Judul : Stupid
Boy and Smart Girl
Author : Dhytha
Length : One shoot
Categori : PG17+
Genre : Romance, school, little bit comedy
Main Cast : Oh Sehun
Yoon So Hee
Another Cast (temukan sendiri J)
Ost : EXO-K _ Lucky
Author : Dhytha
Length : One shoot
Categori : PG17+
Genre : Romance, school, little bit comedy
Main Cast : Oh Sehun
Yoon So Hee
Another Cast (temukan sendiri J)
Ost : EXO-K _ Lucky
Suara riuh para siswa Jeguk Senior High School memenuhi ruang
aula sekolah, mereka sedang melihat pengumuman nilai try out ujian masuk
universitas. Para siswa kelas 12 ini sedang dalam tahap akan memasuki perguruan
tinggi. Seorang yeoja tersenyum puas begitu melihat namanya bertengger di nomor
1 diantara 100 lebih siswa di Jeguk Senior High School.
“Wah! Daebak! Kau benar-benar hebat Yoon So Hee!” ucap Krystal
teman baik So Hee sejak mereka duduk di bangku Junior High School.
“Gomawo” jawab So Hee dengan senyuman yang begitu manis menghiasi
wajahnya.
“Hahaha..... lihat! Nama mu ada di nomor 100!” seorang namja
mengatakannya dengan sangat lantang sambil menahan tawa, tapi dia jelas-jelas
sudah tertawa keras. Mendengar itu Krystal dan So Hee langsung melihat nama
yang tertera di nomor 100.
“Oh Sehun...” ucap lirih Krystal. So Hee hanya diam dan
kemudian hanya berkata “sudah ku duga” dan kemudian meninggalkan papan
pengumuman.
“Yaa! So Hee! Chakaman!” Krystal berlari menyusul So Hee. Dan
kemudian muncullah Oh Sehun dari kerumunan para siswa.
“Minggir2!” Sehun membentak-bentak. Merasa dia adalah anak
dari ketua yayasan sekolah ini, dia selalu seenaknya sendiri.
“Hahaha.....” seorang namja yang tadi berusaha menahan tawa
kini benar-benar tertawa puas di depan Sehun. Siapa lagi dia kalo bukan teman
Oh Sehun, Chanyeol.
“Yaa! Apa yang kau tertawakan?” ucap Sehun sinis.
“Itu lihatlah!” jawab Chanyeol menunjuk papan pengumuman di
depannya.
“Selamat ya nak! Kau dapat nomor 100 lagi” ucap Kim Jong In
yang tak lain teman Oh Sehun juga.
“.....” Sehun hanya diam dan melihat namanya benar-benar
bertengger di nomor 100.
“Prestasi mu sungguh sangat mengagumkan!” ejek Chanyeol.
“Nomor 75 dan nomor 60! apakah itu prestasi yang sangat
membanggakan bagi kalian!” ucapnya pada Chanyeol dan Kai. Dengan kesal Sehun
meninggalkan aula dan menuju ke kelasnya. Chanyeol berada di nomor 75, dan Kai
sendiri berada di nomor 60. Memang dari mereka bertiga yang terlihat pintar
hanya Kai. Tapi kemampuan Kai belum bisa mengalahkan kemampuan So Hee yang
bertengger di nomor 1 maupun mengalahkan Luhan yang bertengger di nomor 2.
Sehun memasuki kelas dan mendapati So Hee duduk di bangkunya
yang dekat jendela sedang membaca novel. Sehun cuek-cuek saja dan duduk di
bangkunya. Bangkunya di pojok paling belakang dekat jendela, berjarak 2 bangku
dari bangku So Hee.
“Selamat ya. Kau sudah mempertahankan nomor 1 mu” ucap Sehun.
So Hee sedikit tersentak karena Sehun berbicara dengannya. Ya mau berbicara
dengan siapa lagi, saat itu keadaan kelas sangat sepi.
“Gomawo” jawab So Hee cuek. Kemudian terdengar suara kaki
berlari menuju kelas.
“Oh Sehun, kau di panggil ke kantor!” ucap Kai.
“Aish! Sial!” gerutu Sehun,
dengan sedikit malas ia berdiri dan meninggalkan ruang kelas. So Hee memandangi
punggung Sehun yang makin lama makin jauh dan hilang saat ia berbelok setelah
melewati pintu.
Oh Sehun berdiri tepat di depan meja Chen seongsaengnim, guru
wali kelasnya. Guru Chen benar-benar di buat pusing dengan nilai Oh Sehun yang
sama sekali tidak ada peningkatan.
“Yaa! Oh Sehun! Apa kau tidak pernah belajar! Apa kau benar2
tidak ingin masuk perguruan tinggi! Mau jadi apa kamu? Mau jadi apa bangsa ini
jika semua siswa seperti kamu!” guru Chen mengomel-ngomel tak karuan.
“Mianhe” hanya satu patah kata itu saja yang keluar dari bibir
Sehun.
“Mwo? Hanya itu? Dasar anak ini!” guru Chen memegang
tengkuknya yang mulai merasakan sakit karena banyak pikiran. (perasaan kalo
banyak pikiran itu, kepalanya yang di pegang, kenapa malah tengkuknya?).
“Aku akan menelpon hyung mu!” guru Chen memutuskan.
“Andwe! Jangan hyung! Kenapa guru tidak bicara saja dengan
ayah atau ibu. Kau bisa bicara dengan mereka tapi ku mohon jangan hyung!” Sehun
benar-benar takut saat guru Chen memutuskan bahwa ia akan menghubungi hyung
nya. Entah kenapa Sehun lebih takut kepada hyungnya dari pada takut pada ayah
dan ibunya.
“Keluarlah!” perintah guru Chen
dan mengabaikan perkataan Sehun. Sehun dengan wajah cemberut meninggalkan
ruangan guru Chen.
Yoon So Hee dan Krystal sedang duduk santai mengobrol di taman
depan sekolah sambil melihat anak-anak kelas 11 bermain bola basket. Tiba-tiba
Krystal tercengang melihat mobil sedan mewah berwarna hitam masuk ke sekolah
mereka.
“So Hee! Lihat! Bukankah itu mobil Suho oppa?” ucap Krystal
antusias. So Hee melihatnya dan memang benar seorang namja yang katanya Krystal
bernama Suho tadi keluar dari dalam mobil.
“Aaahhh!!! Dia semakin tampan!” Krystal menjerit.
“Hush! Bisakah kau tidak berteriak? Selalu saja!” protes So
Hee. Iya memang kebiasaan Krystal adalah berteriak histeris saat melihat namja
tampan. Padahal namja chingu nya juga sangat tampan.
“Untuk apa ya Suho oppa kemari?” Krystal bertanya-tanya.
“Molla! Pasti dia memenuhi panggilan guru Chen” jawab So Hee.
“MWO? Guru Chen?” Krystal kaget.
“Ujian masuk universitas kurang 1 bulan lagi. Sementara nilai
Sehun sama sekali tidak ada peningkatan, dan inilah tindakan akhir yang diambil
guru Chen. Terima tidak terima, itulah yang harus di hadapi Sehun” jawab So
Hee.
“Kenapa kau bisa tau semuanya?” Krystal menganga.
“Yaa! Tutup mulut mu itu, apakah
kau ingin lalat masuk ke dalam mulut mu?” jawab So Hee seraya bangkit dari
duduknya dan meninggalkan Krystal yang masih penasaran dari mana So Hee
mengetahui semua rencana guru Chen.
Suho duduk berhadapan dengan guru Chen. Guru Chen tersenyum
bangga melihat anak muridnya dahulu kini sudah berpakaian berdasi dan sukses.
“Bagaiamana kabar mu Suho?” guru Chen berbasa-basi.
“Aku baik. Apakah anda memanggilku karena ada masalah dengan
Oh Sehun?” Suho ingin guru Chen to do point. Mengingat dia calon direktur
perusahaan ayahnya, dia pasti benar-benar sibuk. Jika di bandingkan Sehun, Suho
jauh lebih pintar darinya. Dahulu Suho selalu menjadi siswa kebanggan semua
guru karena kepintarannya. Peringkat 1 sudah menjadi hal biasa bagi Suho.
Benar-benar berbeda jauh dengan Sehun yang pemalas yang sukanya hanya
bermain-main saja.
“Ya, kau memang benar. Ini masalah nilai Sehun yang sama
sekali tidak mengalami peningkatan. Sebagai guru wali kelasnya, entah apa lagi
yang harus kulakukan. Aku harap kau sebagai hyungnya mau menindaknya dengan
tegas” jelas guru Chen.
“Baiklah saya mengerti. Kalau begitu saya permisi” pamit Suho
meninggalkan ruangan guru Chen. Namun ia tidak benar-benar meninggalkan
sekolah. Ia pergi ke aula tempat pengumuman try out. Ia berdiri menyembunyikan
kedua tangannya di saku celananya sambil memandangi papan pengumuman itu. Suho
hanya menggeleng ketika melihat bahwa nama Oh Sehun benar-benar berada di nomor
100.
Tap tap tap... suara sepatu seorang namja mendekati Suho.
“Apa yang di katakan guru Chen?” tanya namja itu yang ternyata
Sehun. Suho membalikkan badan dan mendapati Sehun berdiri di belakangnya.
“Haruskah aku mengatakannya
sekarang? Nanti malam aku punya banyak waktu luang. Tidakkah lebih santai untuk
membicarakannya nanti malam? Aku masih ada urusan” jawab Suho yang kemudian
berlalu meninggalkan Sehun. Sehun yang masih terdiam berdiri hanya bisa
tersenyum sinis.
Kelas akhirnya bubar. Ini sudah jam 4 sore. Semua siswa
benar-benar lelah atas jam tambahan ini. Namun jam tambahan bagi So Hee
sangatlah menyenangkan. Tidak bagi Sehun.
“Sehun... hei Oh Sehun!” Kai memanggil Sehun yang lagi
tertidur.
“Hmm...” Sehun terbangun dengan malasnya.
“Dasar tukang tidur!” celetuk Krystal.
“Krystal, ayo kita pulang!” ajak Minhyuk sapa lagi kalo bukan
kekasih Krystal. Mereka satu kelas.
“Sehun! Nanti malam ke club ya!” ajak Chanyeol.
“Yaa! Kalian para pelajar! Kenapa seenaknya keluar masuk
bermain di club?” protes Krystal.
“Kenapa? Kau iri? Apa kau mau ikut juga?” ucap Chanyeol tidak
terima.
“Yaa! Sudahlah Krys... ayo kita pulang!” ajak Minhyuk. Krystal
hanya mengangguk karena luluh melihat namja chingu nya sedang merayunya. Manja
banget deh si Krystal ini kalo lagi sama Minhyuk.
“Yoon So Hee, ayo kita pulang!” ajak Krystal.
“Kalian saja duluan. Aku masih ada urusan.” Jawab So Hee
seraya merapikan buku-bukunya.
“Sehun! Bagaimana?” tanya Kai.
“Tidak bisa, malam ini aku ada urusan” jawab Sehun dan pergi
meninggalkan kelas.
“Urusan apa? Yaa! Oh Sehun!” panggil Chanyeol. Kemudian
Chanyeol dan Kai mengikuti Sehun.
“Kau ada urusan apa?” tanya Krystal pada So Hee.
“Rahasia!” jawab So Hee sambil tersenyum jahil.
“So Hee! Kau ini!” Krystal kesal karena tak biasanya So Hee
main rahasia2an dengannya.
“Aku pergi dulu ya! Sampai jumpa!” So Hee pergi meninggalkan
Krystal dan Minhyuk.
“Yaa! So Hee-ah! Yoon So Hee!”
panggil Krystal. Tapi So Hee tetap berjalan dan melambaikan tangan.
Suho sudah menunggu Sehun cukup lama, dan akhirnya Sehun pun
datang.
“Meskipun aku mempunyai banyak waktu, tapi aku langsung saja pada
pokok permasalahannya” ucap Suho sesaat setelah melihat kedatangan Sehun yang
masih memakai seragam sekolahnya.
“apa kau tidak membiarkan ku mengganti seragam ku?” tanya
Sehun yang terlihat sedikit kesal.
“Jika kau tidak bisa meningkatkan nilai mu untuk try out
minggu depan, kunci mobil berikan pada ku!” ucap Suho dingin dan tegas.
“MWO!” ucapan Suho tadi benar-benar berhasil membuat Sehun
terkejut dan tidak percaya. “Keundae!” Sehun berusaha merayu hyung nya itu.
“Keundae jika kau berhasil, itu semua tidak akan terjadi” Suho
memotong kalimat Sehun.
“Yaa! Hyung!” Sehun yang bisa berteriak saat ini.
“Jadi bagaimana caramu untuk meningkatkan nilai, itu
tergantung kau sekarang” Ucap Suho terakhir dan kemudian meninggalkan
apartment. Sementara Sehun yang berdiri diam mematung. Entah apa yang akan ia
lakukan untuk meningkatkan nilainya dalam waktu singkat? Itu sungguh hal yang
mustahil bagi seorang Sehun saat ini. Cobaan apa yang sedang kau berikan pada
Sehun, Ya Tuhan... tabahkanlah hatinya.
Sehun melemparkan tubuhnya ke ranjang tidurnya setelah keluar
dari kamar mandi. Setelah ia mengguyur badannya dibawah shower sambil berfikir
apa yang harus ia lakukan. Kini kembali dia berfikir sembari menatap
langit-langit kamarnya dan mengingat kata-kata hyung nya. (jika kau tidak bisa
meningkatkan nilai mu untuk try out minggu depan, kunci mobil berikan pada ku!)
(bagaimana caramu untuk meningkatkan nilai, itu tergantung kau sekarang)
kata-kata itulah yang kini terngiang-ngiang di kepala Oh Sehun. Merasa
frustasi, ia mengacak-ngacak rambutnya.
“Apa yang harus aku lakukan sekarang!?” gumam Sehun. Seolah
tidak mau membuang waktu, ia bangkit dan menuju meja belajar yang berada di
samping kiri ranjangnya. Untuk pertama kalinya Sehun menghampiri meja belajar
itu. Sungguh kasihan meja belajar itu, sama sekali tidak terjamah oleh
pemiliknya. Hanya sebagai pajangan pelengkap kamar saja.
“Baiklah, akan ku coba” Sehun ternyata mencoba untuk belajar
sendiri, ia membuka buku matematetika. Pelajaran yang sungguh sangat
dibencinya. Ia mencoba mengerjakan soal yang kemarin keluar di tryout. 10menit
20menit 30menit.... 1jam... 2jam... 3jam...
“Ah apa ini semua!” Sehun
melemparkan soal-soal matematika itu. Tak ada satu soal pun yang ia kerjakan.
Karena kesal ia kembali merebahkan tubuhnya ke ranjangnya, hingga akhirnya ia
tertidur pulas.
Jam tangan Yoon So Hee menunjukkan pukul 10 malam. Pengunjung
cafe mulai sepi.
“Yoon So Hee, ini saatnya kita tutup” ucap seorang namja.
“Nde algyeseumnida” jawab So Hee. Setelah itu di berjalan
menuju pintu kaca dan membalik tulisan open menjadi close. Setelah itu So Hee
mulai membersihkan meja-meja cafe yang tadi telah penuh dengan pengunjung.
“Ini sudah malam, biarkan aku saja yang bersihkan semuanya.
Kau boleh pulang. Kau sudah bekerja cukup lelah hari ini” Ucap namja itu.
“Apakah tidak apa-apa jika aku pulang?” tanya So Hee.
“Aku sudah mengijinkan mu” ucap namja itu dengan senyum.
So Hee bekerja paruh waktu di cafe milik Xiumin. Xiumin
sungguh baik kepada So Hee,
bahkan So Hee sudah dianggap adik sendiri oleh
Xiumin.
“Baiklah, aku akan kembali besok. Sampai jumpa!” pamit So Hee
sembari menundukkan badan 90 derajat.
“Ne, istirahatlah! Kau besok harus sekolah. Jangan sampai
nilai mu turun ya” Xiumin memperingatkan.
“Nde.” Jawab So Hee melambaikan tangan. Setelah melepaskan
celemek dan mengganti baju kerjanya dengan seragam sekolahnya, So Hee pergi
meninggalkan cafe dan pulang. Diperjalanan menuju rumah, jalanan sangat sepi
dan dingin.
“Kenapa dingin sekali? Apakah musim akan berganti?” So Hee
bertanya-tanya sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku jacketnya. Dan
ada sesuatu yang hangat seperti memeluknya dari belakang dan membuat So Hee
terkejut.
“Ah...” So Hee dengan tanggap menoleh dan mendapati Luhan
berdiri di belakangnya.
“Yaa! Kau mengagetkan ku!” So Hee mencoba mengatur nafasnya
yang sudah dikejutkan oleh ulah Luhan.
“Mianhe... aku hanya tidak ingin kau kedinginan.” Ucap Luhan
tersenyum. So Hee melirik jacket yang kini menyelimuti tubuhnya.
“Tapi kenapa kau bisa ada di sini?” tanya So Hee heran.
“....” Luhan tidak menjawab.
“Apa kau mengikuti ku?” ucap So Hee curiga.
“Aku tau kau pintar, tapi jangan bersikap seperti detektif!”
jawab Luhan.
“Lantas apa! Sekarang jawab aku, kenapa kau bisa ada di sini?”
tanya So Hee sedikit kesal.
“Aku suka jalan-jalan di jam segini. Menenangkan pikiran
setelah penat belajar. Dan tidak sengaja aku melihat mu” jawab Luhan.
“Geojimal!” ucap So Hee sinis.
“Terserah, kau mau percaya atau tidak. Kau perjalanan pulang
kan? Kajja! Akan kutemani sampai depan rumah mu.” ucap Luhan dan mendahului So
Hee.
“Yaa! Chakaman!” So Hee berlari menghentikan Luhan. “kenapa
kau bisa tau kalau aku sedang perjalanan pulang?” So Hee bertanya lagi.
“Bukankah ini arah jalan ke rumah mu?” jawab Luhan. Dibalik
jawabanya ia sedikit tersenyum melihat tingkah So Hee yang terheran-heran.
“Ah... iya kau benar. Baiklah, ayo jalan” So Hee jalan di
depan Luhan. Sementara Luhan masih tersenyum melihat tingkah lucu So Hee, yang
menurut Luhan sangat menggemaskan.
Setelah berjalan cukup jauh menghabiskan waktu sekitar
30menit. Mereka sampai di depan rumah So Hee.
“Gomawo, sudah menemani ku pulang. Keundae, apa kau akan
pulang sendiri?” tanya So Hee.
“Tentu saja. Masuklah, di luar dingin. Istirahatlah. Kau pasti
lelah. Sampai umpa besok!” Luhan langsung meninggalkan So Hee dan melambaikan
tangan dan menyunggingkan senyuman pada So Hee. Setelah melihat Luhan
menghilang di belokan, So Hee masuk ke dalam rumah.
Namun ternyata Luhan belum benar-benar menghilang. Ia kembali
muncul dari belokkan itu dan mengamati So Hee dari kejauhan.
“Mianhe, aku memang mengikuti mu
Yoon So Hee, karena aku takut terjadi apa-apa dengan mu” gumam Luhan.
Pagi ini mungkin adalah hari yang berat bagi Sehun. Hari ini
ia harus benar-benar serius memperhatikan guru saat menerangkan dan bahkan
harus mengikuti pelajaran tambahan dengan seksama. Menghindari main dan tidur
saat jam pelajaran berlangsung. Dan hal itu menjadi cobaan terberat bagi Sehun.
Jam pelajaran pertama, kedua akhirnya telah berlalu. Jam
istirahat pun telah tiba. Kai dan Chanyeol terheran-heran, tumben sekali Sehun
serius mengikuti pelajaran dari awal pelajaran di mulai sampai istirahat
datang.
“Yaa! Sehun nie, setan apa yang telah merasuki mu? hari ini
kau tampak serius sekali mengikuti pelajaran?” tanya Kai.
“Apa kau mendapat ancaman dari hyung mu?” tanya Chanyeol.
“Kalian berisik. Aku ada urusan” jawab Sehun singkat dan
meninggalkan kelas begitu saja. So Hee, Krystal, Kai, Chanyeol melihat Sehun
pergi begitu saja.
“Huh! Ada apa dengan dia?” ucap Krystal.
“Mungkin dia lagi dapet. Hahaha.....” ucap Chanyeol yang
membuat Kai ingin tertawa juga.
“So Hee, ayo kita ke kantin” ajak Krystal.
“Kau dan Minhyuk saja duluan. Aku harus ke perpustakaan
sebentar” jawab So Hee sambil membawa beberapa buku.
“Baiklah. Kajja!” Krystal meninggalkan kelas ke kantin bersama
Minhyuk. So Hee juga meninggalkan kelas menuju ke perpus. Perpus menjadi
kunjungan utama bagi So Hee sebelum ia menghabiskan waktu istirahatnya di
kantin atau di tempat lain di sekolah ini.
Saat sibuk mencari-cari buku, So Hee mendengar seseorang
sedang mengeluh. Dan benar saja, ia menemukan Sehun sedang duduk di balik rak
buku paling pojok sendiri.
“Apa yang kau lakukan di situ?” tanya So Hee.
“Apa urusan mu?” jawab Sehun sinis. Tak perduli jawaban Sehun,
So Hee malah merebut kertas yang ada di hadapan Sehun.
“Yaa!” teriak Sehun. So Hee menyembunyikan kertas di balik
tubuhnya.
“Ssstt!!! Ini perpus bukan lapangan! Jadi jaga nada suara mu!”
ucap So Hee sambil membuat tanda huruf satu di depan mulut Sehun. Sehun yang
mendapat perlakuan seperti itu hanya bisa membeku. So Hee membaca kertas yang
direbutnya tadi.
“Apa? Soal seperti ini saja kau mengeluh? Dan bahkan kau
berusaha mengerjakan cara mu salah!” ucap So Hee setengah meledek. Sementara
Sehun hanya terdiam. “pantas saja kau ada di peringkat 100” lanjut So Hee.
“Yaa!” Sehun kembali berteriak.
“Sssttt!!! Ku bilang jangan berteriak! Pelankan suara mu!” So
Hee kembali membuat tanda 1 jari di depan mulut Sehun.
“Baiklah, kau ingin tau cara yang paling mudah dan ampuh untuk
mengerjakan soal-soal ini?” tanya So Hee.
“Bagaimana?” Sehun penasaran.
Krystal dan Minhyuk kembali ke kelas. Jam istirahat sudah
berakhir.
“So Hee, kenapa tadi kau tidak ke kantin?” tanya Krystal.
“Maaf, aku ada sedikit urusan.” Jawab So Hee.
“Urusan? Apa itu?”
“Rahasia”
“Yaa! Kenapa kau akhir-akhir ini main rahasia2’an?!” teriak
Krystal.
“Baiklah, bisakah kau pelankan suara mu Krystal? Kita akan
mulai pelajarannya” ucap Taeyeon seongsaengnim.
“Ah... chesonghamnida” jawab Krystal sambil menundukkan
badannya 90 derajat.
“Baiklah, buka buku kalian halaman 88. Kita akan membahas
kembali bab .... bla bla bla.....
Jam pelajaran Taeyeon seongsaengnim pun berakhir hingga jam
tambahan pun juga berakhir. Semua siswa terlihat lelah, kecuali So Hee dan
Sehun yang sedikit tampak lebih semangat dari pada yang lainnya.
“Yaa! Sehun nie, hari ini kau benar-benar aneh! Bahkan kau
tidak tidur selama jam pelajaran tambahan. Bukankah itu hal yang membosankan
bagi mu?” tanya Chanyeol yang dari tadi masih penasaran dengan perubahan tingkah
laku Sehun.
“Untuk sekarang dan seterusnya aku akan seperti ini” jawab
Sehun dingin dan singkat. So Hee yang mendengarnya hanya tersenyum tipis sambil
merapikan bukunya.
“So Hee, ayo kita pulang!” ajak Krystal.
“So Hee, kau masih ada urusan dengan ku!” ucap Sehun hampir
bersamaan dengan ajakan Krystal.
“Mwo? Urusan dengan mu?” Krystal kembali bertanya pada Sehun.
“Ah, aku” belum sempat menyelesaikan kata-katanya, tangan So
Hee sudah di tarik oleh Sehun. Mereka berdua pun pergi meninggalkan kelas. Dan saat
berjalan di koridor kelas, di belakang mereka ada Luhan yang melihat. Luhan
hanya diam dan tersenyum tipis. Entah apa arti senyuman Luhan yang terlihat
kurang ikhlas itu.
“Yaa! Lepaskan Sehun! Memangnya kita ada urusan apa lagi?” So
Hee meronta dan melepaskan cengkraman tangan Sehun.
“Kau belum tua kan? Kenapa kau sudah lupa?” ucap Sehun.
“Yaa!” So Hee berteriak tidak terima dengan perkataan Sehun,
namun ia teringat kalau ia janji akan mengajari Sehun tidak hanya matematika
saja, tapi fisika dan pelajaran lainnya.
“Wae? Kau ingat sekarang?” tanya Sehun yang melihat ekspresi
So Hee terdiam seperti memikirkan sesuatu.
“Keundae, tidak bisakah kita tunda belajar nya? Kita seharian
sudah belajar. Belajar terus otak mu akan penat. Jadi sebaiknya kau pulang dan
istirahat, kita belajar waktu istirahat seperti tadi saja ya. Sampai jumpa.”
Ucap So Hee dan kemudian meninggalkan Sehun.
“Yoon So Hee!” teriak Sehun. So Hee yang sudah berjalan berapa
meter di depan Sehun menoleh.
“Ne?” jawab So Hee.
“Terima kasih, untuk hari ini” ucap Sehun dengan senyum yang
tidak biasanya ia tunjukkan pada seorang yeoja.
“Cheonma. Sampai jumpa.” So Hee
melambaikan tangan dan meninggalkan Sehun.
Hari ini cafe tidak seramai kemarin, jadi So Hee bisa sedikit
mencuri waktu untuk istirahat,
“Bagaimana pelajaran mu hari ini?” tanya Xiumin.
“Cukup menyenangkan” jawab So Hee sambil tersenyum.
“Kelihatannya ada yang special hari ini? Senyuman mu hari ini
tidak seperti hari-hari biasanya. Semakin malam rupanya senyuman mu semakin
cerah” goda Xiumin.
“Yaa! Oppa! Apa-apa’an kau ini?” So Hee malu.
“Lihat, pipi mu merah!” Xiumin semakin menggoda So Hee saat
pipi So Hee merah seperti buah tomat.
“Aku pesan coffelate satu” suara seorang namja memesan
minumannya. So Hee sedikit tersentak karena pelanggan ini datang dengan
tiba-tiba.
“Baiklah, satu coffelate. Totalnya 8000won.” Ucap So Hee yang
masih konsen dengan mesin kasirnya. Dan saat ia akan menerima uangnya dia
kembali kaget.
“Sehun?” So Hee benar-benar terkejut.
“Jadi ini alasan mu, tidak bisa mengajari ku?” ucap Sehun
sambil melihat sekeliling cafe.
Sehun duduk menunggu coffelate nya. Dan pesananya pun datang.
“Duduklah!” perintah Sehun pada So Hee.
“Keundae aku sedang bekerja” jawab So Hee.
“Cafe ini terlihat sepi, sesibuk apa diri mu?”
So Hee melirik Xiumin yang sedang mengelap gelas-gelas di meja
bar. Dan Xiumin hanya mengangguk dan tersenyum seolah ada percakapan di antara
mereka berdua
(Oppa, apakah aku boleh duduk?)
(tentu saja, aku mengijinkan mu)
So Hee pun duduk dihadapan Sehun.
“Kau ingin bicara apa?” tanya So Hee.
“Bagaimana kau membagi waktumu? Antara sekolah, bekerja dan
belajar?”
“Itu, mudah sekali. Waktu sekolah ya sekolah, jika istirahat
aku akan mempelajari sebentar apa yang sudah diberikan waktu itu. Waktu ku
bekerja ya bekerja. Setelah lelah bekerja aku akan pulang dan istirahat, dan
besok aku akan bangun pagi sekali untuk belajar pelajaran untuk hari itu.”
Jelas So Hee panjang lebar.
“Baiklah. Cukup jelas.” Jawab Sehun mengerti. So Hee melirik
jam tangannya menunjukkan jam 10.
“Ini sudah jam 10, cafe ini akan tutup.” Ucap So Hee.
“Apa kau mengusir ku?”
“Anio, bukan maksud ku seperti itu”
“Geuraseo?”
“...” So Hee tidak tau harus menjawab apa.
“Ini terlalu malam untuk kau pulang sendiri. Aku akan menemani
mu.”
“Keundae, aku sudah terbiasa pulang sendiri.”
“Tidak untuk hari ini.”
So Hee pun pasrah. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dan
berpamitan pada Xiumin. So Hee dan Sehun keluar cafe. Lagi-lagi Luhan melihat
mereka dari kejauhan. Memang bukan kebiasaan Luhan jalan-jalan di jam segitu,
tapi Luhan selalu menunggu So Hee pulang kerja dan mengikutinya untuk
memastikan So Hee sampai dengan selamat di rumah.
“Yaa! Jangan di belakang!” ucap Sehun saat So Hee akan membuka
pintu mobil bagian belakang.
“Wae?”
“Kau pikir aku sopir mu?” jawab Sehun dan ia membukakan pintu
depan untuk So Hee.
Perjalanan pulang, So Hee tertidur di mobil. Sehun tidak tega
untuk membangunkannya. Ia menatap wajah So Hee lekat-lekat. Dan Sehun tersenyum
melihat wajah lucu So Hee yang sedang tertidur. Entah setan apa yang sedang
merasuki Sehun. Sehun perlahan mendakti kening So Hee dan chu... ia mencium
kening So Hee. Dan hal itu membuat So Hee terbangun. Sehun pun buru-buru
kembali ke tempat duduknya.
“Apa kita sudah sampai?” tanya So Hee.
“Ne, kita sudah sampai”
“Kenapa kau tidak membangunkan ku?”
“Kau terlalu pulas untuk kubangunkan.”
“Baiklah, terima kasih sudah mengantar ku” So Hee melepas
sabuk pengamannya dan turun dari mobil Sehun.
“Sampai jumpa besok” salam terakhir So Hee pada Sehun.
“Ne, sampai jumpa” Sehun pergi.
Kepergian Sehun, So Hee masih
berdiri terdiam dan memegang keningnya. Apakah So Hee tidak sepenuhnya tertidur
saat itu?
Hari demi hari terus berlalu, Sehun semakin giat belajar dan
So Hee sendiri terus mengajari Sehun pelajaran apa dan bagian mana yang tidak
Sehun mengerti. dan try out yang mungkin akan menjadi malapetaka bagi Sehun
tiba. Sehun dengan tegang menanti Taeyeon seongsaengnim membagikan soal-soal
tryout. Dan Sehun ingat pesan So Hee.
“Saat try out nanti,
anggap saja kau mengerjakan soal latihan seperti biasanya. Meskipun semua sudah
selesai mengerjakan, jika waktunya belum selesai tetaplah fokus dengan apa yang
kau kerjakan. Karena meraka yang menyelesaikan dahulu belum tentu jawaban
mereka benar semua. Dan satu lagi yang tidak boleh terlewatkan adalah berdoa”
Itulah pesan yang kini selalu di ingat-ingat Sehun. So Hee
melirik kebelakang, melihat Sehun yang sedikit bersikap tegang tapi mencoba
tenang.
“Aku yakin kau bisa... Oh Sehun”
gumam So Hee.
Jika kemarin adalah hari Try out, maka hari ini adalah hari
pengumuman try out. Hari ini adalah hari yang benar-benar menegangkan bagi Oh
Sehun dan bahkan ia tidak mau melihat pengumuman itu. Ia malah bermain bola
basket, sendiri di lapangan indor sekolah. Sampai suara yeoja menghentikan
aktivitasnya.
“Oh Sehun!” teriak So Hee. Sehun menoleh, dan So Hee berlari
dengan senyum bahagia, ia langsung memeluk Sehun. Sehun kaget dengan sikap So
Hee.
“Ada apa?” Sehun bertanya-tanya.
“Kau berhasil Sehun! Kau berhasil!” ucap So Hee. Sehun yang
masih tidak paham melepaskan pelukkan So Hee.
“Apa yang kau maksud?” tanya Sehun.
“Kau berada di peringkat 25! Kau berhasil Oh Sehun!”
“Jeongmalyeo!!!” senyuman tidak percaya menghiasi wajah Sehun.
“Hyung! Aku berhasil! Yeehhett!!!!” teriak Sehun puas. Dan kembali
memeluk So Hee.
“Gomawo, Yoon So Hee” ucapnya tulus.
“Jika kau sendiri tidak memiliki keinginan untuk itu, kau
tidak akan bisa seperti ini” jawab So Hee. Sehun melepaskan pelukannya dan
menatap So Hee. Mereka terdiam dan hening. Sehun mencium kening So Hee, So Hee
menutup matanya. Setelah ciuman di kening itu selesai...
“Apa kau melakukannya juga setiap kali aku tertidur?” tanya So
Hee.
“Mwo? Jadi kau mengetahuinya?” Sehun kaget.
“Tentu saja! Dasar! Bapo!” jawab So Hee tertawa.
“Yaa!” teriak Sehun, karena tidak terima dibilang bodoh.
“Mwo?” So Hee inocent. Sehun tersenyum sinis dan mencium bibir
So Hee dan berlari kabur.
“Yaa! Oh Sehun! Yaa! Kau!” teriak So Hee sambil
menunjuk-nunjuk Sehun yang berlari menjauh. Sehun pun berhenti,
“Yoon So Hee, sarangheo!” teriak Sehun sambil membuat lambang
love dengan kedua tangannya.
“Yaa! Oh Sehun! Berhenti kau! Mana boleh kau mencium bagian
yang itu! Dasar pencuri! Yaa! Oh Sehun!” So Hee mengejar Sehun yang terus
berlari mengitari lapangan basket.
THE END
how put Luhan.. over all.. I love this FF.. :D
BalasHapusah, maksudnya, how about Luhan.. hehe
BalasHapusKeren.. tapi kok agak mirip The Heirs ya thor? Tapi gpp kok, keren! Keep writing author!
BalasHapus@audrey : mirip dikit ggplah. Thx uda bca :-)
BalasHapus@chisoura : iya ntar klo ada waktu q bikin sequelnya tentang luhan :-)