan pandangan mata yang sangat
dingin.
“Aku... tidak hanya cemburu... aku benar-benar
sangat marah!” ucap Kai dingin. Subin sampai beku mendengar ucapan Kai yang
demikian. Kai pun meninggalkan Subin begitu saja.
“Hah! Apa itu tadi? Aku sama sekali belum pernah melihat
Kai seperti itu” ucap Subin.
Sementara itu Naeun yang ditinggalkan begitu saja
oleh Kai dan Subin tadi, berjalan sendirian menuju kantin. Saat di jalan, sebuah
mobil melaju dengan kencang.
“Baiklah! Tak apa jika kau mengabaikan ku! Aku juga
bisa mengabaikan mu!” gumam Naeun yang masih tak terima dengan sikap Kai.
Hingga tidak memperhatikan jalan, ada sebuah mobil yang melaju kencang.
“SON NAEUN! AWAS!” teriak Taemin yang melihat Naeun
akan tertabrak mobil, tapi sayang Naeun tidak mendengar suara Taemin. Dan....
“Gwaenchana?” ucap namja dengan nafas
terengah-engah.
“humph... heem.... ne gwaen...chanayeo” jawab Naeun
terbata.
“Syukurlah” jawab namja itu. Mereka berdua pun
berdiri.
“Mianhe, aku tidak memperhatikan jalan. Kau tidak
apa-apa?” Ucap pengendara mobil yang melaju kencang tadi.
“Apa yang kau pikirkan Kris ssi? Sehingga kau tidak
memperhatikan jalan?” ucap namja yang telah menolong Naeun.
“Aku sedang memikirkan namja chingu ku yang harus
pergi karena dia” ucap Kris bernada dingin dan menatap mata namja yang menolong
Naeun tadi.
“Mianhe, apa yang sedang kalian bicarakan?” ucap
Naeun memotong pembicaraan mereka berdua.
“Mianhe Naeun, kami tidak” ucap Kris.
“Suho hyung?” ucap Taemin menghampiri Naeun.
“Naeun, gwaenchana?” Tanya Taemin. Naeun hanya menjawab
dengan anggukan kepala.
“Baiklah aku harus pergi, sekali lagi maafkan aku
Son Naeun” ucap Kris kemudian meninggalkan mereka bertiga.
“Nuguya? Aku tidak mengenalnya, kenapa dia tau nama
ku?” ucap Naeun.
“Pelatih basket baru” jawab Taemin.
“Jinjayeo? Bagaiman dengan Siwon seongsaengnim?”
tanya Naeun.
“Molla, tiba-tiba tidak ada kabar” jawab Taemin.
“Baiklah, aku harus pergi, sampai jumpa” ucap Suho.
“Chakamanyeo, mianhe aku malah mengabaikan mu yang
sudah menolong ku tadi” ucap Naeun.
“Ah, gwaenchana” jawab Suho.
“Perkenalkan Naeun, dia kakak kelas ku saat SMA, Kim
Joon Myun hyung, panggil saja dia Suho oppa” ucap Taemin.
“Son Naeun imnida, gamsahamnida kau sudah menolong
ku” ucap Naeun.
“Cheonma, lain kali hati-hati. Baik aku pergi dulu”
Suho meninggalkan mereka berdua namun berbalik lagi
“Game ini semakin seru bukan? Mempertahankan dan
atur strategi, kita pasti menang dan mengungkap teka-teki game ini. Bukankah
semakin seru Lee Taemin?” Ucap Suho sambil tersenyum dingin, dan meninggalkan
mereka berdua. Taemin yang mendengar ucapan Suho hanya tersenyum dingin pula.
“Apa maksudnya?” bisik Naeun pada Taemin.
“Kau yeoja! Tak perlu tau!” ucap Taemin dan berjalan
meninggalkan Naeun. Naeun mengikuti Taemin dan mengomel.
“Yaa! Kenapa kau jadi menyebalkan seperti Kai!
Aaahh!! Kalian benar – benar seperti saudara kembar! Wajah, sifat dan cara
berbicara kalian benar-benar sama!” omel Naeun. Namun Taemin sama sekali tidak
menggubris omelan Naeun. Dia justru mengingat kejadian munculnya namja
misterius saat di apartemennya kemarin malam.
Flashback
“Aku white angel, Kim Joon Myun, panggil saja aku
Suho. kau tidak salah Kai, jika mencurigai Kris sebagai angel. Dia adalah teman
baik ku. Tapi sekarang tidak, karena sebuah cinta dia menjadi jahat. Tapi dia
tetap white angel” jelas Suho.
“Cinta? apa
maksud mu?” tanya Taemin.
“Jika aku beritau sekarang, maka game ini tidak akan
seru lagi.” jawab Suho.
“Jika ini sebuah drama, kau seperti orang di balik
skenario drama” ucap Kai dingin.
“Heemmm.... aku akan ikut melindungi Son Naeun” ucap
Suho.
Flashback
end
Karena memikirkan percakapan kemarin malam, Taemin
melamun dan menghentikan langkahnya.
“Yaa! Taemin-ah! ... LEE TAEMIN ssi!” teriak Naeun
menyadarkan Taemin dari lamunannya.
“Mwo?” jawab Taemin inocent.
“Yaa! Apa yang kau pikirkan?! Kau tidak sadar saat
ini kau berdiri di mana?” ucap Naeun kesal.
“yaa! Cepat menyikir!” “heh! Apa yang kau lakukan di
situ!” “heh! Kau cari mati ya!”
Taemin melihat sekeliling dengan wajah inocent.
“Maaf, maaf tuan, maaf!” Naeun meminta maaf pada
semua orang di sana. Dan langsung menarik tangan Taemin.
“Berhenti di tengah jalan seperti itu! Apa yang
sedang kau pikirkan! Yeoja kah yang kau pikirkan! Yeoja seperti apa itu! Hah!”
omel Naeun sambil menarik Taemin pergi dari tengah jalan. Sampai di tepi jalan,
Taemin berhenti dan menarik tangan Naeun.
“Mianhe” ucap Taemin.
“Seharusnya kau meminta maaf pada tuan-tuan tadi,
bukannya pada ku!” jawab Naeun.
“Naeun... HAI!” teriak Suzy dari kejauhan.
“Ah, Suzy”
**
Sementara itu di taman kampus, Subin duduk melamun
memikirkan pembicaraannya bersama Kai tadi.
“Wae? Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Kai
benar-benar menyukai Naeun?” gumam Subin.
“Kau sedang bicara dengan siapa?” ucap yeoja yang
tiba-tiba duduk di samping Subin.
“Jiyeon?”
“Aku disini sampai kau tidak tau, apa yang kau
pikirkan?” tanya Jiyeon.
“Heem mianhe, anio eopseoyeo (tidak, tidak ada)”
jawab Subin tersenyum.
“Ke mana Naeun dan Suzy, biasanya kalian kan selalu
bersama?” tanya Jiyeon lagi.
“Mollayo (entahlah)”
“Kalian bertengkar?”
“Anio! Uri gwaenchanayeo (tidak, kami baik-baik
saja)”
“Geureseo (baiklah)...”
“Jiyeon ah...” panggil Subin.
“Ne?”
“Apa kau mengenal Kim Myung Soo?” tanya Subin.
“Heemmbb... anio, aku hanya tau dia mahasiswa di
sini. Waeyeo?”
“Ah, anio”
“Kau menyukainya?” goda Jiyeon.
“Anio! ... ku rasa dia menyukai Naeun” bantah Subin.
“Ah... begitu ya”
**
Naeun berdiri di depan sebuah apartment, pandangan
matanya kosong. Kakinya ragu saat akan berjalan memasuki apartment itu. Dengan
sedikit menghela nafas panjang, ia putuskan untuk memasuki apartment itu dan
menuju lantai 23 apartment no 175. Hanya membutuhkan waktu kurang dari 10
menit. Naeun sudah berada di depan pintu apartment no 175. Keraguan muncul
kembali saat ia akan memencet bel. Tangannya bergemetar, pikirannya sedang
mengingat percakapannya dengan Suzy tadi siang.
Flashback
“Kau tidak tau?” tanya Suzy.
“Anio” jawab Naeun dengan menggeleng dan raut
wajahnya sangat cemas.
“Beruntung kau punya teman seperti ku yang selalu
tau segala macam informasi. Ne, Kim Myung Soo sedang sakit. Apa kau tidak ingin
melihatnya?” jelas Suzy.
“Apakah parah? Kemarin dia baik-baik saja” ucap
Naeun dengan nada khawatir.
“Mollayo, aku belum melihatnya. Jadi aku sendiri
tidak tau keadaanya seperti apa sekarang. Pergilah, mungkin dia akan sembuh
jika melihatmu” jawab Suzy.
“....” Naeun hanya terdiam dan pandangan matanya
menjadi melamun menatap tanah.
“Baiklah, aku pergi dulu. Seohyun seongsaengnim akan
marah jika aku telat” pamit Suzy.
Flashback
end
Naeun menarik nafas dalam-dalam dan berusaha kuat
sekedar untuk memencet bel apartment L. Ting tung... satu kali dan tidak ada
jawaban. Pikiran Naeun semakin khawatir takut terjadi apa-apa dengan L di
dalam. Ting tung....ting tung....ting tung... berkali-kali Naeun memencetnya.
Dan akhirnya memutar gagang pintu berusaha membukanya, Naeun kaget, karena
pintu itu terbuka jadi dia tidak perlu tenaga untuk menobraknya atau telepon
jasa tukang servis kunci untuk membukanya.
“Kim Myung Soo? Apa kau di dalam?” Naeun ragu untuk
masuk dan membuka perlahan pintu, ia melihat ke dalam apartment yang sepi
seperti tidak ada orang.
“L ssi? Odiega? (Kau di mana?)” Naeun yang tadinya
mengintip kini masuk dan menutup pintunya. Ia berjalan perlahan hampir tidak
menimbulkan suara. Ia melihat keadaan aparment L yang sangat berantakan,
seperti telah ada rentenir yang merusak semua barang saat menagih hutang.
“Yaa! L ssi! Odiega!? Kim Myung Soo!” Naeun sedikit
berteriak memanggil nama L dan mencari ke sekeliling dan ia menemukan L pingsan
tidak jauh dari ranjangnya.
“L! Myung soo! Gwaenchanayeo?” Naeun dengan segera
menghampiri L dan berusaha menyadarkannya. Naeun mengambil ponsel di saku
jacketnya dan hendak menelpon ambulans namun tangan L mencegah Naeun untuk
melakukan hal itu.
“L?” ucap Naeun menatap L dengan sangat sedih.
“Aku mohon jangan.... Na neun gwaenchana (aku
baik-baik saja)” ucap L. Suaranya begitu lemah, wajahnya putih pasih sangat
pucat. Seperti tidak ada darah mengalir dalam tubuhnya. Tanpa sadar Naeun
meneteskan air mata. Ia membantu L bangun dan menidurkannya di ranjang.
Memberinya selimut, membereskan apartment yang berantakan dan menyiapkan bubur
untuk L.
“Ada apa kau ke sini?” tanya L.
“Mendengar kau sakit, jadi aku ke sini” jawab Naeun
yang kini duduk di samping ranjang L.
“Kau salah, kau akan dalam bahaya jika kau ke sini”
ucap L.
“Apa maksud mu? apa kau tidak senang melihat ku?
Baiklah aku akan pergi” jawab Naeun sedikit sedih.
“Gajima! (jangan pergi!)” cegah L dengan menarik
tangan Naeun. L bangkit dari tidurnya dan duduk sembari menahan sakit di dadanya.
“Gomawo” ucap L. Kini mereka berdua duduk
berhadapan.
“Jika tidak ada kau, mungkin aku sudah mati” tambah
L.
“Ayo kita ke rumah sakit” ajak Naeun.
“Anio! Sireo! (tidak! Aku tidak mau!)” tolak L
cepat.
“Waeyeo?”
“Seumur hidup ku aku tidak akan pernah pergi ke
sana” jawab L.
“Kau takut?” gumam Naeun.
“...” L tidak menjawab ia mengalihkan tatapan
matanya ke arah lain. Naeun melihat kalung pasir yang di pakai oleh L.
“Kalung mu unik, di mana kau membelinya?” tanya L.
“Aku tidak membelinya” jawab L dingin.
“Geuraeseo? Bagaimana kau mendapatkannya?” tanya
Naeun lagi.
“Kau benar-benar seperti anak kecil yang selalu
ingin tau” jawab L dingin.
“Baiklah aku tidak akan bertanya lagi” jawab Naeun,
tapi Naeun terus mengamati benda itu. Kalung pasir yang ia bilang unik itu.
Hampir semua pasir terkumpul di bawah, pasir yang di atas dengan perlahan turun
ke bawah.
“Gawat!” ucap L tiba-tiba.
“Ada apa?” Naeun bingung.
“Sembunyilah! Cari tempat sembunyi yang aman!”
perintah L.
“Apa maksud mu? kenapa aku harus sembunyi? Siapa
yang akan datang?” Naeun tidak mau bersembunyi. L turun dari ranjang dan
menyeret Naeun berdiri agar ia mau bersembunyi. Naeun berusaha melepaskan
tangan L yang memegang dengan erat. L membuka pintu lemari pakaiannya.
“Nuguya? Siapa yang akan datang?” tanya Naeun, kali
ini nadanya sedikit dingin.
“...” namun L hanya diam dan malah menatap tajam
Naeun.
“Kekasih mu?” mata Naeun berkaca-kaca. Namun L tetap
diam dan menyuruh Naeun untuk masuk ke dalam lemari pakaiannya yang tidak cukup
udara dan sempit itu. Mungkin jika terlalu lama Naeun bisa mati di situ.
Ceklek... suara orang membuka pintu. Dan masuklah seoranh yeoja dan ia melihat
L berbaring di ranjangnya.
“Kau benar-benar akan mati hanya untuk yeoja itu?”
ucap yeoja itu.
“mati pun aku tidak akan menyesal” jawab L.
“Kau benar-benar menyedihkan Kim Myung Soo, ... apa
kau pikir dengan menghapus ingatannya kau sudah melindungi dia?” ucap yeoja itu
dengan nada dingin.
“lepaskan dia” ucap L.
“Anio! Aku sama sekali tidak akan melepaskan mangsa
ku!” jawab yeoja itu dengan pandangan mata tajam seperti akan membunuh orang.
“Kau benar-benar iblis!” ucap L dengan pandangan
sama seperti yeoja itu. Suasana sangat tegang, demikian Naeun yang kini sedang
bersembunyi di balik lemari. Dia benar-benar ketakutan mendengar pembicaraan L
dengan yeoja itu. Pembicaraan yang menurut Naeun mengerikan.
“Heemm... hati-hati dengan ucapan mu L, kau sendiri
adalah iblis” ucap yeoja itu namun dengan lirih sehingga Naeuntidak dapat
mendengar apa yang di ucapkan yeoja itu.
“Heemm, sepertinya di sini tidak hanya kita berdua”
yeoja itu melihat sekeliling dan berjalan mendekati lemari pakaian L.
“Apa maksud mu? apa kau melihat ada orang lain di
sini?” ucap L.
“Anio! Hanya saja, aku merasa orang itu sedang
bersembunyi ...... bersembunyi di sini” jawab yeoja itu, senyuman membunuh
terpancar di wajahnya. Yeoja itu memegang handle pintu lemari pakaian L. Naeun
yang medengar suara yeoja itu, sangat tegang seluruh badannya bergemetar,
dengan sekuat tenaga ia harus menahannya agar tidak menimbulkan suara yang
mecurigakan.
“Hentikan! Dan pergi dari sini!” bentak L sambil
menahan rasa sakit di dadanya.
“Aku akan pergi, setelah menemukan siapa yang
bersembunyi” ucap yeoja itu. Ia dengan perlahan membuka pintu lemati itu.
To
be continue