Tittle : I LOVE YOU, THE GHOST
Author : dhytha (dhyt30)
Genre : Romance, little bit comedy
Length : Series
Rate : 17+
Main
Cast : Krystal Jung{f(x)} aka Krystal
Kim Jong In {EXO-K} aka Kai
Another
cast : Yura {Girls Day} aka Yura
EXO-K
Chapter
3
“Itu indra ke enam” jawab D.O dengan nada datar.
“Indra ke enam? Bukankah itu di
miliki orang sejak lahir?”
“Iya.... tunggu dulu.... kenapa
kau bertanya-tanya soal ini? Apa kau telah melihat?” D.O tak meneruskan kata-katanya.
“Entahlah.... perempuan itu” ucapan Kai terputus, ia
sepertinya tak sanggup untuk menceritakan kejadian hari ini pada D.O
“Perempuan?” D.O merasa penasaran dengan
kelanjutan kalimatnya.
“Tidak! Sudahlah lupakan! Aku
ingin tidur” Kai
memutuskan untuk tidak menceritakan kejadian hari ini pada D.O atau kepada
siapa pun itu. Ia telah menganggap hari ini hanya sebuah mimpi, ya sebuah mimpi
buruk yang tak mungkin akan terulang lagi. “Aku tak akan bertemu dengan
perempuan itu lagi, tidak akan pernah” batin Kai ia memeluk gulingnya dan mulai
memejamkan matanya.
“Baiklah, tidurlah. Kau harus
bangun pagi besok. Besok hari pertama mu masuk sekolah baru kan?” D.O berdiri dan berjalan menuju
pintu. Namun Kai tidak menjawab apapun, dia sudah terlelap dalam tidurnya.
***
Yura
sedang bersantai membaca novel di halaman samping rumahnya. Di temani segelas
coklat hangat, ia menikmati malam harinya dengan bersantai. Dan seseorang namja
datang mengagetkannya.
“Hai... Yura yaa” seorang namja itu menirukan
suara hantu seperti di film-film horor.
“Yaak!” Yura dengan reflek menimpuk
namja itu dengan novel tebalnya dan menutupi wajahnya ketakutan.
“Akh! Appo!” namja itu berteriak kesakitan.
Mendengar namja itu kesakitan, Yura melihatnya dari sela-sela jarinya.
“Oppa?!” seru Yura begitu melihat namja
itu kesakitan dan mengambil buku novel yang telah berhasil mendarat di
kepalanya tadi.
“Kau pikir aku benar-benar
hantu?! Dasar!”
namja menggosok-gosok keningnya yang kesakitan.
“Mianhe oppa, habis kau
menggagetkan ku, jadi ku pikir kau benar-benar.... hantu” ucap Yura meminta maaf dan
memasang wajah melas.
“Sudah lupakan!” namja itu mengambil duduk di
hadapan Yura dan melempar novel tebal Yura di atas meja.
“Kapan kau datang?” Yura menatap bagian kepala namja
itu yang habis ia timpuk dengan novel tebalnya.
“Kemarin”
“Bagaimana suasana di Amerika?
Kau suka tinggal di sana? Apa kau berhasil bertemu dengan Angelina Jolie?
Meminta tanda tangan, foto bersama? Yang mana? Atau keduanya?” begitu banyak banyak pertanyaan
yang Yura lontarkan.
“Atau tidak semuanya” jawab namja itu sebal.
“Apa!? Jadi kau tidak bertemu
dengan Angelina Jolie?”
Yura membelalak tidak percaya.
“Yaak! Kau pikir aku pergi ke
Amerika hanya untuk menemui Angelina Jolie?! Aku menempuh ilmu di sana, aku
cukup sibuk sampai tidak ada waktu untuk menemui nya” ia mengambil segelas coklat
milik Yura dan menyeruputnya.
“Yaa! Apa kau pikir Angelina
Jolie sendiri mempunyai waktu untuk menemui mu? dasar!” Yura menatap namja itu sinis.
“Bagaimana dengan sekolah mu?” namja yang di panggil oppa oleh
yura itu bertanya.
“Ya begitulah, ada kalanya semua
berjalan dengan lancar ada kalanya semua berjalan tidak sesuai rencana” jawab Yura sambil menyandarkan
punggungnya ke sandaran bangkunya.
“Apa kau sudah mendengar berita
tentang camping di sekolah mu?”
namja itu mengangkat satu kakinya dan menyilangkannya ke kaki yang satunya.
“Camping? Tidak... apa sekolah
akan mengadakan camping?”
Yura justru balik bertanya.
“Yaa aku dengar-dengar organisasi
siswa di sekolah mu akan mengadakan camping tiga hari lagi, dan aku akan di
undang sebagai senior”
jelas namja itu.
“Tiga hari lagi? Jeongmal!” Yura sangat antusias mendengarnya
“Tunggu dulu! Jika kau di undang sebagai
senior jadi apakah Suho oppa?” Yura tidak meneruskan kata-katanya.
“Yayaya... dia juga di undang” jawab namja itu dan membuat
senyuman merekah di wajah Yura.
“Dia akan
datang bersama ku”
“Jeongmal?!” Yura masih tidak percaya dengan
apa yang di dengarnya.
“Aku Byun Baekhyun tidak pernah
berbohong”
ucapnya percaya diri.
“Baiklah Baekhyun oppa aku
percaya pada mu. apa malam ini kau akan tidur di sini?” Yura bertanya setelah melihat
jam di ponselnya yang menunjukkan pukul sebelas malam.
“Ya, tidak malam ini saja.
malam-malam berikutnya juga”
jawaban Baekhyun membuat Yura bertanya-tanya apa maksud dengan malam-malam
berikutnya.
“Yura-yaa, ayah dan ibu mu sedang
tugas ke luar negeri selama satu bulan bukan? Jadi selama satu bulan itu aku
akan tinggal di sini, sampai orang tua mu kembali dan aku kembali ke Amerika” jelas Baekhyun. Yura dan
Baekhyun adalah saudara sepupu tapi kedekatan mereka sudah seperti saudara
kandung mengingat Yura hanyalah anak tunggal dan Baekhyun juga menginnginkan
seorang adik perempuan, jadi Baekhyun sangat menyanyangi Yura sebagai saudara
perempuannya.
“Nde arraseo” ucap Yura mengerti. Baekhyun
tersenyum dan mencubit pipi Yura dengan gemas hingga Yura kesakitan dan
Baekhyun tertawa lepas melihat ekspresi wajah Yura.
***
Keesokan
harinya di sekolah, Lee Teuk seongsaengnim telah memasuki kelas II-A.
“Selamat pagi anak-anak” Leeteuk seongsaengnim memberi
salam.
“Selamat pagi” jawaban para siswa serentak.
“Baiklah sebelum memulai
pelajaran hari ini, aku akan memperkenalkan siswa baru di sekolah kita dan dia
masuk di kelas ini”
ucapan Leeteuk seongsaengnim mendapat sambutan dari siswa antara berseru senang
dan berseru tidak senang “silahkan masuk” Leeteuk mengarahkan pandangannya ke
arah pintu dan masuklah dua namja dan membuat para siswa namja berseru hhuuuu
dan para siswa yeoja berseru kagum wwwaaaahhhh
“Baiklah silahkan perkenalkan
diri kalian masing-masing”
Leeteuk memberikan waktu untuk kedua namja itu berkenalan.
“Annyeong Chanyeol imnida,
bangapta” ucap
Chanyeol ceria dan di akhiri dengan membungkukkan badannya.
“Annyeong Kai imnida, bangapta” ucap Kai sedikit lemas dan di
akhiri dengan membungkukkan badannya. Suara bisik-bisik para yeoja mengagumi
kedua namja ini.
“Satu putih satu coklat, tapi dia
benar-benar eksotis!”
seru yeoja yang duduk di deretan bangku tengah. Dan di sambut dengan suara
hhhuuu oleh teman-temannya.
“Baiklah, ada dua bangku kosong.
Satu paling pojok sebelah kanan dan satu lagi di belakang Yura” Leeteuk mengarahkan pandangannya
ke arah bangku yang kosong. Namun Chanyeol dan Kai heran, kenapa hanya dua bangku
kosong yang Leetuk sebutkan padahal yang terlihat jelas-jelas tiga bangku
kosong.
“Baik, terima kasih sengsaengnim” ucap Chanyeol ceria dan mereka
berdua menuju bangku yang kosong itu di belakang. Kai memilih bangku yang
kosong di pojok dekat jendela semetara Chanyeol memilih bangku yang kosong di
depan Kai. Namun Yura segera mencegah Chanyeol untuk duduk.
“Maaf, itu bangku teman ku. Dia
tidak masuk hari ini”
ucap Yura dan membuat Chanyeol mengurungkan niat dan perpindah di bangku kosong
di belakang Yura.
“Oh, benarkah? Aku tidak tau” ucap Chanyeol
“Maka dari itu aku memberi tahu
mu” ucap Yura.
“Nama mu siapa?” Chanyeol mengulurkan tangannya
ke hadapan Yura.
“Yura” jawab Yura singkat dan meraih
tangan Chanyeol.
“Bangapta, ku harap kita bisa
berteman” Chanyeol
senang karena sudah mendapat teman baru. Dan perhatian kembali pada Leeteuk
seongsaengnim.
“Baiklah anak-anak, ada berita
menyenangkan. Dua hari lagi sekolah kita akan mengadakan camping” ucap Leeteuk yang menimbulkan
kegaduhan di dalam kelas karena rasa senang para siswa.
“Ke mana kita akan pergi
seongsaengnim?”
teriak salah satu siswa laki-laki.
“Suncheon” jawab Leeteuk dan kembali
suasana kelas menjadi gaduh. Dan mereka sibuk dengan rencana mereka untuk pergi
camping hingga melupakan pelajaran hari ini.
***
Si
Hantu cantik Krystal sedang duduk di ruang perawatan memandangi tubuhnya yang
terbaring lemah.
“Seharusnya aku sekarang duduk di
kelas. Leeteuk seongsaengnim hari ini yang mengajar, pasti mereka sedang duduk
diam karena tidak ada yang mengerjakan pr menggambarnya dan Leeteuk
seongsaengnim sedang menceramahi mereka” suara Krystal lirih, namun apa yang dipikirkan
Krystal jelas-jelas berdeda dengan kenyataannya. Sungguh malang nasib Krystal.
Krystal pov
Aku
sudah hampir seharian hanya duduk termenung seperti ini, melihat tubuh ku
terbaring lemah tak berdaya. Malang sekali nasib ku.
“Seharusnya aku sekarang duduk di
kelas. Leeteuk seongsaengnim hari ini yang mengajar, pasti mereka sedang duduk
diam karena tidak ada yang mengerjakan pr menggambarnya dan Leeteuk
seongsaengnim sedang menceramahi mereka”
Aku
berdiri dan menghampiri lebih dekat tubuh ku yang kini terbaring di atas
ranjang. Aku melihat wajah ku, ternyata aku cantik juga. Aku tidak membual, itu
memang fakta. Jika aku tidak cantik maka Minho tidak akan tertarik. Minho...
dia belum datang menjenguk ku. Dia pasti sangat sibuk dengan syuting dan yang
lainnya. Maklum dia adalah seorang aktor tampan yang berhasil ku kencani.
Aku
keluar kamar perawatan ku karena bosan, karena sudah semalaman aku berada di
sini. Tap tap tap, suara langkah kaki mendekat ke kamar perawatan ku. Aku
melihat sesosok namja dengan sweater abu dan celana jeans hitam, tubuhnya
jangkung dan itu dia Choi Minho si namja chingu ku.
Aku sangat bahagia, baru
saja aku memikirkan dia, dia sekarang sudah ada di sini.
Minho
masuk ke dalam ruang perawatan ku dengan membawa satu bucket bunga babybreath
warna putih kesukaan ku. Ia meletakkannya di samping meja ku. Hanya aku dan dia
di ruang perawatan, ibu sedang pulang mengganti beberapa pakaiannya yang ia
bawa. Aku berdiri di seberang ranjang dan menatapnya.
“Changi yaa, aku tau kau akan
menjenguk ku. Aku mencintai mu Minho”
suara ku jelas tak akan terdengar olehnya.
“Aku datang changi yaa, cepat
sembuh. Aku tak mau kau seperti ini”
ucapnya menatap tubuh ku yang terbaring lemah.
“Aku akan sembuh minho, cium
kening ku aku mohon! Kau biasa melakukan hal itu bukan?” aku berusaha untuk membujuk
mencium kening ku meskipun jelas suara ku tak kan di dengar.
“Aku merindukan mu” ucapnya sedih, raut wajahnya
benar-benar sedih. Ia mendekat pada tubuh ku dan hendak mencium kening ku. Oh
Tuhan... tangan ku berkeringat menunggu saat Minho benar-benar mendaratkan
ciumannya di kening ku. Drrrttt dddrrtttt, ponsel Minho bergetar, Minho
berhenti saat jarak bibirnya sudah dua centi di atas kening ku.
“Ayo Minho, cium aku! Jangan kau
hiraukan ponsel mu itu!”
aku berteriak histeris menyuruhnya untuk tidak menghiraukan pesan masuk ke
nomor ponselnya. Namun suara yang tak bisa di dengar Minho membuatnya
mengurungkan niat untuk mencium kening ku dan malah membaca pesan masuk.
“Cepat sembuh sayang, aku harus
pergi. Aku mencintai mu”
ucapnya mengelus kepala ku lalu pergi meninggalkan ruang perawatan. Aku
memanggil-manggil namanya agar dia kembali namun itu adalah hal bodoh dan
sia-sia. Minho tidak mendnegarnya dan tidak akan pernah kembali. Aku
mengikutinya keluar dari kamar perawatan ku. Aku mengikutinya terus sampai ia
keluar dan melewati pintu kaca rumah sakit. Ia menghampiri mobil hyundai putih.
Tunggu dulu... hyundai putih? Mobil siapa itu? Bukankah mobil Minho hyundai
warna biru? Apa dia sudah menggantinya? Aku terus berlari berusaha mendekatinya
dan terus bertanya mobil siapakah itu. Setelah jarak ku hanya beberapa langkah
saja, keluarlah seorang yeoja dari pintu kemudi dan langsung memeluk mesra
Minho.
“Victoria!?” aku terdiam membeku saat
mengetahui si aktris gatel itu memeluk Minho dengan mesra.
“Kenapa cepat sekali kau datang?” tanya Minho melepaskan pelukan
Victoria.
“Aku merindukan mu sayang!” suara Victoria manja, benar-benar
perempuan tidak tau diri! Segala umpatan berputar-putar di otak ku dan ingin
sekali aku memaki-makinya. Tapi melihat ku saja tidak bisa, bagaimana aku bisa
memaki-makinya.
“Kerjai saja dia!” suara namja tiba-tiba berbisik di
telinga ku bagaikan bisikan seorang setan.
“Dia tidak bisa melihat mu bukan berarti kau tidak bisa menyentuhnya” bisik
seorang namja itu lagi. Aku penasaran dan menoleh ke arah kiri yang telah
membisiki ku. Tidak ada orang, lalu aku menoleh ke kanan dan aku terperanjat
kaget. Oh Sehun si malaikat bodoh ini sudah berdiri di sebelah kanan ku.
“Yaak!” aku berteriak kesal, seolah-olah
aku melampiaskan amarah ku pada Sehun.
“Hajar dia! Mumpung dia ada di
sini!” seru
Sehun mengarahkan pandangannya ke arah Victoria dan Minho. Aku melihat mereka
masih bermesraan. Apa mereka tidak sadar, jika aku mengawasi di sini dengan
penuh amarah!
“Victoria! Choi Minho! Kalian!” aku menghampiri mereka dan
berdiri di samping mereka dan mereka jelas tidak menyadari itu. Victoria hendak
berjalan ke pintu mobil sebelah kanan tempat penumpang di samping kemudi.
Reflek aku memajukan satu kaki ku dan buk, Victoria jatuh karena tersandung.
“Aw!” Victoria kesakitan dan jelas ia
malu.
“Kau tidak apa-apa sayang?” Minho berusaha membantu Victoria
berdiri dan menuntunnya ke mobil.
“Kaki ku sakit” suara manja Victoria benar-benar
membuat telinga ku sakit. Saat Minho membukakan pintu mobil dan Victoria masuk
ke dalam, dengan kasar aku mendorong pintu mobil dan membuat tangan Minho
terjepit dan ia merintih kesakitan.
“Aw!” teriak Minho. Ini benar-benar
menyenangkan, inilah pertama kalinya aku menikmati sebagai manusia yang tak
terlihat atau lebih tepatnya hantu, ya hantu cantik.
“Ah, kau tidak apa-apa sayang?” suara Victoria mengkhawatirkan
selingkuhannya itu. Tunggu dulu siapa di sini yang selingkuhan dan siapa yang
pacaran benerannya? Masa bodoh!
“Baiklah Choi Minho, detik ini
juga hubungan kita berakhir!”
aku menendang kakinya sekeras mungkin dan ia kesakitan. Kekesalan ku akhirnya
bisa ke lampiaskan dengan cara seperti ini. Meskipun ia tak melihat atau bahkan
mendengar ku, setidaknya aku sudah mengahajar dia!
“Aw! Seperti ada yang menendang
kaki ku!” rintih
Minho.
“Sayang, sepertinya rumah sakit
ini berhantu. Ayo kita pergi! Cepat sayang!” terlihat sekali wajah Victoria ketakutan. Aku
tertawa sinis dan puas sekali mengerjai mereka atau aku bahkan belum puas dan
ingin lagi mengerjai cewek gatel ini dan cowok playboy ini! Dasar!
Minho
dan Victoria akhirnya pergi meninggalkan rumah sakit. Aku masih berdiri menatap
mobil hyundai putih itu hingga berbelok dan menghilang dari pandangan ku.
“Jadi itu yang bernama Choi
Minho?” suara
namja yang tak lain dan tak bukan adalah suara malaikat bodoh Oh Sehun
terdengar di telinga ku.
“Bagaimana kau bisa tau?” aku menatapnya pensaran.
“Kau tadi yang mengatakannya” wajah Sehun polos. Aku sudah
salah besar jika memmanggilnya malaikat bodoh. Tidak! Dia malaikat lucu.
“Benarkah? Sudah! Jangan
bicarakan dia lagi! Aku muak!”
aku berbalik hendak kembali ke ruang perawatan.
“Yaa! Noona! Kau mau ke mana?” Sehun berteriak dan menghentikan
langkah ku karena dia tiba-tiba muncul di hadapan ku. Andai saja aku juga bisa
menghilang seperti dia.
“Ke kamar perawatan, mau ke mana
lagi?” ucap ku
yang sebenarnya aku sudah bosan nerada di dalam ruangan dengan ukuran lima
meter kali enam meter itu. Cukup luas memang tentu saja, itu kelas VIP terbaik
yang di miliki rumah sakit ini.
“Apa kau tidak bosan, hanya diam
tidak berbuat apa-apa di dalam kamar itu?” malaikat lucu ini seperti membaca pikiran ku saja.
“Bosan? Ku rasa tidak” jawab ku berbohong.
“Kau bohong!” mata Sehun menatap penuh
selidik.
“Aku...” aku tak tau harus menjawab apa,
hey Krystal dia seorang malaikat! Tentu saja ia mengetahui kau sedang berkata
jujur atau berkata bohong.
“Ikutlah dengan ku!” Sehun mengulurkan tangannya.
“Ke mana?” aku menatap uluran tangannya, dan
ragu akan meraihnya.
“Bersenang-senang” jawabnya dengan riang gembira.
Apa malaikat tidak pernah mempunyai masalah, sehingga ia selalu riang gembira
seperti ini? Pertanyaan bodoh! Tentu saja tidak Krystal!
“Baiklah” aku meraih tangannya dan rasa
hangat ku rasakan hingga menjalar ke seluruh tubuh ku. Apakah hawa seperti ini
yang dimiliki para malaikat?
“Kajja!” serunya, ia menarik tangan ku
dan melangkahkan kaki meninggalkan rumah sakit.
Normal pov
Krystal
dan Sehun berjalan pergi meninggalkan rumah sakit dan pada saat yang bersamaan
sebuah taxi berhenti di lobi rumah sakit dan keluarlah Yura dengan membawa
bunga babybreath putih kesukaan Krystal. Yura melewati pintu kaca dan masuk ke
dalam rumah sakit menuju kamar perawatan Krystal.
Yura
masuk ke dalam kamar dan mendapati kamar sedang tidak ada orang, hanya tubuh
Krystal yang terbaring lemah. Yura meletakkan bunga di atas meja samping
ranjang. Ia kaget dengan bunga babybreath putih yang sudah berada di sana.
“Oh, siapa yang membawakan bunga
ini?” Yura
meraih bunga itu dan menciumnya. “Bunga
ini masih segar, pasti Minho yang membawakannya” Yura menjadikan bunga
tersebut jadi satu di satu vas bunga. Kemudian ia duduk di bangku samping
ranjang. Dan meraih tangan Krystal.
“Krystal, kau tau? Hari ini ada
dua siswa baru di sekolah kita”
Yura mulai bercerita, meski Krystal tak sadarkan diri dan dalam keadaan koma,
tapi Yura selalu bercerita dan menganggap Krystal bisa mendengarnya.
“Mereka masuk di kelas kita.
Chanyeol dan Kai. Mereka berdua sangat tampan! Kurasa aku menyukai salah satu
dari mereka”
pipi Yura merah merona seperti kepiting yang barusan di rebus.
“Oh ya, dua hari lagi sekolah
akan mengadakan camping! Ini pasti seru Krystal!” ucap Yura antusias.
“Tapi sayang sekali kau tidak
bisa ikut serta”
suara Yura tiba-tiba bersedih.
“Krystal ku mohon, bangunlah! Aku
merindukan mu teman, kita akan pergi camping bersama dua hari lagi. Kau harus
bangun Krystal”
ucap Yura penuh dengan harapan. Ia sangat berharap sekali sahabatnya itu cepat
tersadar dari komanya dan kembali bersenang-senang dengannya.
***
Krystal
dan Sehun telah berjalan jauh meninggalkan rumah sakit. Sehun masih terlihat
senang dan masih terus berjalan. Namun Krystal tampak terlihat lelah. Tentu
saja dia tidak pernah berjalan sejauh ini.
“Sehunie! Aku lelah! Bisakah kita
berhenti sebentar? Dari tadi kita sudah berjalan terus?” suara Krystal benar-benar
menunjukkan bahwa dia kelelahan.
“Sebentar lagi sampai noona,
tanggung kalo berhenti”
suara Sehun masih jauh dari kesan lelah.
“Memangnya kau mau ke mana? Kau
kan bisa menghilang, kenapa kita tidak menghilang saja seperti yang biasanya
kau lakukan?”
Krystal berhenti berjalan karena sudah tidak kuat lagi. Telapak kakinya terasa
panas.
“Kita sudah hampir sampai! Ayo
noona!” Sehun
sangat antusias karena melihat tujuannya hanya tinggal beberapa langkah lagi.
Sementara Krystal masih terduduk kecapekan di tepi jalan untuk pejalan kaki.
“Itu dia! Kita sudah sampai
noona, tinggal beberapa langkah lagi! Ayoo!” seru Sehun sambil menunjuk cafe Mango Six. Ia
menarik-narik tangan Krystal untuk berdiri dan menariknya berlari ke cafe.
“Sehunie!” suara Krystal hendak membentak
kesal namun hanya suara lemas yang terdengar. Kini mereka sudah berdiri di
hadapan cafe. Wajah Sehun tampak senang, dan wajah Krystal tampak
terheran-heran.
“Apa malaikat juga minum jus?” Krystal menatap Sehun dengan
terheran-heran.
“Aku sangat suka tempat ini. Aku
sering berkunjung ke sini”
jawabnya dengan senyuman yang benar-benar menggemaskan. Rasanya Krystal ingin
mencubit pipinya.
“Kau juga memesan seperti mereka?
Terlihat pun tidak, bagaimana kau bisa memesan?” bertubi-tubi pertanyaan di
lontarkannya.
“Aku hanya menghabiskan sisa
manusia yang tidak mereka habiskan”
jawab Sehun dan membuat perut Krystal terasa mual.
“Kau malaikat jorok!” tatapan mata Krystal seperti
menatap susu yang sudah basi.
“Kau percaya? Tentu saja tidak!
Jika aku benar-benar melakukannya, mungkin aku sudah berada di ruang perawatan
seperti mu” jawab
Sehun dan melangkah memasuki cafe dengan menembus pintunya.
“Aku benar-benar tidak mengerti
cara hidup malaikat”
Krystal memiringkan kepalanya dan ikut masuk ke dalam cafe tapi tdak dengan
cara menembus pintu seperti yang di lakukan Sehun. Krystal membuka pintu kaca
cafe dan membuat bunyi krincing. Itulah ciri khas cafe atau toko di Seoul,
sebagai isyarat kepada penjaga cafe atau toko bahwa ada seseorang pelanggan
datang.
“Bersenang-senang? Di tempat
seperti ini? Yang ada hanya melihat orang memesan dan menyantap pesanan mereka
dan kita hanya melongo”
ucap Krystal kesal. Sehun tak memperdulikan omongan Krystal. Ia duduk di sofa
orange yang sangat empuk dan nyaman.
“Sungguh nyaman duduk di sini” ucapnya sembari menutup matanya.
Krincing,
suara pintu cafe yang menandakan ada pelanggan masuk. Dua orang namja masuk ke
dalam cafe, Chanyeol dan Kai. Chanyeol langsung mengarah ke kasir dan memesan jus
mangga seperti biasanya. Sementara Kai hanya berdiri membeku ketika ia melihat
Krsytal sedang berdiri di hadapannya, Krystal juga menatapnya.
“Kau...”
To
be continued......