Sabtu, 19 Januari 2013

FF Suju dan SNSD Part 2


Author       : Song Rae Won.
Genre         : Romance
Chapter      : Part 2
Cast           : Yoona (SNSD)       Siwon (SuJu)
                    Yuri (SNSD)           Yesung (SuJu)
                    Seohyun (SNSD)    Kyuhyun (SuJu)
                    Jessica (SNSD)       Donghae (SuJu)

Dan bruk! Yoona pingsan, namun beruntung tubuh Yoona segera di topang oleh Siwon.
*at Yoona house*
“Yoona? Kau sudah sadar?” tanya Yuri khawatir. Yoona masih berusaha membuka matanya.
“Yoona? Gwenchanayo?” ucap Siwon mengkhawatirkan.
“Odiega?” tanya Yoona yang belum sepenuhnya sadar.
“Ini di kamar mu sendiri Yoona. Tadi kau kehilangan kesadaran saat di sekolah. Untung saja ada Siwon yang menolong.” Jessica menjelaskan.
“Jeongmal? Gomawoyo...” Yoona berterima kasih pada Siwon yang duduk di sampingnya.
“Onnie. Kenapa kau tidak bilang kalau kau sakit?” tanya Seohyun.
“Oh... apa kau semalam minum wine?” Yuri menyela.
Yoona dan Siwon saling memandang.
“Memang kenapa jika Yoona meminum wine?” tanya Jessica pada Yuri.
“Kau tidak ingat? Saat party ulang tahun ku, Yoona di paksa untuk meminum segelas wine. Tapi ia hanya bisa meminum setengah gelas. Dan hasilnya, ia tidak masuk kuliah selama dua hari.” Jawab Yuri.
Raut wajah Siwon menunjukkan rasa bersalah.
“Sudahlah! Aku tidak apa-apa. Ini bukan karena wine.” Jawab Yoona.
Kyuhyun, Yesung dan Donghae tiba di rumah Yoona. Mereka hendak melihat keadaan Yoona. Setelah cukup lama berada di rumah Yoona melihat keadaannya. Mereka pun pulang. Namun saat meninggalkan rumah Yoona langkah kaki Siwon sangat berat. Seperti ingin berada di rumah Yoona terus dan menjaga Yoona.
“Hyung! Apa kau tidak ingin pulang?” tanya Kyuhyun.
“Ah... kau duluan. Ada tempat yang ingin ku kunjungi” jawab Siwon berusaha mencari alasan.
“Tempat apa itu? Apa kau tidak ingin mengajak ku?”
“Ani! Sudahlah, bukankah kau harus mengantar Seohyun pulang? Hari sudah hampir gelap”
“Ne, arraseo” jawab Kyu yang kemudian melajukan mobilnya. Sementara Yuri, Yesung, Jessica dan Donghae sudah meninggalkan rumah Yoona dari tadi.
    Siwon kembali masuk ke dalam rumah Yoona. Ia menekan bel rumah Yoona. Tingtung!

*Yoona pov*
    Aish! Siapa lagi itu? Aku ingin beristirahat. Andaikan bibi tidak mengambil libur hari ini. Dan andaikan amma dan appa sudah pulang dari Jepang. Pasti istirahat ku tidak akan ada yang mengganggu.
“Hah? Siwon? Bukankah?”
Bukankah ia harus pulang dari tadi bersama Kyuhyun? Tapi kenapa ia kembali lagi.
“Bolehkah aku masuk?”
“Ne, masuklah.”
Apa lagi yang akan ia lakukan? Apakah ia tidak melihat keadaan ku sekarang?
“Yoona ssi, mianhe. Sincha mianhe”
Apa? Dia meminta maaf?
“Untuk apa kau meminta maaf?”
“Jika aku tidak memberi mu wine malam itu. Pasti kau sekarang tidak akan seperti ini.”
“Oh, itu. Gwaencahana. Aku juga salah, aku tahu akan seperti ini. Bukankah seharusnya aku menolaknya?”
*Yoona pov end*

*Siwon pov*
    Aku sungguh merasa bersalah melihat wajahnya yang pucat. Aku mendekatinya dan memeluknya. Kepalanya tepat bersandar di dada bidang ku.
“Yoona ssi, bolehkah aku menjaga mu malam ini?”
Tanya ku penuh harap.
“Mwo?”
“Anggap saja aku membayar kesalahan ku dengan menjaga mu.”
“Baiklah, tapi hubungi Kyu terlebih dulu. Kau pasti belum berpamitan dengannya.”
Hah? Apa dia bisa membaca pikiran ku? Kenapa ia tahu jika aku belum berpamitan dengannya?
“ne, aku akan menghubunginya.”
Setelah aku menghubungi Kyuhyun, aku berusaha menyiapkan bubur hangat untuk Yoona. Beruntung ibu selalu mengajari ku membuat bubur sendiri, untuk merawat nenek saat di rumah sakit.
“Yoona bolehkah aku masuk?”
“Tunggu! Aku masih ganti baju.”
Pintu kamarnya yang sedikit terbuka, membuat ku tak sengaja melihat Yoona sedang berganti pakaian. Ia tampak kesulitan mengaitkan bra yang memang berada di belakangnya. Aku masuk secara perlahan dan membantunya memasang pengait bra itu.
“Ah, kau? Kenapa kau masuk?”
“mianhe, aku hanya ingin membantu mu. Itu bubur hangat untuk mu. Makanlah selagi masih hangat.”
Aku pun pergi meningalkan Yoona di kamarnya.
*Siwon pov end*

*Yoona pov*
    Dia membantu ku memasang pengait bra ku, dan kemudian pergi begitu saja? Tidak seperti namja lain. Mungkin mereka tidak menyia-nyiakan moment seperti ini. Tapi malam itu... ah ani! Ya, itu pasti karena pengaruh wine. Bubur? Jarang sekali, seorang namja pintar membuat bubur. Aku mencobanya sedikit, ya rasanya tidak terlalu buruk. Bahkan ini lebih enak dari pada buatan bibi.
    Setelah menghabiskan bubur buatan Siwon, aku turun ke bawah untuk meletakkan piring kotor ini di dapur. Saat berada di bawah, aku melihat Siwon sedang tertidur di sofa. Ia pasti lelah. Aku memberinya selimut agar tidak kedinginan. Aku pun meninggalkannya karena aku sendiri ingin beristirahat.
*Yoona pov end*

*Siwon pov*
    Dia memberi ku selimut dan kemudian meninggalkan ku. Aku membuka mata ku, ya sebenarnya aku belum benar-benar tertidur. Bagaimana aku bisa tidur saat seperti ini. Aku begitu mengakhawatirkan keadaannya. Bagaimana pun ini semua salah ku. Aku mengingat kejadian malam itu, ciuman itu. Dan kejadian barusan, tentang pengait bra. Aku masih ingat betul tubuhnya yang putih, mulus dan yang pastinya seksi itu.
“Aish! Apa yang kau pikirkan Siwon!”
Aku menggeleng-gelengkan kepala ku, untuk mengusir pikiran yang tidak berguna itu. Dan aku pun memejamkan mataku untuk beristirahat.
*pagi harinya*
    Aku mempersiapkan sarapan untuknya. Aku ingin membangunkannya, tapi aku tak tega. Aku tinggalkan sebuah surat kecil di meja makan. Dan aku pun pergi meninggalkan rumah Yoona menuju kampus.
*Siwon pov end*

*Yoona pov*
    Aku bangun dari tidur nyenyak ku, sepertinya aku sudah lebih baik dari kemarin. Aku turun dan mendapati Siwon sudah tidak berada di sofa. Aku mencari dan memanggilnya. Saat di dapur tepat di meja makan, aku terkejut dengan sarapan pagi yang sudah siap. Aku melihat kertas kecil bewarna kuning.
“Jika kau sudah bangun, jangan lupa mandi dan makan sarapan pagi mu. Aku pergi dulu. Hari ini aku ada pertandingan. Aku harap kau bisa datang.”
Tertanda Siwon. Jadi semua ini yang menyiapkanya dia? Sudah keren, tampan, pintar masak lagi! Kau sungguh mempesona Siwon ssi.
*Yoona pov end*

*at lapangan basket*
“Siwon ssi! Fight thing!!!” para yeoja sedang meneriaki Siwon memberi semangat.
“Ya! Kenapa hanya Siwon hyung saja yang mereka teriakki?” gumam salah satu pemain.
“Jadi kau ingin ada yang meneriakki nama mu?” celetuk Tao.
“Tentu saja, aku ingin mereka berteriak, Kris oppa! Fight thing!!!” jawab Kris.
“Tao oppa! Fight thing!!!” teriak para yeoja sambil membawa sebuah spanduk bertuliskan Tao oppa fight thing! I Love You!.
“Yaa! Kenapa jadi nama mu yang mereka teriakki?” teriak Kris kesal.
“Sabarlah hyung, pasti ada yang memberi mu semangat!” jawab Tao sambil menepuk punggung Kris dan meninggalkannya untuk melakukan pemanasan.
“Ya! Apakah kau tidak menghubungi Yoona, bagaimana dengan keadaannya?” tanya Jessica pada Yuri.
“Anio” jawab Yuri cuek yang sedang mengirim pesan kepada Yesung.
“Aku dengar dari Kyuhyun, semalam Siwon oppa tidur di rumah Yoona onnie untuk menjaganya” ucap Seohyun.
“Mwo???” teriak Jessica dan Yuri serentak.
“Yaa! Kenapa kalian berteriak! Nah, itu Yoona onnie” jawab Seohyun sambil menutup kedua telinganya yang kemudian berlari menghampiri Yoona.
“Onnie, gwaenchana?” tanya Seohyun.
“Ne, gwaenchana.” Jawab Yoona.
“Yaa! Apa semalam kau tidur bersama Siwon?” tanya Yuri curiga.
“Mwo?” jawab Yoona.
“Bukan seperti itu Yuri! Apa Siwon semalam tidur di rumah mu?” tanya Jessica.
“Ne, dia tidur di rumah ku...” Yoona belum selesai menjawab langsung di sela oleh Yuri.
“What! Ini berita besar!”
“Yaa! Apanya yang berita besar! Aku tidur di kamar ku, dan dia tidur di sofa ruang tengah. Kenapa pikiran mu sempit sekali Yuri ssi!” jawab Yoona.
“Sudahlah! Pertandingannya sebentar lagi di mulai! Kajja!” ajak Seohyun.
    Pertandingan basket di mulai, wasit meniup peliut quarter pertama. Kris dan Tao terus menerus mencetak angka demi angka. Namun Siwon nihil. Quarter kedua, ketiga pun berlalu, namun Siwon belum juga mencetak angka. Ini quarter keempat, di mana ini adalah quarter terakhir. Ini kesempatan terakhir Siwon untuk bisa mencetak angka. Dan detik-detik terakhir, Siwon mencoba threepoin. Dan..... blung! Siwon berhasil. Wasit kemudian meniup peliut panjang yang pertanda pertandingan telah berakhir. Semua penonton bersorak karena club basket kampus Siwon menang.
    Yoona senang melihat kemenangan Siwon. Namun ia tiba-tiba menghilang dari tribun penonton. Ternyata ia sudah berada di loker room Siwon. Ia berdiri di depan loker Siwon.

*Yoona pov*
    Aku berdiri di depan loker nya. Ya ini loker Siwon. Aku meletakkan botol minum dan aku memberinya sebuah surat. Aku melihat lokernya penuh dengan foto-foto saat ia bertanding dan kemenangan-kemenangan yang dia raih. Tidak berlama-lama aku pun segera meninggalkan loker room ini. Aku kembali ke lapangan basket, namun tempat ini sudah sepi.
*Yoona pov end*

*Siwon pov*
    Aku meninggalkan lapangan basket dan menuju loker room ku. Aku membuka loker room ku, ada sebuah botol minum dan sebuah surat.
“Selamat atas kemenangan mu kurigo gomawo kau sudah menjaga ku semalam”
Tertanda Yoona ssi. Tiba-tiba aku ingin bertemu dengannya, aku pun berlari mencari keberadaan Yoona dan aku menemukannya di lapangan basket sedang bermain bola, berusaha memasukkannya ke dalam ring. Aku berjalan perlahan mendekatinya, dan bola yang ia mainkan menggelinding dan berhenti tepat di kaki ku.
“Oh, Siwon ssi?”
Ucapnya. Aku hanya tersenyum melihatnya.
“Gomawo”
“Untuk?”
“Minuman ini?”
“Oh itu? Ne cheonma”
Aku berjalan lagi untuk melihatnya lebih dekat. Kini aku berdiri tepat di hadapannya. Dan aku memeluknya.
“Ya, Siwon. Apa yang kau lakukan?”
Dia berusaha melepaskan pelukkan ku.
“Yoona, sarangheo”
Entah kenapa kalimat itu bisa keluar dari mulut ku. Aku tahu sekarang ia sangat terkejut karena kalimat ku itu. Dia hanya terdiam dan entah setan apa yang sedang merasuki ku. Aku menciumnya, melahap bibir indahnya.
*Siwon pov end*

*Yoona pov*
    Apa kalimat yang baru saja aku dengar? Dan, dia kembali mencium ku? Ottokke? Dia berusaha untuk membuatku membalas ciumannya. Dia menggigit bibir bawah ku, yang membuat ku kesakitan dan membuka mulut ku. Dia pun berhasil mengakses bebas bibir ku. Tangan ku yang masih membeku seolah-olah tiba-tiba cair dan memegang erat pinggang Siwon. Aku memejamkan mata ku dan membalas ciuman itu. Kedua tangannya memegang wajah ku seolah-olah agar aku semakin tidak bisa melepaskan ciumannya. Untung saja aku memakai highheels. Jadi aku tidak terlalu jinjit untuk bisa membalas ciuman ini.
“eehhhmmm hhhmmmmm....”
Desahan-desahan seksi secara sadar keluar dari mulut ku. Kami berdua saling bertukar saliva. Aku lelah, aku pun melepaskan ciumannya dengan sedikit mendorongnya.
“Waeyo?”
Tanyanya yang masih memegang wajah ku.
“Aku lelah... aku harus pergi”
Jawab ku dan melepaskan tangannya dari wajah ku. Aku pun pergi meninggalkannya, kali ini tidak seperti malam itu, dia tidak menahan ku pergi.
*Yoona pov end*

    Di sisi lain lapangan basket, rupanya ada seseorang yang memperhatikan dan memotret kejadian Siwon dan Yoona tadi. Dia seorang namja... tapi siapakah namja itu?
-TBC-

Sabtu, 12 Januari 2013

FF Suju dan SNSD


Author        : Song Rae Won.
Genre        : Romance
Chapter    : Part 1
Cast        : Yoona (SNSD)    Siwon (SuJu)
          Yuri (SNSD)        Yesung (SuJu)
          Seohyun (SNSD)    Kyuhyun (SuJu)
          Jessica (SNSD)    Donghae (SuJu)

*at Lapangan basket*
“1...2...3...4...5...” suara serentak anak-anak yang sedang berlatih.
“Miane, aku terlambat” ucap seorang namja sambil menundukkan kepalanya pada sang pelatih.
“Kau tahu kan, hukuman apa yang harus diterima orang yang terlambat?” jawab sang pelatih.
“Ne. Arraseo” jawab namja itu yang kemudian menjalankan hukumannya.
“Ya! Lihat! Itu Yoona ssi!” teriak salah satu anak yang sedang melakukan pemanasan.
“Wah! Nomu yeopudda!” semua serentak mengatakannya.
“Ya! Apa yang kalian lihat! Kembali berlatih!” teriak pelatih tegas.
“Ne!” jawab mereka serentak dan kemudian melanjutkan pemanasan.
*Siwon pov*
    Sial! Gara-gara Kyuhyun aku jadi terlambat dan menerima hukuman! Awas saja kau nanti.
“Ya! Lihat! Itu Yoona ssi!”
Ah! Mereka itu berlatih, sempat-sempatnya melihat seorang yeoja. Kena marah pelatih, baru tahu rasa!
“Ya! Apa yang kalian lihat! Kembali berlatih!”
Haha.. apa aku bilang.
*Siwon pov end*
*Yoona pov*
    Aku tahu, semua namja yang ada di lapangan basket itu sedang memperhatikan ku. Tentu saja, aku bagi para namja adalah yeoja yang paling cantik di kampus ini. Tapi di sudut lapangan itu? Nuguya? Kenapa dia tidak ikut bergabung dengan yang lainnya? Aku belum pernah melihat dia sebelumnya.
“Yoona ssi!”
Ah! Itu pasti suara Yuri. Benar itu dia. Ada apa dengannya? Sepertinya dia membawa berita besar. Tidak heran dia kan tukang gosip.
“Yoona... ada berita besar!”
Benar kan kata ku.
“Mwo?”
“Ada anak baru! Seorang namja! Dia keren sekali!”
“Jeongmal? Nuguya?”
Aish! Kenapa aku tertarik dengan berita yang menurut ku biasa ini.
“Dia baru saja pindah dari Amerika. Keundae dia keturunan Korea, kurigo kau menanyakan namanya...”
“Wae? Ya! Kenapa kau suka menggantung kalimat mu! Siapa nama anak itu?”
“Itu dia masalahnya... I dont know!”
Aish! Anak ini benar-benar membuat ku kesal!
“Ah! Kau! Sincha! Sudahlah, aku mau ke kelas!”
*Yoona pov end*
*at Kyuhyun house*
    Ceklek... Siwon membuka pintu. Ia langsung manghampiri Kyuhyun yang sedang asik bermain ps.
“Ya! Gara-gara kau tadi pagi, aku jadi terlambat!” teriak Siwon kesal.
“Sincha! Mianhe...” jawab Kyu datar dan masih berkonsentasi dengan ps nya.
“Ha! Anak ini benar-benar!” gerutu Siwon.
    Click! Siwon mematikan ps Kyuhyun.
“Ya! Hyung! Apa yang kau lakukan! Aku hampir saja finish!” teriak Kyu.
“Terus gue harus bilang WOW! Gitu? Jika kau tadi pagi tidak berlama-lama di kamar mandi. Aku pasti tidak akan terlambat!” teriak Siwon.
“Perut ku sakit hyung!”
“Siapa suruh kau sakit perut?”
“Kau?” jawab Kyu inocent.
“Mwo? Nega?” jawab Siwon tidak percaya.
“Ne. Siapa yang kalah bermain ps. Dia bersedia makan cabai sebanyak 20 biji. Dan kau berhasil membuat ku memakan cabai 20 biji. Itulah sebabnya aku menjadi sakit perut.” Jelas Kyu.
“Jadi, kau menyalahkan aku karena itu? Dan jangan bilang kau juga menjadikannya alasan untuk kau tidak kuliah hari ini.” Jawab Siwon yang sudah benar-benar kesal.
“Hhhmmmm....” Kyu menjawab dengan mengangguk-anggukkan kepalanya. Siwon hanya mendesah dan menghembuskan nafas besar yang kemudian pergi ke kamarnya.
*Siwon pov*
    Ceklek... aku mambuka pintu kamar ku dan melempar tas ku ke sembarang tempat. Aku merebahkan tubuh ku ke atas kasur. Aku lelah jika berbicara dengan saudara sepupu ku itu. Dia memang orang yang sangat menyebalkan. Setiap hari kerjanya hanya bermain ps tetapi masih saja kalah. Anak itu benar-benar!
“Hyung! Apa aku boleh masuk?”
Ah, anak ini mengganggu saja! Padahal aku ingin beristirahat.
“Ya! Hyung!”
“Aish! Kau ini! Kenapa kau sudah di dalam? Aku belum menyuruh mu masuk”
Ah! Lama-lama aku bisa stres gara-gara dia.
“Hyung, malam ini ikutlah dengan ku!”
“Odiega?”
Jangan bilang kau akan mengajakku bermain ps lagi atau kalau tidak mencari game baru.
“Ah, tidak akan! Malam ini aku akan mengajak mu party!”
Hah! Apakah anak ini bisa membaca pikiran ku?
“Mwo? Party?”
“Ne, kekasih ku merayakan ulang tahunnya. Akan ada banyak wanita cantik hyung! Kau pasti akan kecewa jika kau tidak ikut!”
Aish, pintar sekali dia merayu ku. Tapi, sepertinya ini akan seru.
“Geurae, aku akan ikut”
*Siwon pov end*
*at Seohyun house*
“Saengil chuka hamnida, yeodongsengnie” Jessica memberi selamat.
“Gomawoyo onnie. Oh... apakah dia kekasih mu?” Seohyun menunjuk namja di sebelah Jessica.
“Ne, perkenalkan. Donghae oppa”
“Anneyonghaseyo. Senang bertemu dengan mu.” Jawab Donghae ramah.
“Nado”
    Jessica dan Donghae kemudian masuk kedalam. Kemudian datanglah Yoona, Yuri dan Yesung.
“Saengil chuka hamnida, yeodongsaengnie...” ucap mereka bertiga serentak.
“Gomawoyo. Oppa, bagaimana kabar mu? Sudah lama aku tidak bertemu dengan mu, kau terlihat tampan malam ini” goda Seohyun pada Yesung.
“Jeongmal? Aku baik. Kau juga terlihat cantik malam ini.” Jawab Yesung.
“Ya! Kenapa kalian saling memuji seperti sepasang kekasih? Yesung ssi! Ingtlah, akulah kekasih mu!” Yuri menyela.
“Ya! Kenapa kalian seperti anak kecil?” sahut Yoona. Mereka pun tetrtawa bersama.
    Sebuah sedan hitam berhenti di depan rumah Seohyun.
“Hyung! Kajja! Kita sudah sampai.” Ucap Kyu turun dari mobil.
“Wah, besar sekali rumah ini? Kau pintar sekali mencari kekasih?” ucap Siwon takjub. Kyu hanya tersenyum dan mereka berdua segera masuk ke dalam.
“Saengil chuka hamnida, changi ya...” ucap Kyu pada Seohyun yang kemudian memberikan ciuman di kening Seohyun.
“Gomawoyo changi ya... oh apakah ini hadiah untuk ku?” Seohyun menunjuk benda yang di bawa oleh Kyu.
“Ne, ini hadiah untuk mu changi...” Kyu memberikannya.
“Oh ya, ada seseorang yang akan ku perkenalkan dengan kalian” ucap Kyu pada semuanya.
“Dia saudara sepupu ku dari Amerika. Namanya Choi Siwon. Dia baru pindah kemarin.” Kyu memperkenalkan Siwon.
“Anneyeong, senang bertemu kalian” sapa Siwon ramah. Mereka pun memperkenalkan dirinya masing-masing satu persatu.
“Jadi, kau anak baru di kampus itu?” Yuri bertanya antusias.
“Ne”
“Ya! Yoona ssi! Benar kan kata ku dia keren!” Yuri langsung mengalihkan pembicaraannya pada Yoona. Dan Yoona hanya menganggukkan kepalanya.
*Yoona pov*
    Ne Yuri. Kau benar sekali. Dia keren sekali! Tubuhnya besar berotot, tingginya juga... benar-benar perfect. Tunggu... sepertinya aku pernah melihat orang ini? Tapi dimana? Ah! Kenapa aku memiliki ingatan yang buruk? Pantas saja selama ini biologi ku pelajaran yang banyak menggunakan metode mengingat selalu mendapat nilai rendah.
“Hi! Apa yang sedang kau pikirkan?”
“Hah??? Oh, anio...”
Ah ani!!! Sudah berapa lama aku terdiam mematung seperti orang bodoh. Kau sudah mempermalukan diri mu sendiri Yoona. Bapo ya!!! Yuri, Jessica, Seohyun dan yang lainnya??? Aish! Mereka meninggalkan ku sendirian dengan anak baru ini? Otokke?
“Mianhe, aku ke ingin ke toilet”
Baiklah, mungkin ini bisa untuk dijadikan alasan.
“Ne, silahkan...”
*Yoona pov end*
“Ya! Seohyun bolehkah aku menggunakan kamar mandi di kamar mu?” tanya Yoona.
“Ne onnie” jawab Seohyun.
*Siwon pov*
    Yoona??? Sepertinya aku pernah mendengar namanya? Tapi di mana aku mendengarnya? Ah! Itu tidak penting! Yang penting dia sangat cantik sekali.
“Ya! Kyu... gomawo” bisik ku pada Kyuhyun.
“Untuk?”
“Sudah mengajak ku malam ini”
“Geurae! No problem!”
Aku mulai bosan di ruangan ini. Aku mulai menyusuri rumah kekasih Kyuhyun yang cukup besar ini. Aku naik ke lantai 2, dan... aku melihat dari pintu sebuah kamar, Yoona sedang duduk di balkon. Aku ingin menghampirinya, tapi tunggu dulu... ini kamar siapa?
“Hai! Apakah aku boleh masuk? Sepertinya di situ lebih asik?”
Tuhan, semoga ini berhasil.
“Oh, kau? Masuklah!”
Okay! Thanks God!
“Apa yang kau lakukan sendiri di sini? Bukankah semua sedang asik berpesta di bawah?”
“Aku sedang melihat bintang, tapi sepertinya langit malam ini tidak cerah. Biarkan mereka bersenang-senang. Aku tidak begitu suka keramaian”.
“Kau tahu kenapa tidak ada bintang malam ini?”
“Waeyo?”
“Karena bintangnya sudah ada di mata kamu”
Ah! Gombalan macam apa ini? Pasti menurutnya ini sangat garing.
“Ah... kau bisa saja!”
Tuh kan! Ini sangat garing Siwon! Bapo ya!
“Apa kau mau minum?”
“Boleh”
“Tunggulah, aku akan ambilkan”
*Siwon pon end*
*Yoona pov*
    Aku di sini untuk menghindari Siwon. Tapi dia menemukan ku. Aku lama-lama kesal dengan Yuri, Jessica, dan Seohyun. Jika sudah dengan pasangan mereka, aku selalu dilupakan.
“Ya! Ini minuman mu.”
What?!! Wine? Bisakah aku meminumnya? Gara-gara wine, aku mabuk berat dan tidak kuliah selama 2 hari karena kepala ku masih pusing. Padahal yang aku minum tidak ada setengah gelas. Baiklah mungkin ini tidak akan apa-apa.
“Gomawoyo”
*Yoona pov end*
    Mereka berdua duduk bersebelahan, dan saling mengobrol mengenal lebih dekat satu sama lain. Saat Yoona bercerita tentang dirinya, Siwon tak hentinya memandangi wajah Yoona. Melihat tanpa matanya berkedip. Gelas wine milik Siwon sudah habis. Sedangkan milik Yoona tinggal separuhnya.
    Siwon semakin lekat memandangi wajah Yoona, hingga saat Yoona menoleh. Wajah Yoona dan Siwon sangat dekat. Hanya berjarak sekitar 5cm. Yoona hanya diam, begitu pula dengan Siwon. Namun seperti tidak mau menyia-nyiakan kesempatan. Siwon mendaratkan sebuah ciuman di bibir Yoona. Yoona kaget dan seluruh tubuhnya seperti membeku. Yoona masih membuka matanya lebar-lebar. Entah setan apa yang merasuki Yoona. Ia mulai menikmati ciuman yang di berikan Siwon. Yoona menutup matanya, namun Siwon melepaskan ciumannya. Siwon tersenyum evil, Yoona membuka matanya.
“Ya! Apa yang kau tertawakan?” Yoona mendorong Siwon. Namun Siwon tidak terjatuh karena badannya yang besar. Ia justru kembali mencium bibir Yoona. Tidak seperti awal tadi, kini Yoona langsung menutup matanya.
    Tangan kanan Siwon mengambil gelas wine yang masih di pegang Yoona, sedangkan tangan kirinya memegang punggung Yoona. Siwon meletakkan gelas itu di atas meja dan mendorong Yoona hingga posisi tertidur, dengan bibir mereka masih saling beradu. Ini adalah ciuman pertama bagi Yoona, tapi ia tidak canggung untuk melakukannya. Meskipun Siwon adalah orang yang baru ia kenal. Tangan Yoona mencengkram erat pakaian Siwon tepat di dada bidang Siwon.
*Yoona pov*
    Entah aku mabuk atau setan apa yang sedang merasuki tubuh ku? Aku sungguh menikmati ciuman ini. Tak sadar aku mengeluarkan desahan-desahan seksi.
“hhhhmmmmmm......mmmmm”
Siwon mulai menurunkan ciumannya ke leher ku, dan membuat kissmark di sana. Itu sangat sakit, tapi aku sungguh sangat menikmatinya.
“eehhhmmm....”
Akhirnya ia mengeluarkan desahannya. Aku rasa dia juga menikmatinya. Tangannya mulai nakal. Satu persatu, ia membuka kancing baju bagian dada ku. Beberapa kancing sudah terbuka, tangan besarnya mulai menyentuh kedua payudara ku, reflek aku menahan kedua tangannya. Ia melepaskan ciumannya.
“Waeyo?”
“Apa kau pikir ini tidak terlalu cepat? Kita baru saling mengenal”
Ucap ku padanya. Thanks God, Engkau masih memberi ku kesadaran.
“Kau takut?”
Ucapnya yang kemudian kembali melumat bibir ku.
“Yak! Jebal! Hentikan!”
Aku mendorongnya dengan sekuat tenaga ku hingga kami kembali ke posisi duduk. Aku mengatur nafas ku yang masih terengah-engah karena ciuman tadi. Aku mengancingkan kembali kancing baju ku. Aku merapikan rambut ku dan berdiri hendak meninggalkan tempat ini. Tapi Siwon mencegah ku pergi.
*Yoona pov end*
*Siwon pov*
    Aku mencegah ia pergi dengan menarik tangannya.
“Mianhe... tak seharusnya aku melakukan ini”
Aku berusaha untuk meminta maaf. Aku tahu mungkin sekarang ia sangat marah pada ku, karena perlakuan ku yang sangat tidak sopan. Padahal aku baru saja mengenalnya, dan berani sekali aku melakukan hal ini.
“Mungkin kau mabuk karena terlalu banyak minum wine. Aku ingin pulang, kepala ku sakit”
Kenapa ia tidak marah? Syukurlah jika ia tidak marah.
“Baiklah, aku akan mengantarmu”
“Ani! Aku bisa minta sopir ku untuk menjemputku”
Ia melepaskan tangan ku dan pergi begitu saja. Siwon! Apa yang kau lakukan tadi! Kenapa kau jadi seperti ini hanya karena melihat kecantikannya.
*Siwon pov end*
*Keesokan harinya at school*
“Ya! Yoona ssi! Apa yang kau lakukan semalam saat di kamar Seohyun bersama Siwon?” Yuri bertanya antusias.
“Ya! Bisakah kita tidak membahasnya?” Yoona menjawab dengan malas.
“Jebal onnie! Ceritakan pada kami!” Seohyun memohon.
“Apa kau berciuman?” Jessica berusaha menebak.
“Yaa! Apa yang kalian bicarakan!” Yoona menyentak dan membuat mereka bertiga kaget.
“Kami hanya ingin kau bercerita bukannya marah-marah” ucap Yuri sambil menundukkan kepalanya.
    Yoona pergi meninggalkan ketiga temannya itu. Saat di dekat lapangan basket, ia terhenti karena ia merasa pusing.
“Aish! Kenapa masih terasa pusing? Padahal aku sudah minum obat. Ah! Ini semua gara-gara wine!” gumam Yoona.
Sebuah bola basket menggelinding dan berhenti tepat di kaki Yoona. Seorang namja berlari mengambilnya.
“Ya! Itu Yoona ssi!” teriak salah satu pemain yang masih berada di lapangan.
Namja yang mengambil bola itu, menatap Yoona.
“Yoona?”
“Siwon?”
Dan bruk! Yoona pingsan, namun beruntung tubuh Yoona segera di topang oleh Siwon.
-TBC-

Kamis, 03 Januari 2013

FF Oneshoot Romance Sad

Author        : Song Rae Won
Title        : My First and Last Love
Genre        : Romance, Sad (one shoot)
Cast        : Dasom (Sistar), Lim Hyunsik (BtoB), etc.

    Siapa yang tidak bahagia, orang yang kita sayang dan kita cinta akan menikah dengan kita? Semua orang pasti akan mengalaminya. Itulah sekarang yang dialami Hyunsik dan Dasom. Setelah sekian lama berpacaran, akhirnya mereka akan menuju pernikahan.
(Hyunsik pov)
    Mungkin sekarang aku adalah orang yang paling bahagia di dunia. Hidup bersama dia, adalah sesuatu yang paling aku impikan. Dasom, cantik, baik, sempurna. Semua laki-laki pasti iri padaku. Sungguh aku sangat mencintainya, sampai kapan pun dan apapun yang terjadi, perasaan ini tetap sama. Hanya dia yang bisa mengerti aku.
(Hyunsik pov end)
(Dasom pov)
    Mungkin sekarang aku adalah orang yang paling bahagia di dunia. Mendapatkan namja setampan dan sebaik Hyunsik oppa. Semua perempuan pasti iri pada ku. Sungguh aku sangat mencintainya, sampai kapan pun dan apapun yang terjadi, perasaan ini tetap sama. Hanya dia yang bisa mengerti aku.
(Dasom pov end)
“Changi ya?” panggil Hyunsik, Dasom sedang bersandar di pundak Hyunsik.
“Ne oppa?”
“Kau lihat kakek dan nenek yang duduk di sana?”
“Wae?”
“Bisakah kita menjadi pasangan, sampai seusia mereka?”
“Tentu saja oppa, bahkan melebihi usia mereka”
“Melebihi usia mereka? Tapi tunggu dulu, apakah aku masih mau dengan mu? Pasti kau sudah berubah menjadi sangat tua? Hihihi....”canda Hyunsik.
“Oppa! Kau pikir aku mau dengan mu? Pasti kau juga akan berubah menjadi tua dan jelek!”jawab Dasom kesal.
“Mianhe changi ya... aku hanya bercanda. Aku ingin ke toilet”
“Ne, jangan lama-lama oppa” Hyunsik hanya mengedipkan satu matanya dan pergi.
    Dasom duduk sendiri di taman. Kemudian datanglah anak kecil perempuan memberikan 2 buah balon. Tidak berselang lama datang lagi anak kecil laki-laki memberikan 1 bunga mawar. Datang lagi anak kecil perempuan memberikan boneka kecil lucu. Dasom terheran-heran dan dibuat bingung.
(Dasom pov)
    Balon, mawar, boneka, dan... apa ini semua? Siapa anak-anak kecil itu? Dan ini dari siapa? Aku melihat sekitarku, berusaha mencari seseorang yang mungkin saja menyuruh anak-anak kecil tadi. Tapi tidak ada satu orang pun yang aku curigai. Terakhir ada anak kecil yang menghampiri ku memberikan sebuah kotak kecil.
“Noona cantik, ini untuk mu!” ucap anak kecil laki-laki itu.
“Namdongsaengnie, ini apa?” tanya ku sambil berusaha mencegahnya pergi. Namun dia hanya menggelengkan kepalanya.
“Lalu kau tahu ini dari siapa?” dia menunjuk ke arah sebelah kanan ku.
    Aku melihat seseorang dengan costum panda. Nomu kyeopta!!! Aku masih terdiam, hingga tak sadar anak kecil tadi sudah berlari pergi. Panda itu menyuruh ku membuka kotak kecil yang tadi diberikan anak kecil tadi. Dengan ragu aku membukanya. Dan betapa terkejutnya aku, kotak itu berisi cincin. Dan tiba-tiba, sekumpulan balon terbang membawa sebuah tulisan besar “Do you marry me?” semakin terkejut aku tak percaya. Aku melihat panda itu dan aku yakin ini semua perbuatan Hyunsik Oppa. Panda itu pun membuka costum kepalanya.
(Dasom pov end)
(Hyunsik pov)
    Aku membuka costum kepala panda yang aku pakai, kepala ku masih terasa berat. Aku melihat Dasom ku yang sedang benar-benar terkejut dan matanya berkaca-kaca. Aku senang karena itu pasti tangisan bahagianya. Aku sadar semua orang yang ada di taman saat ini sedang melihat ke arah kami. Namun aku tak memperdulikannya, aku tahu Dasom tak mungkin menolak ku, jadi aku tak perlu malu dengan semua yang aku lakukan. Dan benar saja, ia tiba-tiba memelukku setelah dia terdiam terkejut untuk beberapa detik. Aku pun membalas pelukkannya dengan erat. Aku yakin semua yang sedang melihat kami akan iri, semua bertepuk tangan untuk kebahagian kami.
“Gamsahamnida.... gamsahamnida....” ucap ku pada semua orang. Aku sendiri hampir tak bisa menahan tangis bahagia ku.
(Hyunsik pov end)
**
(Dasom pov)
    Hari ini aku pergi ke tempat kerja Hyorin onnie. Aku membawa berita yang mungkin akan mengejutkannya. Dan benar saja ia sangat terkejut.
“Mwo? Tiga hari lagi? Dasom, kenapa kau mendahului ku? Aku adalah onnie mu, seharusnya aku yang menikah duluan!” ucapnya yang terlihat ikut bahagia.
“Mianhe onnie, Hyunsik oppa yang sudah melamar ku duluan. Apa, Chansub oppa belum juga melamar mu? Kalian kan sudah berpacaran 3 tahun lebih lama dari pada kami”
“Dia masih ingin menyelesaikan pendidikannya”
¬    Panjang umur Chansub oppa, dia datang. Dan Hyorin onnie langsung berlari menyambut dengan menggandeng mesra tangan Chansub oppa dan bersikap manja.
“Changi ya! Kapan kau kan melamar ku?”
“Wae? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?”
“Lihat, Dasom datang membawa undangan pernikahannya dengan Hyunsik”
“Jeongmal? Secepat itu ternyata Hyunsik mengambil langkah. Selamat Dasom, kami pasti datang” aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala ku.
“Ne oppa. Oppa, cepat lamar Hyorin onnie. Bisa-bisa dia akan mati bosan menunggu lamaran mu!” canda ku.
“Geurae? Tapi tak apalah, aku ingin melihatnya seperti apa Hyorin ku mati karena bosan” Chansub oppa menanggapi canda ku.
“Mwo! Yaa! Kau ini!” teriak Hyorin onnie dan memukul perut Chansub oppa dengan keras sampai ia kesakitan. Kami bertiga pun tertawa lepas. Dan tertawa kami tiba-tiba berhenti saat ponsel ku berbunyi. Aku pun meminta ijin untuk mengangkat telepon. Setelah kau mengangkat telepon, aku pamit pulang pada mereka.
(Dasom pov end)
    Dasom pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Ia sudah di tunggu oleh Hyunsik di sebuah Toko Gaun Pengantin. Dasom mencoba satu persatu gaun dan Hyunsik menunggu di luar ruang ganti. Saat Dasom keluar mengenakan gaun pengantin putih, ia begitu anggun dan cantik. Hyunsik diam terperanga melihat Dasomnya yang begitu cantik.
    Sudah beberapa gaun di coba oleh Dasom. Dan akhirnya mereka menemukan yang cocok. Mereka pun meninggalkan pusat perbelanjaan itu dan pergi lagi menuju gereja tempat mereka akan melaksanakan pernikahan. Mereka melihat lokasi dan semua kesiapannya.
**
    Tiga hari kemudian...
(Hyunsik pov)
    Akhirnya, hari yang begitu menyenangkan tapi juga begitu meneganggkan datang. Aku berdiri didepan kaca. Berkali-kali membenarkan dasi ku, yang sebenarnya sudah rapi. Tangan ku dingin seperti habis bermain salju di musim dingin. Changsub hyung masuk kedalam kamar ku.
“Kau gugup?” tanyanya.
“Sedikit”
“Kau pasti bisa melakukannya. Ini hanya sebentar”
“Hyung, doakan aku!”
“Pasti” jawabnya meyakinkan ku. Aku pun menarik nafas ku dalam-dalam dan menghembuskannya pelan dari mulut ku untuk sejenak mengusir rasa gugup ku.
(Hyunsik pov end)
(Dasom pov)
    Aku duduk di depan kaca, senyum ku terus mengembang di kedua pipi ku. Namun aku tetap tak bisa menyembunyikan rasa gugup ku. Hyorin onnie masuk ke dalam kamar ku.
“Yeosongsaengnie, semangat!” ucap onnie berusaha menenangkan ku.
“Aku gugup onnie”
“Tenanglah. Ini hanya sebentar” ucap onnie menggenggam tangan ku. Aku hanya  mengganggukkan kepala ku. Aku mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Sejenak mengusir rasa gugup ku.
(Dasom pov end)
    Hyunsik sudah berdiri dihadapan pendeta menunggu kedatangan Dasom. Tak lama kemudian Dasom muncul di gandeng oleh ayahnya. Hyunsik terpana melihat Dasom yang begitu cantik. Hingga tak tersadar Dasom sudah dihadapannya. Upacara pernikahan pun di mulai, mereka berdua saling mengikrarkan janji. Setelah saling mengikrarkan janji, mereka berdua hadapan dan saling berciuman. Undangan yang datang sontak bertepuk tangan untuk kebahagian mereka.
**
    Satu hari setelah pernikahan Hyunsik dan Dasom. Mereka berdua berlibur ke The garden of morning Clam di Geongi. Mereka berangkat di pagi hari yang cerah. Setelah mencapai setengah dari perjalanan. Mereka menepi sejenak beristirahat dan melihat indahnya pemandangan sekitar.
    Mereka pun melanjutkan perjalanan. Dari arah kanan tampak mobil sedan bewarna putih melaju sangat cepat dan tak terkendali. Namun Hyunsik masih tidak menyadarinya. Saat sampai di perempatan jalan, yang seharusnya mobil sedan putih itu berhenti karena menyalanya lampu merah, namun mobil itu tetap melaju kencang. Sehingga menabrak mobil Hyunsik. Mobil Hyunsik terlempar dan berbalik berkali-kali. Hyunsik masih bisa membuka sedikit-sedikit dan menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya yang mengalami luka. Ia berusaha melihat Dasom, melihat bagaimana keadaan Dasom.
(Hyunsik pov)
    Semua terjadi begitu cepat, entah berapa kali aku dan Dasom terbanting di dalam mobil. Aku berusaha membuka mataku, menahan rasa sakit ku. Dasom, Dasom... aku berusaha memanggilnya. Aku melihat dia, dia masih menutup matanya. Aku sangat khawatir, aku berusaha menggerakkan badan ku, melawan semua rasa sakit di seluruh tubuh ku. Aku meraih tangan Dasom. Memanggilnya beberapa kali berusaha menyadarkannya. Namun dia tak juga sadar. Wajahnya sudah penuh luka dan darah. Tak terasa aku meneteskan air mata ku. Aku belum siap menerima beribu kemungkinan yang terjadi pada Dasom ku yang benar-benar ku sayang. Aku tetap menggengam tangannya dengan erat.
(Hyunsik pov end)
    Tak lama kemudian, ambulans pun datang. Tim medis pun segera menolong Hyunsik dan Dasom yang masih di dalam mobil. Mereka segera di bawa ke rumah sakit terdekat.
(Dasom pov)
    Aku tidak bisa membuka mata ku. Semuanya terasa sakit. Namun di dalam mataku yang tertutup, aku melihat sesosok namja berpakaian hitam. Aku tidak begitu jelas melihat wajahnya. Sepertinya ia menyembunyikan wajahnya.
“Kau harus ikut aku” ucapnya pada ku.
“Siapa kau?” tanya ku. Namun dia tidak menjawab pertanyaan ku. Dia berjalan seolah akan menunjukkan sesuatu pada ku. Perlahan aku mengikutinya, ia berjalan menuju cahaya putih. Tiba-tiba muncul seperti pintu lif yang datang dari atas.
“Masuklah!” perintah namja itu.
“Siapa kau? Masuk? Ke dalam pintu itu?”
“Aku adalah malaikat penjeput. Masuklah! Tempat yang indah sudah menanti mu”
“Malaikat penjeput? Tempat yang indah?” tanya ku balik pada namja yang mengakui dirinya sebagai malaikat penjeput. Di dalam kepala ku penuh dengan tanda tanya. Malaikat? Tempat yang indah?  Apa maksudnya semua ini?
“Rupanya kau masih belum mengerti. Kau sudah meninggalkan ragamu. Kau yang sekarang adalah roh. Pintu itu adalah jalan mu menuju tempat yang indah. surga” ucapnya yang cukup mengagetkan ku dalam kebingungan ku dengan semua ini.
“Apa kau bilang? Aku sekarang adalah roh? Jadi aku sudah meninggal...” aku terdiam sejenak. “Anio! Anio! Ini semua pasti hanya sebuah mimpi buruk ku!” aku berteriak tidak percaya.
“Ini semua adalah takdir mu! Kau tidak bisa mengelak dengan takdir yang sudah digariskan untuk mu!” ucap malaikat itu, yang semakin membuat ku berteriak histeris. Aku berlari menjauhi malaikat itu. Namun entah dari mana datangnya. Ia sudah berada di depan ku. Dan pandangan ku menjadi gelap...
(Dasom pov end)
    Hyunsik dan Dasom di rawat di ruang yang bersebelahan. Changsub dan Hyorin segera datang setelah mendengar berita kecelakaan Hyunsik dan Dasom. Hyorin sangat mengkhawatirkan keadaan Dasom. Begitu pula dengan Changsub yang mengkhawatirkan keadaan Hyunsik.
    Beberapa jam kemudian, dokter dari ruang Dasom di rawat keluar. Hyorin langsung menanyakan keadaan Dasom dan...
“Kami sudah berusaha, dia mengalami luka serius di otaknya. Kemungkinan dia hidup hanya 25%. Kita tunggu saja keadaan selanjutnya” ucap Dokter pada Hyorin. Hyorin langsung lemas. Sedangkan keadaan Hyunsik, ia juga mengalami luka di kepalanya namun tidak terlalu serius seperti Dasom.
(Hyunsik pov)
    Perlahan aku membuka mata ku. Kepala ku sangat sekali meskipun hanya untuk mengedipkan mata. Aku berusaha membuka mata ku lebar-lebar. Aku sadar aku berada di rumah sakit. Dalam pikiran ku terus mengingat Dasom. Aku tahu ia di rawat di di ruang sebelah. Dengan sedikit tenaga yang aku punya aku bangun, meski tertatih aku tetap berjalan dengan berpegangan dinding aku berusaha menuju ruang Dasom di rawat. Terjatuh sesekali tak masalah untuk ku meski kepala ku terasa berat dan seluruh tubuh ku sakit.
    Aku melihat Dasom yang terbaring koma. Dengan sadar aku meneteskan air mata ku. Tertatih aku mendekati Dasom. Aku menggenggam tangannya erat. Tangisan ku semakin terisak. Aku mengangkat tubuh Dasom dan memeluknya. Batin ku berteriak dengan sangat keras. Aku tahu keadaannya sekarang, sungguh aku tak mau bila harus kehilangan dia. Dia yang begitu aku cintai dan aku sayangi. Dan apa yang terjadi dengan ku, tiba-tiba tubuh ku terlemas dan pandangan mataku gelap.
(Hyunsik pov end)
    Hyunsik di bius oleh dokter tepat di bagian pundaknya. Posisi Hyunsik masih memeluk erat Dasom. Hyunsik pun segera di pindahkan kembali di ruangannya. Hyorin dan Changsub yang melihat kejadian itu hanya terdiam dan Hyorin menangis di pelukan Changsub. Mereka sungguh tidak tega dengan keadaan Hyunsik dan Dasom sekarang.
(Dasom pov)
    Pandangan gelap ku berubah menjadi pemandangan sebuah taman yang indah. Di mana hanya ada satu pohon di tengah ribuan indahnya bunga. Aku mendekati pohon besar itu dan melihatnya takjub. Dan tiba-tiba terdengar suara memanggilku.
“Suara itu?” batin ku. “Sepertinya aku mengenali suara itu”. Aku pun membalik tubuh ku, untuk mengetahui sumber suara itu.
(Dasom pov end)
(Hyunsik pov)
    Tiba-tiba aku berada di tempat yang tak pernah aku lihat. Sebuah taman yang amat luas dengan satu pohon di tengah ribuan indahnya bunga. Aku melihat sesosok yeoja berdiri tepat di depan pohon. Sepertinya dia adalah Dasom ku.
“Dasom ya” panggil ku. Dan benar saja, saat dia membalikkan badannya. Itu Dasom ku.
    Aku sungguh bahagia bisa melihatnya. Dia berlari menghampiri ku. Aku pun juga berlari menghampirinya. Kami pun berpelukkan dengan sangat erat. Dan aku memberikan ciuman sekilas di bibir manisnya.
“Oppa... bogoshipoyo” ucapnya manja.
“Nado, bogoshipo. Kau baik-baik saja? Aku sangat mengkhawatirkan mu”
“Ne, Gwaenchanayo”. Jawabnya yang sedikit melegakan ku. Aku pun kembali memeluknya.
(Hyunsik pov end)
    Mereka pun bersenang-senang di taman itu. Namun, kesenangan mereka tiba-tba terusik oleh kedatangan seseorang.
“Nuguya?” tanya Hyunsik pada Dasom.
“Sepertinya ini sudah waktunya” jawab Dasom datar dengan pandangan matanya menuju seseorang itu.
“Sudah waktunya? Apa maksud mu? Kau bicara apa?” Hyunsik tak mengerti.
    Rupanya Dasom tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir untuknya bertemu dengan Hyunsik.
“Oppa, jaga diri mu baik-baik” ucap Dasom pada Hyunsik yang membuat Hyunsik semakin tidak mengerti.
“Isseumi mwoyeyo? Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau bicara seolah-olah akan pergi jauh dan tidak kembali?” jawab Hyunsik penuh dengan kekhawatiran.
“Memang aku tidak akan kembali oppa. Dia adalah malaikat yang menjemputku dan akan mengantarkan ku ke tempat yang indah itu” jelas Dasom pada Hyunsik.
“Dasom! Hentikan! Ini semua tidak lucu” Hyunsik berteriak kesal pada Dasom.
“Oppa! Aku mohon mengertilah! Aku sekarang di hadapan mu adalah roh. Roh dan raga ku sudah terpisah! Aku juga tidak menginginkan ini semua! Tapi ini sudah takdir yang di gariskan untuk ku. Aku sendiri benci dengan takdir ku yang seperti ini!” ucap Dasom dengan nada lebih keras.
“Dasom... aku...” Hyunsik meneteskan air matanya.
“Sarangheo oppa” Dasom mengucapkan kata terakhirnya dan kemudian mencium bibir Hyunsik. Hyunsik pun membalas ciuman Dasom. Cukup lama mereka berciuman. Dasom pun melepaskan bibirnya yang dari tadi dimainkan oleh Hyunsik.
    Dasom membalikkan badannya dan berjalan menghampiri sang malaikat yang dari tadi sudah menunggunya. Dan sebuah pintu seperti lif pun tiba-tiba muncul. Dasom masuk ke dalam. Dan dalam hitungan detik, semuanya hilang. Hyunsik pun tak kuasa dan meneteskan air matanya.
    Di waktu yang bersamaan, ternyata di raga Dasom sudah menjadi abu dan di kuburkan, sedangkan Hyunsik masih terbaring koma. Namun dalam keadaan koma, Hyunsik meneteskan air matanya tepat saat abu Dasom di kuburkan dan tepat di mimpi Hyunsik Dasom menghilang bersama pintu lif itu.
    Dua hari kemudian, Hyunsik terbangun dari komanya. Changsub yang saat itu menunggunya, hendak memberitahu kepergian Dasom. Namun Hyunsik sudah mengatakan sesuatu pada Changsub.
“Hyung... aku ingin pergi ke tempat terakhir Dasom beristirahat” Ucap Hyunsik dengan nada datar penuh kepasrahan.
“Hyunsik... kau... “ tanya Changsub heran.
“Aku tahu bagaimana ia pergi. Dia sudah di jemput oleh malaikat itu, dia sudah berada di tempat yang paling indah di dunia” jawab Hyunsik sembari meneteskan air matanya.
(Hyunsik pov)
    Aku berdiri di depan batu nisan bertuliskan nama Kim Da Som. Aku letakkan sebuah bunga mawar kesukaannya. Aku tak kuat menahan tangis ku. Mungkin sekarang aku telah berubah menjadi namja cengeng. Aku sungguh kehilangan seseorang yang benar-benar ku cintai. Aku tak perduli apa yang dikatakan orang sekarang tentang ku. Dalam hati ku berjanji. Aku akan tetap menjaga cinta ini. Sampai aku dapat menyusul Dasom ke tempat yang indah itu. Karena Dasom adalah cinta pertama dan cinta terakhir ku.
(Hyunsik pov end)
- THE END -