Kamis, 20 Maret 2014

FF Sehun EXO







Judul           : Stupid Boy and Smart Girl
Author         : Dhytha
Length         : One shoot
Categori      : PG17+
Genre          : Romance, school, little bit comedy
Main Cast    : Oh Sehun
                     Yoon So Hee
Another Cast (temukan sendiri
J)
Ost             : EXO-K _ Lucky

Suara riuh para siswa Jeguk Senior High School memenuhi ruang aula sekolah, mereka sedang melihat pengumuman nilai try out ujian masuk universitas. Para siswa kelas 12 ini sedang dalam tahap akan memasuki perguruan tinggi. Seorang yeoja tersenyum puas begitu melihat namanya bertengger di nomor 1 diantara 100 lebih siswa di Jeguk Senior High School.

“Wah! Daebak! Kau benar-benar hebat Yoon So Hee!” ucap Krystal teman baik So Hee sejak mereka duduk di bangku Junior High School.

“Gomawo” jawab So Hee dengan senyuman yang begitu manis menghiasi wajahnya.

“Hahaha..... lihat! Nama mu ada di nomor 100!” seorang namja mengatakannya dengan sangat lantang sambil menahan tawa, tapi dia jelas-jelas sudah tertawa keras. Mendengar itu Krystal dan So Hee langsung melihat nama yang tertera di nomor 100.

“Oh Sehun...” ucap lirih Krystal. So Hee hanya diam dan kemudian hanya berkata “sudah ku duga” dan kemudian meninggalkan papan pengumuman.

“Yaa! So Hee! Chakaman!” Krystal berlari menyusul So Hee. Dan kemudian muncullah Oh Sehun dari kerumunan para siswa.

“Minggir2!” Sehun membentak-bentak. Merasa dia adalah anak dari ketua yayasan sekolah ini, dia selalu seenaknya sendiri.

“Hahaha.....” seorang namja yang tadi berusaha menahan tawa kini benar-benar tertawa puas di depan Sehun. Siapa lagi dia kalo bukan teman Oh Sehun, Chanyeol.

“Yaa! Apa yang kau tertawakan?” ucap Sehun sinis.

“Itu lihatlah!” jawab Chanyeol menunjuk papan pengumuman di depannya.

“Selamat ya nak! Kau dapat nomor 100 lagi” ucap Kim Jong In yang tak lain teman Oh Sehun juga.

“.....” Sehun hanya diam dan melihat namanya benar-benar bertengger di nomor 100.

“Prestasi mu sungguh sangat mengagumkan!” ejek Chanyeol.

“Nomor 75 dan nomor 60! apakah itu prestasi yang sangat membanggakan bagi kalian!” ucapnya pada Chanyeol dan Kai. Dengan kesal Sehun meninggalkan aula dan menuju ke kelasnya. Chanyeol berada di nomor 75, dan Kai sendiri berada di nomor 60. Memang dari mereka bertiga yang terlihat pintar hanya Kai. Tapi kemampuan Kai belum bisa mengalahkan kemampuan So Hee yang bertengger di nomor 1 maupun mengalahkan Luhan yang bertengger di nomor 2.

Sehun memasuki kelas dan mendapati So Hee duduk di bangkunya yang dekat jendela sedang membaca novel. Sehun cuek-cuek saja dan duduk di bangkunya. Bangkunya di pojok paling belakang dekat jendela, berjarak 2 bangku dari bangku So Hee.

“Selamat ya. Kau sudah mempertahankan nomor 1 mu” ucap Sehun. So Hee sedikit tersentak karena Sehun berbicara dengannya. Ya mau berbicara dengan siapa lagi, saat itu keadaan kelas sangat sepi.

“Gomawo” jawab So Hee cuek. Kemudian terdengar suara kaki berlari menuju kelas.

“Oh Sehun, kau di panggil ke kantor!” ucap Kai.

“Aish! Sial!” gerutu Sehun, dengan sedikit malas ia berdiri dan meninggalkan ruang kelas. So Hee memandangi punggung Sehun yang makin lama makin jauh dan hilang saat ia berbelok setelah melewati pintu.

Oh Sehun berdiri tepat di depan meja Chen seongsaengnim, guru wali kelasnya. Guru Chen benar-benar di buat pusing dengan nilai Oh Sehun yang sama sekali tidak ada peningkatan.

“Yaa! Oh Sehun! Apa kau tidak pernah belajar! Apa kau benar2 tidak ingin masuk perguruan tinggi! Mau jadi apa kamu? Mau jadi apa bangsa ini jika semua siswa seperti kamu!” guru Chen mengomel-ngomel tak karuan.

“Mianhe” hanya satu patah kata itu saja yang keluar dari bibir Sehun.

“Mwo? Hanya itu? Dasar anak ini!” guru Chen memegang tengkuknya yang mulai merasakan sakit karena banyak pikiran. (perasaan kalo banyak pikiran itu, kepalanya yang di pegang, kenapa malah tengkuknya?).

“Aku akan menelpon hyung mu!” guru Chen memutuskan.

“Andwe! Jangan hyung! Kenapa guru tidak bicara saja dengan ayah atau ibu. Kau bisa bicara dengan mereka tapi ku mohon jangan hyung!” Sehun benar-benar takut saat guru Chen memutuskan bahwa ia akan menghubungi hyung nya. Entah kenapa Sehun lebih takut kepada hyungnya dari pada takut pada ayah dan ibunya.

“Keluarlah!” perintah guru Chen dan mengabaikan perkataan Sehun. Sehun dengan wajah cemberut meninggalkan ruangan guru Chen.

Yoon So Hee dan Krystal sedang duduk santai mengobrol di taman depan sekolah sambil melihat anak-anak kelas 11 bermain bola basket. Tiba-tiba Krystal tercengang melihat mobil sedan mewah berwarna hitam masuk ke sekolah mereka.

“So Hee! Lihat! Bukankah itu mobil Suho oppa?” ucap Krystal antusias. So Hee melihatnya dan memang benar seorang namja yang katanya Krystal bernama Suho tadi keluar dari dalam mobil.

“Aaahhh!!! Dia semakin tampan!” Krystal menjerit.

“Hush! Bisakah kau tidak berteriak? Selalu saja!” protes So Hee. Iya memang kebiasaan Krystal adalah berteriak histeris saat melihat namja tampan. Padahal namja chingu nya juga sangat tampan.

“Untuk apa ya Suho oppa kemari?” Krystal bertanya-tanya.

“Molla! Pasti dia memenuhi panggilan guru Chen” jawab So Hee.

“MWO? Guru Chen?” Krystal kaget.

“Ujian masuk universitas kurang 1 bulan lagi. Sementara nilai Sehun sama sekali tidak ada peningkatan, dan inilah tindakan akhir yang diambil guru Chen. Terima tidak terima, itulah yang harus di hadapi Sehun” jawab So Hee.

“Kenapa kau bisa tau semuanya?” Krystal menganga.

“Yaa! Tutup mulut mu itu, apakah kau ingin lalat masuk ke dalam mulut mu?” jawab So Hee seraya bangkit dari duduknya dan meninggalkan Krystal yang masih penasaran dari mana So Hee mengetahui semua rencana guru Chen.

Suho duduk berhadapan dengan guru Chen. Guru Chen tersenyum bangga melihat anak muridnya dahulu kini sudah berpakaian berdasi dan sukses.

“Bagaiamana kabar mu Suho?” guru Chen berbasa-basi.

“Aku baik. Apakah anda memanggilku karena ada masalah dengan Oh Sehun?” Suho ingin guru Chen to do point. Mengingat dia calon direktur perusahaan ayahnya, dia pasti benar-benar sibuk. Jika di bandingkan Sehun, Suho jauh lebih pintar darinya. Dahulu Suho selalu menjadi siswa kebanggan semua guru karena kepintarannya. Peringkat 1 sudah menjadi hal biasa bagi Suho. Benar-benar berbeda jauh dengan Sehun yang pemalas yang sukanya hanya bermain-main saja.

“Ya, kau memang benar. Ini masalah nilai Sehun yang sama sekali tidak mengalami peningkatan. Sebagai guru wali kelasnya, entah apa lagi yang harus kulakukan. Aku harap kau sebagai hyungnya mau menindaknya dengan tegas” jelas guru Chen.

“Baiklah saya mengerti. Kalau begitu saya permisi” pamit Suho meninggalkan ruangan guru Chen. Namun ia tidak benar-benar meninggalkan sekolah. Ia pergi ke aula tempat pengumuman try out. Ia berdiri menyembunyikan kedua tangannya di saku celananya sambil memandangi papan pengumuman itu. Suho hanya menggeleng ketika melihat bahwa nama Oh Sehun benar-benar berada di nomor 100.
Tap tap tap... suara sepatu seorang namja mendekati Suho.

“Apa yang di katakan guru Chen?” tanya namja itu yang ternyata Sehun. Suho membalikkan badan dan mendapati Sehun berdiri di belakangnya.

“Haruskah aku mengatakannya sekarang? Nanti malam aku punya banyak waktu luang. Tidakkah lebih santai untuk membicarakannya nanti malam? Aku masih ada urusan” jawab Suho yang kemudian berlalu meninggalkan Sehun. Sehun yang masih terdiam berdiri hanya bisa tersenyum sinis.

Kelas akhirnya bubar. Ini sudah jam 4 sore. Semua siswa benar-benar lelah atas jam tambahan ini. Namun jam tambahan bagi So Hee sangatlah menyenangkan. Tidak bagi Sehun.

“Sehun... hei Oh Sehun!” Kai memanggil Sehun yang lagi tertidur.

“Hmm...” Sehun terbangun dengan malasnya.

“Dasar tukang tidur!” celetuk Krystal.

“Krystal, ayo kita pulang!” ajak Minhyuk sapa lagi kalo bukan kekasih Krystal. Mereka satu kelas.

“Sehun! Nanti malam ke club ya!” ajak Chanyeol.

“Yaa! Kalian para pelajar! Kenapa seenaknya keluar masuk bermain di club?” protes Krystal.

“Kenapa? Kau iri? Apa kau mau ikut juga?” ucap Chanyeol tidak terima.

“Yaa! Sudahlah Krys... ayo kita pulang!” ajak Minhyuk. Krystal hanya mengangguk karena luluh melihat namja chingu nya sedang merayunya. Manja banget deh si Krystal ini kalo lagi sama Minhyuk.

“Yoon So Hee, ayo kita pulang!” ajak Krystal.

“Kalian saja duluan. Aku masih ada urusan.” Jawab So Hee seraya merapikan buku-bukunya.

“Sehun! Bagaimana?” tanya Kai.

“Tidak bisa, malam ini aku ada urusan” jawab Sehun dan pergi meninggalkan kelas.

“Urusan apa? Yaa! Oh Sehun!” panggil Chanyeol. Kemudian Chanyeol dan Kai mengikuti Sehun.

“Kau ada urusan apa?” tanya Krystal pada So Hee.

“Rahasia!” jawab So Hee sambil tersenyum jahil.

“So Hee! Kau ini!” Krystal kesal karena tak biasanya So Hee main rahasia2an dengannya.

“Aku pergi dulu ya! Sampai jumpa!” So Hee pergi meninggalkan Krystal dan Minhyuk.

“Yaa! So Hee-ah! Yoon So Hee!” panggil Krystal. Tapi So Hee tetap berjalan dan melambaikan tangan.

Suho sudah menunggu Sehun cukup lama, dan akhirnya Sehun pun datang.
“Meskipun aku mempunyai banyak waktu, tapi aku langsung saja pada pokok permasalahannya” ucap Suho sesaat setelah melihat kedatangan Sehun yang masih memakai seragam sekolahnya.

“apa kau tidak membiarkan ku mengganti seragam ku?” tanya Sehun yang terlihat sedikit kesal.

“Jika kau tidak bisa meningkatkan nilai mu untuk try out minggu depan, kunci mobil berikan pada ku!” ucap Suho dingin dan tegas.

“MWO!” ucapan Suho tadi benar-benar berhasil membuat Sehun terkejut dan tidak percaya. “Keundae!” Sehun berusaha merayu hyung nya itu.

“Keundae jika kau berhasil, itu semua tidak akan terjadi” Suho memotong kalimat Sehun.

“Yaa! Hyung!” Sehun yang bisa berteriak saat ini.

“Jadi bagaimana caramu untuk meningkatkan nilai, itu tergantung kau sekarang” Ucap Suho terakhir dan kemudian meninggalkan apartment. Sementara Sehun yang berdiri diam mematung. Entah apa yang akan ia lakukan untuk meningkatkan nilainya dalam waktu singkat? Itu sungguh hal yang mustahil bagi seorang Sehun saat ini. Cobaan apa yang sedang kau berikan pada Sehun, Ya Tuhan... tabahkanlah hatinya.
Sehun melemparkan tubuhnya ke ranjang tidurnya setelah keluar dari kamar mandi. Setelah ia mengguyur badannya dibawah shower sambil berfikir apa yang harus ia lakukan. Kini kembali dia berfikir sembari menatap langit-langit kamarnya dan mengingat kata-kata hyung nya. (jika kau tidak bisa meningkatkan nilai mu untuk try out minggu depan, kunci mobil berikan pada ku!) (bagaimana caramu untuk meningkatkan nilai, itu tergantung kau sekarang) kata-kata itulah yang kini terngiang-ngiang di kepala Oh Sehun. Merasa frustasi, ia mengacak-ngacak rambutnya.

“Apa yang harus aku lakukan sekarang!?” gumam Sehun. Seolah tidak mau membuang waktu, ia bangkit dan menuju meja belajar yang berada di samping kiri ranjangnya. Untuk pertama kalinya Sehun menghampiri meja belajar itu. Sungguh kasihan meja belajar itu, sama sekali tidak terjamah oleh pemiliknya. Hanya sebagai pajangan pelengkap kamar saja.

“Baiklah, akan ku coba” Sehun ternyata mencoba untuk belajar sendiri, ia membuka buku matematetika. Pelajaran yang sungguh sangat dibencinya. Ia mencoba mengerjakan soal yang kemarin keluar di tryout. 10menit 20menit 30menit.... 1jam... 2jam... 3jam...

“Ah apa ini semua!” Sehun melemparkan soal-soal matematika itu. Tak ada satu soal pun yang ia kerjakan. Karena kesal ia kembali merebahkan tubuhnya ke ranjangnya, hingga akhirnya ia tertidur pulas.

Jam tangan Yoon So Hee menunjukkan pukul 10 malam. Pengunjung cafe mulai sepi.

“Yoon So Hee, ini saatnya kita tutup” ucap seorang namja.

“Nde algyeseumnida” jawab So Hee. Setelah itu di berjalan menuju pintu kaca dan membalik tulisan open menjadi close. Setelah itu So Hee mulai membersihkan meja-meja cafe yang tadi telah penuh dengan pengunjung.

“Ini sudah malam, biarkan aku saja yang bersihkan semuanya. Kau boleh pulang. Kau sudah bekerja cukup lelah hari ini” Ucap namja itu.

“Apakah tidak apa-apa jika aku pulang?” tanya So Hee.

“Aku sudah mengijinkan mu” ucap namja itu dengan senyum.
So Hee bekerja paruh waktu di cafe milik Xiumin. Xiumin sungguh baik kepada So Hee, 
bahkan So Hee sudah dianggap adik sendiri oleh Xiumin.

“Baiklah, aku akan kembali besok. Sampai jumpa!” pamit So Hee sembari menundukkan badan 90 derajat.

“Ne, istirahatlah! Kau besok harus sekolah. Jangan sampai nilai mu turun ya” Xiumin memperingatkan.

“Nde.” Jawab So Hee melambaikan tangan. Setelah melepaskan celemek dan mengganti baju kerjanya dengan seragam sekolahnya, So Hee pergi meninggalkan cafe dan pulang. Diperjalanan menuju rumah, jalanan sangat sepi dan dingin.

“Kenapa dingin sekali? Apakah musim akan berganti?” So Hee bertanya-tanya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku jacketnya. Dan ada sesuatu yang hangat seperti memeluknya dari belakang dan membuat So Hee terkejut.

“Ah...” So Hee dengan tanggap menoleh dan mendapati Luhan berdiri di belakangnya.

“Yaa! Kau mengagetkan ku!” So Hee mencoba mengatur nafasnya yang sudah dikejutkan oleh ulah Luhan.

“Mianhe... aku hanya tidak ingin kau kedinginan.” Ucap Luhan tersenyum. So Hee melirik jacket yang kini menyelimuti tubuhnya.

“Tapi kenapa kau bisa ada di sini?” tanya So Hee heran.

“....” Luhan tidak menjawab.

“Apa kau mengikuti ku?” ucap So Hee curiga.

“Aku tau kau pintar, tapi jangan bersikap seperti detektif!” jawab Luhan.

“Lantas apa! Sekarang jawab aku, kenapa kau bisa ada di sini?” tanya So Hee sedikit kesal.

“Aku suka jalan-jalan di jam segini. Menenangkan pikiran setelah penat belajar. Dan tidak sengaja aku melihat mu” jawab Luhan.

“Geojimal!” ucap So Hee sinis.

“Terserah, kau mau percaya atau tidak. Kau perjalanan pulang kan? Kajja! Akan kutemani sampai depan rumah mu.” ucap Luhan dan mendahului So Hee.

“Yaa! Chakaman!” So Hee berlari menghentikan Luhan. “kenapa kau bisa tau kalau aku sedang perjalanan pulang?” So Hee bertanya lagi.

“Bukankah ini arah jalan ke rumah mu?” jawab Luhan. Dibalik jawabanya ia sedikit tersenyum melihat tingkah So Hee yang terheran-heran.

“Ah... iya kau benar. Baiklah, ayo jalan” So Hee jalan di depan Luhan. Sementara Luhan masih tersenyum melihat tingkah lucu So Hee, yang menurut Luhan sangat menggemaskan.
Setelah berjalan cukup jauh menghabiskan waktu sekitar 30menit. Mereka sampai di depan rumah So Hee.

“Gomawo, sudah menemani ku pulang. Keundae, apa kau akan pulang sendiri?” tanya So Hee.

“Tentu saja. Masuklah, di luar dingin. Istirahatlah. Kau pasti lelah. Sampai umpa besok!” Luhan langsung meninggalkan So Hee dan melambaikan tangan dan menyunggingkan senyuman pada So Hee. Setelah melihat Luhan menghilang di belokan, So Hee masuk ke dalam rumah.

Namun ternyata Luhan belum benar-benar menghilang. Ia kembali muncul dari belokkan itu dan mengamati So Hee dari kejauhan.
“Mianhe, aku memang mengikuti mu Yoon So Hee, karena aku takut terjadi apa-apa dengan mu” gumam Luhan.

Pagi ini mungkin adalah hari yang berat bagi Sehun. Hari ini ia harus benar-benar serius memperhatikan guru saat menerangkan dan bahkan harus mengikuti pelajaran tambahan dengan seksama. Menghindari main dan tidur saat jam pelajaran berlangsung. Dan hal itu menjadi cobaan terberat bagi Sehun.
Jam pelajaran pertama, kedua akhirnya telah berlalu. Jam istirahat pun telah tiba. Kai dan Chanyeol terheran-heran, tumben sekali Sehun serius mengikuti pelajaran dari awal pelajaran di mulai sampai istirahat datang.

“Yaa! Sehun nie, setan apa yang telah merasuki mu? hari ini kau tampak serius sekali mengikuti pelajaran?” tanya Kai.

“Apa kau mendapat ancaman dari hyung mu?” tanya Chanyeol.

“Kalian berisik. Aku ada urusan” jawab Sehun singkat dan meninggalkan kelas begitu saja. So Hee, Krystal, Kai, Chanyeol melihat Sehun pergi begitu saja.

“Huh! Ada apa dengan dia?” ucap Krystal.

“Mungkin dia lagi dapet. Hahaha.....” ucap Chanyeol yang membuat Kai ingin tertawa juga.

“So Hee, ayo kita ke kantin” ajak Krystal.

“Kau dan Minhyuk saja duluan. Aku harus ke perpustakaan sebentar” jawab So Hee sambil membawa beberapa buku.

“Baiklah. Kajja!” Krystal meninggalkan kelas ke kantin bersama Minhyuk. So Hee juga meninggalkan kelas menuju ke perpus. Perpus menjadi kunjungan utama bagi So Hee sebelum ia menghabiskan waktu istirahatnya di kantin atau di tempat lain di sekolah ini.
Saat sibuk mencari-cari buku, So Hee mendengar seseorang sedang mengeluh. Dan benar saja, ia menemukan Sehun sedang duduk di balik rak buku paling pojok sendiri.

“Apa yang kau lakukan di situ?” tanya So Hee.

“Apa urusan mu?” jawab Sehun sinis. Tak perduli jawaban Sehun, So Hee malah merebut kertas yang ada di hadapan Sehun.

“Yaa!” teriak Sehun. So Hee menyembunyikan kertas di balik tubuhnya.

“Ssstt!!! Ini perpus bukan lapangan! Jadi jaga nada suara mu!” ucap So Hee sambil membuat tanda huruf satu di depan mulut Sehun. Sehun yang mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa membeku. So Hee membaca kertas yang direbutnya tadi.

“Apa? Soal seperti ini saja kau mengeluh? Dan bahkan kau berusaha mengerjakan cara mu salah!” ucap So Hee setengah meledek. Sementara Sehun hanya terdiam. “pantas saja kau ada di peringkat 100” lanjut So Hee.

“Yaa!” Sehun kembali berteriak.

“Sssttt!!! Ku bilang jangan berteriak! Pelankan suara mu!” So Hee kembali membuat tanda 1 jari di depan mulut Sehun.

“Baiklah, kau ingin tau cara yang paling mudah dan ampuh untuk mengerjakan soal-soal ini?” tanya So Hee.

“Bagaimana?” Sehun penasaran.

Krystal dan Minhyuk kembali ke kelas. Jam istirahat sudah berakhir.
“So Hee, kenapa tadi kau tidak ke kantin?” tanya Krystal.

“Maaf, aku ada sedikit urusan.” Jawab So Hee.

“Urusan? Apa itu?”

“Rahasia”

“Yaa! Kenapa kau akhir-akhir ini main rahasia2’an?!” teriak Krystal.

“Baiklah, bisakah kau pelankan suara mu Krystal? Kita akan mulai pelajarannya” ucap Taeyeon seongsaengnim.

“Ah... chesonghamnida” jawab Krystal sambil menundukkan badannya 90 derajat.

“Baiklah, buka buku kalian halaman 88. Kita akan membahas kembali bab .... bla bla bla.....
Jam pelajaran Taeyeon seongsaengnim pun berakhir hingga jam tambahan pun juga berakhir. Semua siswa terlihat lelah, kecuali So Hee dan Sehun yang sedikit tampak lebih semangat dari pada yang lainnya.

“Yaa! Sehun nie, hari ini kau benar-benar aneh! Bahkan kau tidak tidur selama jam pelajaran tambahan. Bukankah itu hal yang membosankan bagi mu?” tanya Chanyeol yang dari tadi masih penasaran dengan perubahan tingkah laku Sehun.

“Untuk sekarang dan seterusnya aku akan seperti ini” jawab Sehun dingin dan singkat. So Hee yang mendengarnya hanya tersenyum tipis sambil merapikan bukunya.

“So Hee, ayo kita pulang!” ajak Krystal.

“So Hee, kau masih ada urusan dengan ku!” ucap Sehun hampir bersamaan dengan ajakan Krystal.

“Mwo? Urusan dengan mu?” Krystal kembali bertanya pada Sehun.

“Ah, aku” belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tangan So Hee sudah di tarik oleh Sehun. Mereka berdua pun pergi meninggalkan kelas. Dan saat berjalan di koridor kelas, di belakang mereka ada Luhan yang melihat. Luhan hanya diam dan tersenyum tipis. Entah apa arti senyuman Luhan yang terlihat kurang ikhlas itu.

“Yaa! Lepaskan Sehun! Memangnya kita ada urusan apa lagi?” So Hee meronta dan melepaskan cengkraman tangan Sehun.

“Kau belum tua kan? Kenapa kau sudah lupa?” ucap Sehun.

“Yaa!” So Hee berteriak tidak terima dengan perkataan Sehun, namun ia teringat kalau ia janji akan mengajari Sehun tidak hanya matematika saja, tapi fisika dan pelajaran lainnya.

“Wae? Kau ingat sekarang?” tanya Sehun yang melihat ekspresi So Hee terdiam seperti memikirkan sesuatu.

“Keundae, tidak bisakah kita tunda belajar nya? Kita seharian sudah belajar. Belajar terus otak mu akan penat. Jadi sebaiknya kau pulang dan istirahat, kita belajar waktu istirahat seperti tadi saja ya. Sampai jumpa.” Ucap So Hee dan kemudian meninggalkan Sehun.

“Yoon So Hee!” teriak Sehun. So Hee yang sudah berjalan berapa meter di depan Sehun menoleh.

“Ne?” jawab So Hee.

“Terima kasih, untuk hari ini” ucap Sehun dengan senyum yang tidak biasanya ia tunjukkan pada seorang yeoja.

“Cheonma. Sampai jumpa.” So Hee melambaikan tangan dan meninggalkan Sehun.

Hari ini cafe tidak seramai kemarin, jadi So Hee bisa sedikit mencuri waktu untuk istirahat,

“Bagaimana pelajaran mu hari ini?” tanya Xiumin.

“Cukup menyenangkan” jawab So Hee sambil tersenyum.

“Kelihatannya ada yang special hari ini? Senyuman mu hari ini tidak seperti hari-hari biasanya. Semakin malam rupanya senyuman mu semakin cerah” goda Xiumin.

“Yaa! Oppa! Apa-apa’an kau ini?” So Hee malu.

“Lihat, pipi mu merah!” Xiumin semakin menggoda So Hee saat pipi So Hee merah seperti buah tomat.

“Aku pesan coffelate satu” suara seorang namja memesan minumannya. So Hee sedikit tersentak karena pelanggan ini datang dengan tiba-tiba.

“Baiklah, satu coffelate. Totalnya 8000won.” Ucap So Hee yang masih konsen dengan mesin kasirnya. Dan saat ia akan menerima uangnya dia kembali kaget.

“Sehun?” So Hee benar-benar terkejut.

“Jadi ini alasan mu, tidak bisa mengajari ku?” ucap Sehun sambil melihat sekeliling cafe.
Sehun duduk menunggu coffelate nya. Dan pesananya pun datang.

“Duduklah!” perintah Sehun pada So Hee.

“Keundae aku sedang bekerja” jawab So Hee.

“Cafe ini terlihat sepi, sesibuk apa diri mu?”
So Hee melirik Xiumin yang sedang mengelap gelas-gelas di meja bar. Dan Xiumin hanya mengangguk dan tersenyum seolah ada percakapan di antara mereka berdua

(Oppa, apakah aku boleh duduk?)
(tentu saja, aku mengijinkan mu)
So Hee pun duduk dihadapan Sehun.

“Kau ingin bicara apa?” tanya So Hee.

“Bagaimana kau membagi waktumu? Antara sekolah, bekerja dan belajar?”

“Itu, mudah sekali. Waktu sekolah ya sekolah, jika istirahat aku akan mempelajari sebentar apa yang sudah diberikan waktu itu. Waktu ku bekerja ya bekerja. Setelah lelah bekerja aku akan pulang dan istirahat, dan besok aku akan bangun pagi sekali untuk belajar pelajaran untuk hari itu.” Jelas So Hee panjang lebar.

“Baiklah. Cukup jelas.” Jawab Sehun mengerti. So Hee melirik jam tangannya menunjukkan jam 10.

“Ini sudah jam 10, cafe ini akan tutup.” Ucap So Hee.

“Apa kau mengusir ku?”

“Anio, bukan maksud ku seperti itu”

“Geuraseo?”

“...” So Hee tidak tau harus menjawab apa.

“Ini terlalu malam untuk kau pulang sendiri. Aku akan menemani mu.”

“Keundae, aku sudah terbiasa pulang sendiri.”

“Tidak untuk hari ini.”
So Hee pun pasrah. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dan berpamitan pada Xiumin. So Hee dan Sehun keluar cafe. Lagi-lagi Luhan melihat mereka dari kejauhan. Memang bukan kebiasaan Luhan jalan-jalan di jam segitu, tapi Luhan selalu menunggu So Hee pulang kerja dan mengikutinya untuk memastikan So Hee sampai dengan selamat di rumah.

“Yaa! Jangan di belakang!” ucap Sehun saat So Hee akan membuka pintu mobil bagian belakang.

“Wae?”

“Kau pikir aku sopir mu?” jawab Sehun dan ia membukakan pintu depan untuk So Hee.
Perjalanan pulang, So Hee tertidur di mobil. Sehun tidak tega untuk membangunkannya. Ia menatap wajah So Hee lekat-lekat. Dan Sehun tersenyum melihat wajah lucu So Hee yang sedang tertidur. Entah setan apa yang sedang merasuki Sehun. Sehun perlahan mendakti kening So Hee dan chu... ia mencium kening So Hee. Dan hal itu membuat So Hee terbangun. Sehun pun buru-buru kembali ke tempat duduknya.

“Apa kita sudah sampai?” tanya So Hee.

“Ne, kita sudah sampai”

“Kenapa kau tidak membangunkan ku?”

“Kau terlalu pulas untuk kubangunkan.”

“Baiklah, terima kasih sudah mengantar ku” So Hee melepas sabuk pengamannya dan turun dari mobil Sehun.

“Sampai jumpa besok” salam terakhir So Hee pada Sehun.

“Ne, sampai jumpa” Sehun pergi.
Kepergian Sehun, So Hee masih berdiri terdiam dan memegang keningnya. Apakah So Hee tidak sepenuhnya tertidur saat itu?

Hari demi hari terus berlalu, Sehun semakin giat belajar dan So Hee sendiri terus mengajari Sehun pelajaran apa dan bagian mana yang tidak Sehun mengerti. dan try out yang mungkin akan menjadi malapetaka bagi Sehun tiba. Sehun dengan tegang menanti Taeyeon seongsaengnim membagikan soal-soal tryout. Dan Sehun ingat pesan So Hee.

Saat try out nanti, anggap saja kau mengerjakan soal latihan seperti biasanya. Meskipun semua sudah selesai mengerjakan, jika waktunya belum selesai tetaplah fokus dengan apa yang kau kerjakan. Karena meraka yang menyelesaikan dahulu belum tentu jawaban mereka benar semua. Dan satu lagi yang tidak boleh terlewatkan adalah berdoa

Itulah pesan yang kini selalu di ingat-ingat Sehun. So Hee melirik kebelakang, melihat Sehun yang sedikit bersikap tegang tapi mencoba tenang.
“Aku yakin kau bisa... Oh Sehun” gumam So Hee.

Jika kemarin adalah hari Try out, maka hari ini adalah hari pengumuman try out. Hari ini adalah hari yang benar-benar menegangkan bagi Oh Sehun dan bahkan ia tidak mau melihat pengumuman itu. Ia malah bermain bola basket, sendiri di lapangan indor sekolah. Sampai suara yeoja menghentikan aktivitasnya.

“Oh Sehun!” teriak So Hee. Sehun menoleh, dan So Hee berlari dengan senyum bahagia, ia langsung memeluk Sehun. Sehun kaget dengan sikap So Hee.

“Ada apa?” Sehun bertanya-tanya.

“Kau berhasil Sehun! Kau berhasil!” ucap So Hee. Sehun yang masih tidak paham melepaskan pelukkan So Hee.

“Apa yang kau maksud?” tanya Sehun.

“Kau berada di peringkat 25! Kau berhasil Oh Sehun!”

“Jeongmalyeo!!!” senyuman tidak percaya menghiasi wajah Sehun.

“Hyung! Aku berhasil! Yeehhett!!!!” teriak Sehun puas. Dan kembali memeluk So Hee.

“Gomawo, Yoon So Hee” ucapnya tulus.

“Jika kau sendiri tidak memiliki keinginan untuk itu, kau tidak akan bisa seperti ini” jawab So Hee. Sehun melepaskan pelukannya dan menatap So Hee. Mereka terdiam dan hening. Sehun mencium kening So Hee, So Hee menutup matanya. Setelah ciuman di kening itu selesai...

“Apa kau melakukannya juga setiap kali aku tertidur?” tanya So Hee.

“Mwo? Jadi kau mengetahuinya?” Sehun kaget.

“Tentu saja! Dasar! Bapo!” jawab So Hee tertawa.

“Yaa!” teriak Sehun, karena tidak terima dibilang bodoh.

“Mwo?” So Hee inocent. Sehun tersenyum sinis dan mencium bibir So Hee dan berlari kabur.

“Yaa! Oh Sehun! Yaa! Kau!” teriak So Hee sambil menunjuk-nunjuk Sehun yang berlari menjauh. Sehun pun berhenti,

“Yoon So Hee, sarangheo!” teriak Sehun sambil membuat lambang love dengan kedua tangannya.

“Yaa! Oh Sehun! Berhenti kau! Mana boleh kau mencium bagian yang itu! Dasar pencuri! Yaa! Oh Sehun!” So Hee mengejar Sehun yang terus berlari mengitari lapangan basket.

THE END

4 komentar:

  1. how put Luhan.. over all.. I love this FF.. :D

    BalasHapus
  2. ah, maksudnya, how about Luhan.. hehe

    BalasHapus
  3. Keren.. tapi kok agak mirip The Heirs ya thor? Tapi gpp kok, keren! Keep writing author!

    BalasHapus
  4. @audrey : mirip dikit ggplah. Thx uda bca :-)
    @chisoura : iya ntar klo ada waktu q bikin sequelnya tentang luhan :-)

    BalasHapus