Kamis, 23 Oktober 2014

FF Krystal Kai || I LOVE YOU, THE GHOST chap 3




Tittle                : I LOVE YOU, THE GHOST
Author             : dhytha (dhyt30)
Genre               : Romance, little bit comedy
Length             : Series
Rate                 : 17+
Main Cast        : Krystal Jung{f(x)}                 aka       Krystal
                          Kim Jong In {EXO-K}           aka       Kai
Another cast    : Yura {Girls Day}                   aka       Yura
                          EXO-K
Chapter 3
“Itu indra ke enam” jawab D.O dengan nada datar.

“Indra ke enam? Bukankah itu di miliki orang sejak lahir?”

“Iya.... tunggu dulu.... kenapa kau bertanya-tanya soal ini? Apa kau telah melihat?” D.O tak meneruskan kata-katanya.

“Entahlah.... perempuan itu” ucapan Kai terputus, ia sepertinya tak sanggup untuk menceritakan kejadian hari ini pada D.O

“Perempuan?” D.O merasa penasaran dengan kelanjutan kalimatnya.

“Tidak! Sudahlah lupakan! Aku ingin tidur” Kai memutuskan untuk tidak menceritakan kejadian hari ini pada D.O atau kepada siapa pun itu. Ia telah menganggap hari ini hanya sebuah mimpi, ya sebuah mimpi buruk yang tak mungkin akan terulang lagi. “Aku tak akan bertemu dengan perempuan itu lagi, tidak akan pernah” batin Kai ia memeluk gulingnya dan mulai memejamkan matanya.

“Baiklah, tidurlah. Kau harus bangun pagi besok. Besok hari pertama mu masuk sekolah baru kan?” D.O berdiri dan berjalan menuju pintu. Namun Kai tidak menjawab apapun, dia sudah terlelap dalam tidurnya.
***
Yura sedang bersantai membaca novel di halaman samping rumahnya. Di temani segelas coklat hangat, ia menikmati malam harinya dengan bersantai. Dan seseorang namja datang mengagetkannya.

“Hai... Yura yaa” seorang namja itu menirukan suara hantu seperti di film-film horor.

“Yaak!” Yura dengan reflek menimpuk namja itu dengan novel tebalnya dan menutupi wajahnya ketakutan.

“Akh! Appo!” namja itu berteriak kesakitan. Mendengar namja itu kesakitan, Yura melihatnya dari sela-sela jarinya.

“Oppa?!” seru Yura begitu melihat namja itu kesakitan dan mengambil buku novel yang telah berhasil mendarat di kepalanya tadi.

“Kau pikir aku benar-benar hantu?! Dasar!” namja menggosok-gosok keningnya yang kesakitan.

“Mianhe oppa, habis kau menggagetkan ku, jadi ku pikir kau benar-benar.... hantu” ucap Yura meminta maaf dan memasang wajah melas.

“Sudah lupakan!” namja itu mengambil duduk di hadapan Yura dan melempar novel tebal Yura di atas meja.

“Kapan kau datang?” Yura menatap bagian kepala namja itu yang habis ia timpuk dengan novel tebalnya.

“Kemarin”

“Bagaimana suasana di Amerika? Kau suka tinggal di sana? Apa kau berhasil bertemu dengan Angelina Jolie? Meminta tanda tangan, foto bersama? Yang mana? Atau keduanya?” begitu banyak banyak pertanyaan yang Yura lontarkan.

“Atau tidak semuanya” jawab namja itu sebal.

“Apa!? Jadi kau tidak bertemu dengan Angelina Jolie?” Yura membelalak tidak percaya.

“Yaak! Kau pikir aku pergi ke Amerika hanya untuk menemui Angelina Jolie?! Aku menempuh ilmu di sana, aku cukup sibuk sampai tidak ada waktu untuk menemui nya” ia mengambil segelas coklat milik Yura dan menyeruputnya.

“Yaa! Apa kau pikir Angelina Jolie sendiri mempunyai waktu untuk menemui mu? dasar!” Yura menatap namja itu sinis.

“Bagaimana dengan sekolah mu?” namja yang di panggil oppa oleh yura itu bertanya.

“Ya begitulah, ada kalanya semua berjalan dengan lancar ada kalanya semua berjalan tidak sesuai rencana” jawab Yura sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran bangkunya.

“Apa kau sudah mendengar berita tentang camping di sekolah mu?” namja itu mengangkat satu kakinya dan menyilangkannya ke kaki yang satunya.

“Camping? Tidak... apa sekolah akan mengadakan camping?” Yura justru balik bertanya.

“Yaa aku dengar-dengar organisasi siswa di sekolah mu akan mengadakan camping tiga hari lagi, dan aku akan di undang sebagai senior” jelas namja itu.

“Tiga hari lagi? Jeongmal!” Yura sangat antusias mendengarnya “Tunggu dulu! Jika kau di undang sebagai senior jadi apakah Suho oppa?” Yura tidak meneruskan kata-katanya.

“Yayaya... dia juga di undang” jawab namja itu dan membuat senyuman merekah di wajah Yura.  

“Dia akan datang bersama ku”

“Jeongmal?!” Yura masih tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

“Aku Byun Baekhyun tidak pernah berbohong” ucapnya percaya diri.

“Baiklah Baekhyun oppa aku percaya pada mu. apa malam ini kau akan tidur di sini?” Yura bertanya setelah melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul sebelas malam.

“Ya, tidak malam ini saja. malam-malam berikutnya juga” jawaban Baekhyun membuat Yura bertanya-tanya apa maksud dengan malam-malam berikutnya.

“Yura-yaa, ayah dan ibu mu sedang tugas ke luar negeri selama satu bulan bukan? Jadi selama satu bulan itu aku akan tinggal di sini, sampai orang tua mu kembali dan aku kembali ke Amerika” jelas Baekhyun. Yura dan Baekhyun adalah saudara sepupu tapi kedekatan mereka sudah seperti saudara kandung mengingat Yura hanyalah anak tunggal dan Baekhyun juga menginnginkan seorang adik perempuan, jadi Baekhyun sangat menyanyangi Yura sebagai saudara perempuannya.

“Nde arraseo” ucap Yura mengerti. Baekhyun tersenyum dan mencubit pipi Yura dengan gemas hingga Yura kesakitan dan Baekhyun tertawa lepas melihat ekspresi wajah Yura.
***
Keesokan harinya di sekolah, Lee Teuk seongsaengnim telah memasuki kelas II-A.

“Selamat pagi anak-anak” Leeteuk seongsaengnim memberi salam.

“Selamat pagi” jawaban para siswa serentak.

“Baiklah sebelum memulai pelajaran hari ini, aku akan memperkenalkan siswa baru di sekolah kita dan dia masuk di kelas ini” ucapan Leeteuk seongsaengnim mendapat sambutan dari siswa antara berseru senang dan berseru tidak senang “silahkan masuk” Leeteuk mengarahkan pandangannya ke arah pintu dan masuklah dua namja dan membuat para siswa namja berseru hhuuuu dan para siswa yeoja berseru kagum wwwaaaahhhh

“Baiklah silahkan perkenalkan diri kalian masing-masing” Leeteuk memberikan waktu untuk kedua namja itu berkenalan.

“Annyeong Chanyeol imnida, bangapta” ucap Chanyeol ceria dan di akhiri dengan membungkukkan badannya.

“Annyeong Kai imnida, bangapta” ucap Kai sedikit lemas dan di akhiri dengan membungkukkan badannya. Suara bisik-bisik para yeoja mengagumi kedua namja ini.

“Satu putih satu coklat, tapi dia benar-benar eksotis!” seru yeoja yang duduk di deretan bangku tengah. Dan di sambut dengan suara hhhuuu oleh teman-temannya.

“Baiklah, ada dua bangku kosong. Satu paling pojok sebelah kanan dan satu lagi di belakang Yura” Leeteuk mengarahkan pandangannya ke arah bangku yang kosong. Namun Chanyeol dan Kai heran, kenapa hanya dua bangku kosong yang Leetuk sebutkan padahal yang terlihat jelas-jelas tiga bangku kosong.

“Baik, terima kasih sengsaengnim” ucap Chanyeol ceria dan mereka berdua menuju bangku yang kosong itu di belakang. Kai memilih bangku yang kosong di pojok dekat jendela semetara Chanyeol memilih bangku yang kosong di depan Kai. Namun Yura segera mencegah Chanyeol untuk duduk.

“Maaf, itu bangku teman ku. Dia tidak masuk hari ini” ucap Yura dan membuat Chanyeol mengurungkan niat dan perpindah di bangku kosong di belakang Yura.

“Oh, benarkah? Aku tidak tau” ucap Chanyeol

“Maka dari itu aku memberi tahu mu” ucap Yura.

“Nama mu siapa?” Chanyeol mengulurkan tangannya ke hadapan Yura.

“Yura” jawab Yura singkat dan meraih tangan Chanyeol.

“Bangapta, ku harap kita bisa berteman” Chanyeol senang karena sudah mendapat teman baru. Dan perhatian kembali pada Leeteuk seongsaengnim.

“Baiklah anak-anak, ada berita menyenangkan. Dua hari lagi sekolah kita akan mengadakan camping” ucap Leeteuk yang menimbulkan kegaduhan di dalam kelas karena rasa senang para siswa.

“Ke mana kita akan pergi seongsaengnim?” teriak salah satu siswa laki-laki.

“Suncheon” jawab Leeteuk dan kembali suasana kelas menjadi gaduh. Dan mereka sibuk dengan rencana mereka untuk pergi camping hingga melupakan pelajaran hari ini.

***
Si Hantu cantik Krystal sedang duduk di ruang perawatan memandangi tubuhnya yang terbaring lemah.

“Seharusnya aku sekarang duduk di kelas. Leeteuk seongsaengnim hari ini yang mengajar, pasti mereka sedang duduk diam karena tidak ada yang mengerjakan pr menggambarnya dan Leeteuk seongsaengnim sedang menceramahi mereka” suara Krystal lirih, namun apa yang dipikirkan Krystal jelas-jelas berdeda dengan kenyataannya. Sungguh malang nasib Krystal.

Krystal pov
Aku sudah hampir seharian hanya duduk termenung seperti ini, melihat tubuh ku terbaring lemah tak berdaya. Malang sekali nasib ku.

“Seharusnya aku sekarang duduk di kelas. Leeteuk seongsaengnim hari ini yang mengajar, pasti mereka sedang duduk diam karena tidak ada yang mengerjakan pr menggambarnya dan Leeteuk seongsaengnim sedang menceramahi mereka”

Aku berdiri dan menghampiri lebih dekat tubuh ku yang kini terbaring di atas ranjang. Aku melihat wajah ku, ternyata aku cantik juga. Aku tidak membual, itu memang fakta. Jika aku tidak cantik maka Minho tidak akan tertarik. Minho... dia belum datang menjenguk ku. Dia pasti sangat sibuk dengan syuting dan yang lainnya. Maklum dia adalah seorang aktor tampan yang berhasil ku kencani.

Aku keluar kamar perawatan ku karena bosan, karena sudah semalaman aku berada di sini. Tap tap tap, suara langkah kaki mendekat ke kamar perawatan ku. Aku melihat sesosok namja dengan sweater abu dan celana jeans hitam, tubuhnya jangkung dan itu dia Choi Minho si namja chingu ku. 

Aku sangat bahagia, baru saja aku memikirkan dia, dia sekarang sudah ada di sini.
Minho masuk ke dalam ruang perawatan ku dengan membawa satu bucket bunga babybreath warna putih kesukaan ku. Ia meletakkannya di samping meja ku. Hanya aku dan dia di ruang perawatan, ibu sedang pulang mengganti beberapa pakaiannya yang ia bawa. Aku berdiri di seberang ranjang dan menatapnya.

“Changi yaa, aku tau kau akan menjenguk ku. Aku mencintai mu Minho” suara ku jelas tak akan terdengar olehnya.

“Aku datang changi yaa, cepat sembuh. Aku tak mau kau seperti ini” ucapnya menatap tubuh ku yang terbaring lemah.

“Aku akan sembuh minho, cium kening ku aku mohon! Kau biasa melakukan hal itu bukan?” aku berusaha untuk membujuk mencium kening ku meskipun jelas suara ku tak kan di dengar.

“Aku merindukan mu” ucapnya sedih, raut wajahnya benar-benar sedih. Ia mendekat pada tubuh ku dan hendak mencium kening ku. Oh Tuhan... tangan ku berkeringat menunggu saat Minho benar-benar mendaratkan ciumannya di kening ku. Drrrttt dddrrtttt, ponsel Minho bergetar, Minho berhenti saat jarak bibirnya sudah dua centi di atas kening ku.

“Ayo Minho, cium aku! Jangan kau hiraukan ponsel mu itu!” aku berteriak histeris menyuruhnya untuk tidak menghiraukan pesan masuk ke nomor ponselnya. Namun suara yang tak bisa di dengar Minho membuatnya mengurungkan niat untuk mencium kening ku dan malah membaca pesan masuk.

“Cepat sembuh sayang, aku harus pergi. Aku mencintai mu” ucapnya mengelus kepala ku lalu pergi meninggalkan ruang perawatan. Aku memanggil-manggil namanya agar dia kembali namun itu adalah hal bodoh dan sia-sia. Minho tidak mendnegarnya dan tidak akan pernah kembali. Aku mengikutinya keluar dari kamar perawatan ku. Aku mengikutinya terus sampai ia keluar dan melewati pintu kaca rumah sakit. Ia menghampiri mobil hyundai putih. Tunggu dulu... hyundai putih? Mobil siapa itu? Bukankah mobil Minho hyundai warna biru? Apa dia sudah menggantinya? Aku terus berlari berusaha mendekatinya dan terus bertanya mobil siapakah itu. Setelah jarak ku hanya beberapa langkah saja, keluarlah seorang yeoja dari pintu kemudi dan langsung memeluk mesra Minho.

“Victoria!?” aku terdiam membeku saat mengetahui si aktris gatel itu memeluk Minho dengan mesra.

“Kenapa cepat sekali kau datang?” tanya Minho melepaskan pelukan Victoria.

“Aku merindukan mu sayang!” suara Victoria manja, benar-benar perempuan tidak tau diri! Segala umpatan berputar-putar di otak ku dan ingin sekali aku memaki-makinya. Tapi melihat ku saja tidak bisa, bagaimana aku bisa memaki-makinya.

“Kerjai saja dia!” suara namja tiba-tiba berbisik di telinga ku bagaikan bisikan seorang setan. “Dia tidak bisa melihat mu bukan berarti kau tidak bisa menyentuhnya” bisik seorang namja itu lagi. Aku penasaran dan menoleh ke arah kiri yang telah membisiki ku. Tidak ada orang, lalu aku menoleh ke kanan dan aku terperanjat kaget. Oh Sehun si malaikat bodoh ini sudah berdiri di sebelah kanan ku.

“Yaak!” aku berteriak kesal, seolah-olah aku melampiaskan amarah ku pada Sehun.

“Hajar dia! Mumpung dia ada di sini!” seru Sehun mengarahkan pandangannya ke arah Victoria dan Minho. Aku melihat mereka masih bermesraan. Apa mereka tidak sadar, jika aku mengawasi di sini dengan penuh amarah!

“Victoria! Choi Minho! Kalian!” aku menghampiri mereka dan berdiri di samping mereka dan mereka jelas tidak menyadari itu. Victoria hendak berjalan ke pintu mobil sebelah kanan tempat penumpang di samping kemudi. Reflek aku memajukan satu kaki ku dan buk, Victoria jatuh karena tersandung.

“Aw!” Victoria kesakitan dan jelas ia malu.

“Kau tidak apa-apa sayang?” Minho berusaha membantu Victoria berdiri dan menuntunnya ke mobil.

“Kaki ku sakit” suara manja Victoria benar-benar membuat telinga ku sakit. Saat Minho membukakan pintu mobil dan Victoria masuk ke dalam, dengan kasar aku mendorong pintu mobil dan membuat tangan Minho terjepit dan ia merintih kesakitan.

“Aw!” teriak Minho. Ini benar-benar menyenangkan, inilah pertama kalinya aku menikmati sebagai manusia yang tak terlihat atau lebih tepatnya hantu, ya hantu cantik.

“Ah, kau tidak apa-apa sayang?” suara Victoria mengkhawatirkan selingkuhannya itu. Tunggu dulu siapa di sini yang selingkuhan dan siapa yang pacaran benerannya? Masa bodoh!

“Baiklah Choi Minho, detik ini juga hubungan kita berakhir!” aku menendang kakinya sekeras mungkin dan ia kesakitan. Kekesalan ku akhirnya bisa ke lampiaskan dengan cara seperti ini. Meskipun ia tak melihat atau bahkan mendengar ku, setidaknya aku sudah mengahajar dia!

“Aw! Seperti ada yang menendang kaki ku!” rintih Minho.

“Sayang, sepertinya rumah sakit ini berhantu. Ayo kita pergi! Cepat sayang!” terlihat sekali wajah Victoria ketakutan. Aku tertawa sinis dan puas sekali mengerjai mereka atau aku bahkan belum puas dan ingin lagi mengerjai cewek gatel ini dan cowok playboy ini! Dasar!

Minho dan Victoria akhirnya pergi meninggalkan rumah sakit. Aku masih berdiri menatap mobil hyundai putih itu hingga berbelok dan menghilang dari pandangan ku.

“Jadi itu yang bernama Choi Minho?” suara namja yang tak lain dan tak bukan adalah suara malaikat bodoh Oh Sehun terdengar di telinga ku.

“Bagaimana kau bisa tau?” aku menatapnya pensaran.

“Kau tadi yang mengatakannya” wajah Sehun polos. Aku sudah salah besar jika memmanggilnya malaikat bodoh. Tidak! Dia malaikat lucu.

“Benarkah? Sudah! Jangan bicarakan dia lagi! Aku muak!” aku berbalik hendak kembali ke ruang perawatan.

“Yaa! Noona! Kau mau ke mana?” Sehun berteriak dan menghentikan langkah ku karena dia tiba-tiba muncul di hadapan ku. Andai saja aku juga bisa menghilang seperti dia.

“Ke kamar perawatan, mau ke mana lagi?” ucap ku yang sebenarnya aku sudah bosan nerada di dalam ruangan dengan ukuran lima meter kali enam meter itu. Cukup luas memang tentu saja, itu kelas VIP terbaik yang di miliki rumah sakit ini.

“Apa kau tidak bosan, hanya diam tidak berbuat apa-apa di dalam kamar itu?” malaikat lucu ini seperti membaca pikiran ku saja.

“Bosan? Ku rasa tidak” jawab ku berbohong.

“Kau bohong!” mata Sehun menatap penuh selidik.

“Aku...” aku tak tau harus menjawab apa, hey Krystal dia seorang malaikat! Tentu saja ia mengetahui kau sedang berkata jujur atau berkata bohong.

“Ikutlah dengan ku!” Sehun mengulurkan tangannya.

“Ke mana?” aku menatap uluran tangannya, dan ragu akan meraihnya.

“Bersenang-senang” jawabnya dengan riang gembira. Apa malaikat tidak pernah mempunyai masalah, sehingga ia selalu riang gembira seperti ini? Pertanyaan bodoh! Tentu saja tidak Krystal!

“Baiklah” aku meraih tangannya dan rasa hangat ku rasakan hingga menjalar ke seluruh tubuh ku. Apakah hawa seperti ini yang dimiliki para malaikat?

“Kajja!” serunya, ia menarik tangan ku dan melangkahkan kaki meninggalkan rumah sakit.

Normal pov
Krystal dan Sehun berjalan pergi meninggalkan rumah sakit dan pada saat yang bersamaan sebuah taxi berhenti di lobi rumah sakit dan keluarlah Yura dengan membawa bunga babybreath putih kesukaan Krystal. Yura melewati pintu kaca dan masuk ke dalam rumah sakit menuju kamar perawatan Krystal.

Yura masuk ke dalam kamar dan mendapati kamar sedang tidak ada orang, hanya tubuh Krystal yang terbaring lemah. Yura meletakkan bunga di atas meja samping ranjang. Ia kaget dengan bunga babybreath putih yang sudah berada di sana.

“Oh, siapa yang membawakan bunga ini?” Yura meraih bunga itu dan menciumnya. “Bunga ini masih segar, pasti Minho yang membawakannya” Yura menjadikan bunga tersebut jadi satu di satu vas bunga. Kemudian ia duduk di bangku samping ranjang. Dan meraih tangan Krystal.

“Krystal, kau tau? Hari ini ada dua siswa baru di sekolah kita” Yura mulai bercerita, meski Krystal tak sadarkan diri dan dalam keadaan koma, tapi Yura selalu bercerita dan menganggap Krystal bisa mendengarnya.

“Mereka masuk di kelas kita. Chanyeol dan Kai. Mereka berdua sangat tampan! Kurasa aku menyukai salah satu dari mereka” pipi Yura merah merona seperti kepiting yang barusan di rebus.

“Oh ya, dua hari lagi sekolah akan mengadakan camping! Ini pasti seru Krystal!” ucap Yura antusias.

“Tapi sayang sekali kau tidak bisa ikut serta” suara Yura tiba-tiba bersedih.

“Krystal ku mohon, bangunlah! Aku merindukan mu teman, kita akan pergi camping bersama dua hari lagi. Kau harus bangun Krystal” ucap Yura penuh dengan harapan. Ia sangat berharap sekali sahabatnya itu cepat tersadar dari komanya dan kembali bersenang-senang dengannya.
***

Krystal dan Sehun telah berjalan jauh meninggalkan rumah sakit. Sehun masih terlihat senang dan masih terus berjalan. Namun Krystal tampak terlihat lelah. Tentu saja dia tidak pernah berjalan sejauh ini.

“Sehunie! Aku lelah! Bisakah kita berhenti sebentar? Dari tadi kita sudah berjalan terus?” suara Krystal benar-benar menunjukkan bahwa dia kelelahan.

“Sebentar lagi sampai noona, tanggung kalo berhenti” suara Sehun masih jauh dari kesan lelah.

“Memangnya kau mau ke mana? Kau kan bisa menghilang, kenapa kita tidak menghilang saja seperti yang biasanya kau lakukan?” Krystal berhenti berjalan karena sudah tidak kuat lagi. Telapak kakinya terasa panas.

“Kita sudah hampir sampai! Ayo noona!” Sehun sangat antusias karena melihat tujuannya hanya tinggal beberapa langkah lagi. Sementara Krystal masih terduduk kecapekan di tepi jalan untuk pejalan kaki.

“Itu dia! Kita sudah sampai noona, tinggal beberapa langkah lagi! Ayoo!” seru Sehun sambil menunjuk cafe Mango Six. Ia menarik-narik tangan Krystal untuk berdiri dan menariknya berlari ke cafe.

“Sehunie!” suara Krystal hendak membentak kesal namun hanya suara lemas yang terdengar. Kini mereka sudah berdiri di hadapan cafe. Wajah Sehun tampak senang, dan wajah Krystal tampak terheran-heran.

“Apa malaikat juga minum jus?” Krystal menatap Sehun dengan terheran-heran.

“Aku sangat suka tempat ini. Aku sering berkunjung ke sini” jawabnya dengan senyuman yang benar-benar menggemaskan. Rasanya Krystal ingin mencubit pipinya.

“Kau juga memesan seperti mereka? Terlihat pun tidak, bagaimana kau bisa memesan?” bertubi-tubi pertanyaan di lontarkannya.

“Aku hanya menghabiskan sisa manusia yang tidak mereka habiskan” jawab Sehun dan membuat perut Krystal terasa mual.

“Kau malaikat jorok!” tatapan mata Krystal seperti menatap susu yang sudah basi.

“Kau percaya? Tentu saja tidak! Jika aku benar-benar melakukannya, mungkin aku sudah berada di ruang perawatan seperti mu” jawab Sehun dan melangkah memasuki cafe dengan menembus pintunya.

“Aku benar-benar tidak mengerti cara hidup malaikat” Krystal memiringkan kepalanya dan ikut masuk ke dalam cafe tapi tdak dengan cara menembus pintu seperti yang di lakukan Sehun. Krystal membuka pintu kaca cafe dan membuat bunyi krincing. Itulah ciri khas cafe atau toko di Seoul, sebagai isyarat kepada penjaga cafe atau toko bahwa ada seseorang pelanggan datang.

“Bersenang-senang? Di tempat seperti ini? Yang ada hanya melihat orang memesan dan menyantap pesanan mereka dan kita hanya melongo” ucap Krystal kesal. Sehun tak memperdulikan omongan Krystal. Ia duduk di sofa orange yang sangat empuk dan nyaman.

“Sungguh nyaman duduk di sini” ucapnya sembari menutup matanya.
Krincing, suara pintu cafe yang menandakan ada pelanggan masuk. Dua orang namja masuk ke dalam cafe, Chanyeol dan Kai. Chanyeol langsung mengarah ke kasir dan memesan jus mangga seperti biasanya. Sementara Kai hanya berdiri membeku ketika ia melihat Krsytal sedang berdiri di hadapannya, Krystal juga menatapnya.

“Kau...”

To be continued......

Kamis, 16 Oktober 2014

FF Kai Krystal || I LOVE YOU, THE GHOST chapter 2




Tittle                : I LOVE YOU, THE GHOST
Author             : dhytha (dhyt30)
Genre               : Romance, little bit comedy
Length             : Series
Rate                 : 17+
Main Cast        : Krystal Jung{f(x)}                 aka       Krystal
                          Kim Jong In {EXO-K}           aka       Kai
Another cast    : Yura {Girls Day}                   aka       Yura
                          EXO-K
Chapter 2
Krystal terus mengejar namja berkulit coklat itu, dan berusaha menghentikannya. Namja itu terus berjalan tidak memperdulikan Krystal yang terus memanggilnya, ia melewati pintu kaca dan Krystal akhirnya berhenti di hadapannya lagi menghalangi jalan namja itu.

“Yaa! Kau, ku mohon dengarkan aku sebentar! Siapa pun kau, kau harus membantu ku!” Krystal terus mengomel dan menghadang jalan namja itu. Namja itu berhenti dengan tatapan jengkel pada Krystal.

“Membantu mu?” tanya namja itu tidak percaya, bahkan mereka baru saja bertemu, bagaimana bisa Krystal langsung meminta bantuan darinya. Krystal mengangguk antusias.

“Baiklah aku harus membantu mu apa? Memanggil perawat, menyuruh mereka memeriksa mu dan mempersiapkan ruang perwatan khusus untuk orang gila seperti mu” ucap namja itu lalu meninggalkan Krystal dengan senyuman yang tidak bisa di anggap senyum yang biasa. Senyum mengejek.

“Yaak! Aku serius! Aku bukan orang gila seperti yang kau pikirkan! Ini sangat penting!” Krystal kembali menghalau jalan namja itu.

“Baiklah nona, dengarkan aku! Kenapa harus aku? Bukankah banyak orang lain yang bisa kau minta” ucapan namja itu terputus saat seseorang memanggilnya dan membuyarkan kosentrasinya.

“Yaa, Kai!” seorang namja berperawakan tinggi, berkulit putih, dengan senyum lebar yang menunjukkan barisan giginya yang sangat rapi memanggil Kai dan menghampirinya. “Kau sedang bicara dengan siapa?” tanya namja itu ketika jaraknya sudah mendekati Kai.

“Dia! Perempuan ini sepertinya sedikit tidak waras” Kai menunjuk ke arah Krystal berdiri, tapi Chanyeol tidak melihat siapapun kecuali Kai.

“Perempuan? Di mana dia sekarang? Apakah dia cantik?” Chanyeol melihat sekeliling mencari sesosok perempuan yang di maksud Kai.

“Kau mencari siapa? Dia ada di samping mu!” suara Kai menunjukkan dia sudah merasa kesal, namun Krystal masih terdiam melihat Chanyeol yang sedang kebingungan mencari keberadaannya. Chanyeol menoleh ke sebelahnya namun ia ak melihat Krystal yang berdiri di sampingnya.

“Mana? Kau lihat Kai, di samping ku tidak ada siapa-siapa” ucap Chanyeol bingung.

“Kenapa aku tidak meminta bantuan orang lain? Karena hanya kau yang bisa melihat ku!” sela Krystal menatap tajam Kai dan menyilangkan kedua tangan di dadanya.

“Kenapa kau diam? Ayo kita pergi! Aku sudah lapar!” seru Chanyeol.

“Yaa! Chanyeol-ah, apa kau benar-benar tidak melihat seseorang di samping mu?” Kai bertanya penasaran, apa yang di katakan Krystal benar atau Krystal hanya berbohong dan Chanyeol hanya berpura-pura tidak melihatnya.

“Memangnya ada siapa di samping ku?” Chanyeol justru bertanya balik. “Yaa! Apa kau melihat sebuah penampakan?” bisik Chanyeol, bulu kuduknya tiba-tiba merinding.

“Ah, lupakan!” Kai mengibaskan tangannya ke udara dan pergi melewati Krystal dan meninggalkan Chanyeol begitu saja. Chanyeol melihat sekitarnya dan berkedik ngeri dan mengikuti Kai.

“Hei! Tunggu aku!” Chanyeol memanggil Kai, namun Kai tidak berbalik, ia justru mempercepat langkahnya.

“Sebenarnya dia malaikat atau manusia? Kenapa dia bisa melihat ku?” Krystal membatin dan melihat ke arah Kai berjalan “Hei tunggu!” Krystal kembali berlari mengejar Kai. Seseorang berhenti di hadapannya dengan tiba-tiba karena barang bawaannya terjatuh seketika Kai berhenti dan pada momen itu juga Krystal kembali berdiri di hadapannya, berdiri tepat di samping seseorang yang berhenti mendadak tadi. Kai menatap Krystal dan seseorang yang berhenti tadi melewati tubuh Krystal begitu saja. Tubuh seseorang itu menembus tubuh Krystal dan melihatnya tidak percaya, mulutnya menganga, kedua matanya hampir lepas.

“Apa yang kau lihat?” Chanyeol sudah berdiri di sampingnya dan matanya mengikuti arah mata seseorang yang baru saja menembus tubuh Krystal.

“Di mana kau memakirkan mobil nya?” tanya Kai dengan nada datar.

“Di sebelah sana” Chanyeol menunjuk mobil hyundai hitam di halaman parkir sebelah timur. Dengan langkah cepat, Kai menuju mobil itu di ikuti oleh Chanyeol. Krystal kembali mengejarnya.

“Hei! Kau tidak boleh pergi sebelum kau membantu ku! Dengarkan aku dulu!” Krystal terus berteriak dan membujuk Kai agar ia mau mendengarnya. Kai sama sekali tidak menoleh dan segera masuk ke mobil di bangku sebelah kemudi. Chanyeol masuk di balik kemudi.

“Cepat!” Kai seolah memerintah temannya itu seperti sopirnya.

“Wah, kau seperti tuan yang menyuruh sopirnya” ucap Chanyeol.

“Kau sendiri yang bilang, aku tidak pernah mengatakan bahwa kau sopir ku” ucapan Kai dingin dan Chanyeol menyadari bahwa Kai sedang tidak bercanda.

“Baiklah” Chanyeol segera menghidupkan mesin dan mengoper gigi mobil ke posisi satu kemudian menginjak pedal gas dan menyetirnya pergi meninggalkan rumah sakit. Krystal tidak berhasil mengejar Kai dan mobil hyundai hitam itu melewati Krystal begitu saja dan meninggalkan debu dari roda yang berputar dan membuat Krystal terbatuk-batuk.

“Yaak! Dasar!” Krystal mengumpat kesal.

Krystal pov
Aku mengumpatnya dengan sekeras mungkin meski aku tau dia tak mungkin mendengar ku. Bagaimana ini? Tidak ada yang mau menolong ku? Kenapa ini terjadi pada ku? Sekian banyak manusia di dunia ini, kenapa aku? Aku hampir saja akan benar-benar putus asa, aku membalikkan badan ku dan seseorang mengagetkan ku.

“Ommo!” umpat ku kaget.

“Hallo noona” malaikat bodoh ini muncul dengan tiba-tiba dengan wajah sama sekali tidak menampakkan rasa bersalah.

“Yaak!!!” aku berteriak kesal padanya, aku benar-benar ingin menalannya hidup-hidup, jika saja itu bisa kulakukan. “Kenapa kau baru kembali?” tanya ku dengan nada kesal.

“Aku kan sudah bilang, aku harus menjalankan tugas?” jawabnya santai dan senyuman imutnya yang selalu menghiasi wajahnya. Andai kau manusia, pasti kau akan menjadi idola malaikat bodoh.

“Tugas? Menjemput dan mengantar?” aku menebak.

“Iyups, betul betul betul” jawabnya dengan jari telunjuk di layangkan di udara bagaikan dia saat ini adalah pemimpin okestra.

“Kau belum bertemu malaikat pencabut roh?” tanya ku penuh selidik.

“Itu...” malaikat bodoh ini lagi-lagi menggantungkan kalimat yang akan di ucapkannya.

“Katakan cepat!” aku menginjak-nginjak tanah seperti orang yang sedang jalan di tempat.

“Mengobrol di atas atap gedung, sepertinya lebih asik” ucapnya sambil menunjuk atap gedung rumah sakit. Sepuluh menit kemudian aku sudah berada di atap gedung rumah sakit, andaikan aku bisa menghilang seperti malaikat bodoh itu. Aku tak perlu mengakses lift ataupun tangga darurat dan membuat ku lelah seperti ini.

“Kenapa kau suka sekali di tempat ini?” tanya ku saat dengan nafas tersengal-sengal.

“Karena di sini kita bisa bicara dengan bebas” jawabnya dengan mengedarkan pandangan di bawah gedung.

“Bicara bebas? Bukankah di mana pun kita bisa bicara bebas? Tidak ada yang bisa melihat kita” ucap ku yang memang adalah sebuah kenyataan. Tak ada yang bisa melihat malaikat bodoh ini dan... aku.

“Telah terjadi sedikit kekacauan di langit” ucapnya mulai menjurus ke serius.

“Kekacauan di langit?” tanya ku yang mulai mendengarkannya dengan serius.

“Roh yang seharusnya di cabut adalah roh yang bernama Krystal Jang, dan kau adalah teman Krystal Jang yang menghentikan usaha bunuh diri nya kan?” malaikat bodoh ini justru menghujani ku sebuah pertanyaan.

“Jadi kau harus diam saja, sementara teman mu akan bunuh diri? Terjun bebas dari atas gedung dan melihatnya mati begitu saja” jawab ku hanya menyerupai sebuah pertanyaan balik bukan sebuah pernyataan.

“Semua manusia akan kehilangan roh. Entah bagaimana caranya, itu sudah jalan mereka” ucapan malaikat bodoh ini membekukan telinga ku.

“Lalu sekarang apa? Jangan bilang malaikat pencabut roh salah mencabut roh ku karena aku telah berusaha menggagalkan usaha bunuh dirinya?” suara meninggi. “Roh orang yang bunuh diri, apakah dia di tempatkan di tempat yang layak?”

“Apapun yang terjadi pada manusia saat mereka kehilangan rohnya, rohnya akan di tempatkan sesuai di tempatnya” penjelasan malaikat bodoh ini hanya membuat ku pusing.

“Maksud mu?” aku bertanya seolah-olah aku ingin mengetahui segalanya.

“Itu rahasia di antara para malaikat, dan tidak satu pun manusia yang boleh mengetahuinya” jawabnya tegas.

“Baiklah, lupakan soal itu. Dan sekarang yang terpenting adalah... bagaimana aku bisa kembali ke tubuh ku?” aku kembali pada topik ini.

“Hanya ada satu cara agar kau bisa kembali ke tubuh mu” senyumannya menandakan bahwa cara ini mungkin mudah, untuk aku kembali ke dalam tubuh ku.

“Katakan!” aku berseru tidak sabar mendengar penjelasan berikutnya.

“Harus ada seseorang laki-laki yang tulus mencintai mu dan mencium keningmu” dia menatap ku, tangannya di silangkan di depan dadanya.

“Mwo!” aku menatapnya tidak percaya dan seolah-olah cara itu sangat amat mustahil. “Mencium kening ku?”

“eehhem” dia hanya menjawab dengan deheman.

“Apa ini seperti cerita dongeng cinderella?” aku bertanya dan mengingat kisah dongeng cinderella. Bahwa putri cinderella yang tidur selamanya bisa hidup kembali karena seorang pangeran datang menciumnya, ini benar-benar konyol.

“Kurasa begitu” jawabnya santai.

“Yaak! Malaikat bodoh!” aku berkacak pinggang hendak protes. Dia menaruh jari telunjuknya di depan mulut ku.

“Ssstt!! Jangan panggil aku seperti itu lagi, aku punya nama.... panggil aku Sehunie, nama ku Oh Sehun” ucapnya protes karena aku selalu memanggilnya malaikat bodoh.

“Baiklah Sehunie” aku memanggil namanya dan bulu kuduk ku rasanya berdiri saat mengucapkannya. Aku menjauhkan jari telunjuknya dari hadapan ku. “Apa tidak ada cara lain? Tidak bisakah kau membujuk malaikat pencabut roh dan katakan padanya aku tak harus menunggu seseorang mencium kening ku, langsung saja suruh dia untuk segera mengembalikan roh ku ke dalam tubuh ku!”

“No no no, itu sudah prosedur noona” kepala nya menggeleng-geleng. Ini benar-benar konyol!

“Baiklah jika itu cara satu-satunya” suara ku mengandung sebuah kepasrahan “Aku hanya butuh seseorang mencium kening ku dan aku kembali ke tubuh ku?” aku menegaskan kembali cara konyol bin mustahil menurut pemikiran ku saat ini.

“Ingat, orang itu harus tulus mencintai mu. TU LU S” dia memberikan penekanan di kata-kata tulus.

“TU LU S, baik aku mengerti” aku mengulang dengan nada yang sama seperti yang barusan ia ucapkan. Baiklah, aku hanya butuh sebuah ciuman di kening dan kembali ke kehidupan normal ku. Tapi dengan keadaan ku seperti ini, bagaimana aku... “Yaak! Malaikat bodoh!” panggil ku spotan dan ia membelalakan matanya “Maaf, maksud ku Sehunie... bagaimana aku bisa mendapatkan ciuman di kening ku jika keadaan ku seperti ini? Aku sekarang tidak terlihat Oh Sehun! Apa kau lupa?” aku kembali kepada keputusasaan ku.

“Itulah tantangannya” jawabnya santai dengan senyum evil. Malaikat ini benar-benar membuat ku gila. Namja seperti ini adalah tipe Yura, sayang saja dia malaikat dan Yura tak akan pernah bisa melihatnya.

“Aaakkkhhh jeongmal!” aku mengumpat kesal dan membuat rambut ku sendiri berantakan.

“Aku akan memberi mu sedikit kelebihan, tidak banyak” ucapnya sembari menggosok-gosok dagunya berfikir “Kau akan tetap bisa menyentuh apa pun seperti manusia, tetapi tetap kau tidak terlihat”

“Hanya itu?” tanya ku, kupikir kelebihan bisa menghilang seperti dia yang akan kudapat, tetapi hanya bisa menyentuh semua apa pun. Baiklah, dari pada tidak sama sekali.

“Kau minta apa lagi?” tanyanya menantang berkacak pinggang.

 “Tidak, ku rasa itu cukup” jawab ku menggeleng kepala, dan tiba-tiba terbesit sebuah pertanyaan  

“Aku boleh bertanya?”

“Tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan?”

“Apa malaikat bisa bicara dengan manusia?” pertanyaan ini tentang namja berkulit coklat itu, aku hanya memastikan apakah dia malaikat ataukah manusia.

“Hahaha.... apa kau pernah melihat ku berbicara dengan mereka?” malaikat bodoh ini justru melemparkan pertanyaan balik. Aku hanya terdiam menatapnya “Tentu saja tidak, tidak ada malaikat yang menampakkan dirinya di hadapan manusia, kecuali malaikat itu meminjam tubuh manusia yang sudah meninggalkan atau koma seperti mu” jelasnya. Meminjam tubuh orang yang sudah meninggal? Ini benar-benar mengerikan. “Jangan anggap serius, aku hanya mengarang” ucapnya meralat dan tawa kecil di akhirnya.

“Ada seseorang yang bisa melihat ku” suara ku menghentikan tawanya.

“Apa?” suara Sehun menunjukkan bahwa ia tak percaya. “Oh itu...” lanjutnya seperti ia telah mengingat sesuatu. Aku hanya diam menunggu ia melanjutkan kata-katanya “Memang di dunia ini ada beberapa manusia yang bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata, contohnya melihat dirimu noona”

“Tak kasat mata? Dunia gaib? Hantu?” bertubi-tubi sebuah prakiraan muncul begitu saja di pikiran ku.

“Ya semacam itu lah!” jawabnya mengibaskan tangan ke udara.

“Jadi apa aku akan bertemu dengan hantu-hantu yang lainnya?” ucap ku ngeri dan aku bisa mersakan bulu kuduk ku merinding.

“Noona, bahkan kau sendiri sekarang adalah hantu!” jelasnya yang membuat leher ku terasa tercekik.

“MWO!” aku memeluk tubuh ku merasakan dingin di setiap porinya.

“Tak perlu kau histeris seperti itu noona, kau hantu yang sangat cantik yang pernah ku temui” ia mengedipkan mata kirinya seolah-olah aku akan tenang jika melihatnya, tapi aku masih syok dengan predikat baru itu. Hei, julukan ku di sekolah adalah yeoja paling cantik dan paling menarik perhatian para namja bukan hantu cantik!

“Noona, ini untuk mu” ia menyodorkan kalung dengan liontin berbentuk segi enam.

“Apa ini?” aku meraihnya dan menggantungnya dengan tangan ku di hadapan ku melihat setiap detail kalung itu.

“Kalung itu menandakan bahwa kau belum benar-benar mati, itu sebagai tanda untuk malaikat. Siapa tau kau akan bertemu dengan malaikat lain selain aku” jelasnya. “Dan satu lagi, waktu mu hanya 30 hari untuk mendapatkan ciuman kening itu” ucapnya memperingatkan.

“Apa? 30 hari? Baiklah, bahkan sebelum waktu 30 hari itu berakhir, aku pasti akan mendapatkan ciuman itu” ucap ku setengah sombong, tapi hati kecil berkata waktu itu sangat singkat. Suara sirine darurat berbunyi lagi.

“Baiklah noona semoga beruntung!” ucap Sehun dan seketika ia menghilang menyatu dengan angin yang berhembus. Aku menatap kalung dengan liontin segi enam itu dan memakainya. Baiklah, aku akan segera mendapatkan ciuman di kening ku dan aku akan kembali ke tubuh ku dan menjalani kembali kehidupan normal ku. Ada seseorang yang kuharapkan akan mencium kening ku, namja chingu ku..... Choi Minho.

Normal pov
Chanyeol memberhentikan mobilnya di depan sebuah kafe. Mango six cafe, tempat ini sudah menjadi favorit mereka. Kai dan Chanyeol turun dan melewati pintu masuk cafe. Kai langsung mencari tempat duduk di sebuah sofa dan mendaratkan pantatnya dengan nyaman. Sementara Chanyeol ke kasir untuk memesan.

“dua jus mangga” ucapnya pada sang kasir. Petugas kasir ini sedikit lebih pendek dari Chanyeol tapi ia lumayan tampan, dengan seragam khas Mango Six Cafe dan name tagnya yang bertuliskan D.O Kyungsoo.

“Lima menit akan ku antar” ucapnya dengan senyuman. Chanyeol menghampiri Kai dan duduk di hadapannya.

“Gwaenchanayeo?” Chanyeol menanyakan keadaan Kai yang terlihat sedikit kurang baik.

“Ehem” hanya sebuah deheman, Kai bersandar dengan melipat kedua tangannya di dadanya dan memejamkan matanya. Seolah-olah ia ingin tidur di di sofa itu.

“Dua jus mangga” D.O datang dengan dua gelas jus mangga yang segar. Chanyeol langsung menyeruputnya.

“Cuaca cukup panas hari ini” ucapnya setelah meneguk beberapa tegukkan jus mangganya.

“Bagaimana hasil lab nya?” D.O bertanya pada Kai.

“Keluar satu minggu lagi” jawab Kai agak cuek. Itulah sifatnya, berkulit coklat, eksotis, dingin, mempesona.

“Ku harap semua baik-baik saja” ucapan D.O sangat berharap.

“Tentu saja semua akan baik-baik saja, dia hanya cidera kecil” sahut Chanyeol.

“Aku harus kembali kerja, nikamati jus kalian. Mau donat?” D.O menawarkan makanan kecil tapi cukup mengenyangkan.

“Boleh” Chanyeol sumringah mendengar kata-kata donat. Dia benar-benar lapar.
Hari sudah sore, matahari mulai menyembunyikan sinarnya dan tergantikan oleh sinar bulan. Kai, Chanyeol, dan D.O tiba di rumah. Terdengar suara sibuk di dapur rumah.

“Kalian sudah datang?” seseorang namja muncul dari dapur dengan celemek di tubuhnya.  

“Makanannya sebentar lagi siap” ucapnya dan kembali ke aktifitas dapurnya. Sepeluh menit kemudian, semua hidangan makanan telah siap sedia di atas meja makan. Dan mereka berempat mulai bersantap.

“Bagaimana hasil lab nya?” tanya namja yang masih mengenakan celemek.

“Satu minggu lagi baru keluar” jawab D.O, Kai masih sibuk dengan makanannya.

“Begitu” ucap namja itu mengerti. “Oh ya, Baekhyun baru saja memberitahu ku. Sekolah kalian akan mengadakan camping tiga hari lagi” ia menatap Chanyeol dan Kai. Kai yang mendengarnya pura-pura tidak memperdulikannya dan terus makan.

“Camping? Jeongmal?” mata Chanyeol berbinar-binar senang.

“Aku dan Baekhyun akan di undang sebagao senior dan mungkin sedikit membantu pekerjaan panitia” ucap Suho.

“Ke mana kita akan pergi?” tanya Chanyeol penuh antusias.

“Masih belum dipastikan” jawab Suho.

“Aku sudah selesai” ucap Kai meletakkan piring makannya. Ia meninggalkan meja makan dan berjalan menuju tangga. Kamarnya berada di lantai dua.

“Kenapa dia?” Suho bertanya pada Chanyeol, tak seperti biasanya Kai bersikap aneh seperti ini.

“Molla” Chanyeol mengangkat kedua bahunya menandakan ia tak tau.

“Lanjutkan makan kalian” D.O bangkit dari tempat duduknya dan menyusul Kai ke kamarnya.

“Apa yang terjadi? Apa aku boleh masuk?” D.O sudah di depan pintu kamar Kai.

“Masuklah” Kai mempersilahkan. D.O masuk dan melihat Kai berbaring di ranjangnya.

“Kau terlihat lesu, apa kau sakit?” tanya D.O berdiri menatap Kai.

“Aku tidak apa-apa?” jawab Kai tenang.

“Tapi kau telihat ada apa-apa. Ceritalah!” D.O duduk di sofa tak jauh dari ranjang Kai.

“Apa kau percaya?” Kai bertanya.

“Percaya apa?” D.O bingung.

“Apa kau percaya hantu dan lain sebagainya?” Kai bangkit dari tidurnya dan duduk merangkul gulingnya.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?” bukan menjawab D.O justru balik bertanya.

“Sepertinya kau tidak percaya” ucap Kai kembali berbaring.

“Aku tidak mengatakan bahwa aku tidak percaya, tapi memang mereka ada di sekitar kita dan tak terlihat” ucap D.O yang membuat Kai kembali terduduk.

“Tidak terlihat? Bagaimana jika kita bisa melihatnya?” tanya Kai, kerut di dahinya menandakan ia penasaran dan rasa tak percaya bahwa hari ini dia telah melihat seorang hantu.

“Itu indra ke enam” jawab D.O dengan nada datar.

“Indra ke enam? Bukankah itu di miliki orang sejak lahir?”

“Iya.... tunggu dulu.... kenapa kau bertanya-tanya soal ini? Apa kau telah melihat?” D.O tak meneruskan kata-katanya.

“Entahlah.... perempuan itu” ucapan Kai terputus, ia sepertinya tak sanggup untuk menceritakan kejadian hari ini pada D.O

To be continue.....