Kamis, 16 Oktober 2014

FF Kai Krystal || I LOVE YOU, THE GHOST chapter 2




Tittle                : I LOVE YOU, THE GHOST
Author             : dhytha (dhyt30)
Genre               : Romance, little bit comedy
Length             : Series
Rate                 : 17+
Main Cast        : Krystal Jung{f(x)}                 aka       Krystal
                          Kim Jong In {EXO-K}           aka       Kai
Another cast    : Yura {Girls Day}                   aka       Yura
                          EXO-K
Chapter 2
Krystal terus mengejar namja berkulit coklat itu, dan berusaha menghentikannya. Namja itu terus berjalan tidak memperdulikan Krystal yang terus memanggilnya, ia melewati pintu kaca dan Krystal akhirnya berhenti di hadapannya lagi menghalangi jalan namja itu.

“Yaa! Kau, ku mohon dengarkan aku sebentar! Siapa pun kau, kau harus membantu ku!” Krystal terus mengomel dan menghadang jalan namja itu. Namja itu berhenti dengan tatapan jengkel pada Krystal.

“Membantu mu?” tanya namja itu tidak percaya, bahkan mereka baru saja bertemu, bagaimana bisa Krystal langsung meminta bantuan darinya. Krystal mengangguk antusias.

“Baiklah aku harus membantu mu apa? Memanggil perawat, menyuruh mereka memeriksa mu dan mempersiapkan ruang perwatan khusus untuk orang gila seperti mu” ucap namja itu lalu meninggalkan Krystal dengan senyuman yang tidak bisa di anggap senyum yang biasa. Senyum mengejek.

“Yaak! Aku serius! Aku bukan orang gila seperti yang kau pikirkan! Ini sangat penting!” Krystal kembali menghalau jalan namja itu.

“Baiklah nona, dengarkan aku! Kenapa harus aku? Bukankah banyak orang lain yang bisa kau minta” ucapan namja itu terputus saat seseorang memanggilnya dan membuyarkan kosentrasinya.

“Yaa, Kai!” seorang namja berperawakan tinggi, berkulit putih, dengan senyum lebar yang menunjukkan barisan giginya yang sangat rapi memanggil Kai dan menghampirinya. “Kau sedang bicara dengan siapa?” tanya namja itu ketika jaraknya sudah mendekati Kai.

“Dia! Perempuan ini sepertinya sedikit tidak waras” Kai menunjuk ke arah Krystal berdiri, tapi Chanyeol tidak melihat siapapun kecuali Kai.

“Perempuan? Di mana dia sekarang? Apakah dia cantik?” Chanyeol melihat sekeliling mencari sesosok perempuan yang di maksud Kai.

“Kau mencari siapa? Dia ada di samping mu!” suara Kai menunjukkan dia sudah merasa kesal, namun Krystal masih terdiam melihat Chanyeol yang sedang kebingungan mencari keberadaannya. Chanyeol menoleh ke sebelahnya namun ia ak melihat Krystal yang berdiri di sampingnya.

“Mana? Kau lihat Kai, di samping ku tidak ada siapa-siapa” ucap Chanyeol bingung.

“Kenapa aku tidak meminta bantuan orang lain? Karena hanya kau yang bisa melihat ku!” sela Krystal menatap tajam Kai dan menyilangkan kedua tangan di dadanya.

“Kenapa kau diam? Ayo kita pergi! Aku sudah lapar!” seru Chanyeol.

“Yaa! Chanyeol-ah, apa kau benar-benar tidak melihat seseorang di samping mu?” Kai bertanya penasaran, apa yang di katakan Krystal benar atau Krystal hanya berbohong dan Chanyeol hanya berpura-pura tidak melihatnya.

“Memangnya ada siapa di samping ku?” Chanyeol justru bertanya balik. “Yaa! Apa kau melihat sebuah penampakan?” bisik Chanyeol, bulu kuduknya tiba-tiba merinding.

“Ah, lupakan!” Kai mengibaskan tangannya ke udara dan pergi melewati Krystal dan meninggalkan Chanyeol begitu saja. Chanyeol melihat sekitarnya dan berkedik ngeri dan mengikuti Kai.

“Hei! Tunggu aku!” Chanyeol memanggil Kai, namun Kai tidak berbalik, ia justru mempercepat langkahnya.

“Sebenarnya dia malaikat atau manusia? Kenapa dia bisa melihat ku?” Krystal membatin dan melihat ke arah Kai berjalan “Hei tunggu!” Krystal kembali berlari mengejar Kai. Seseorang berhenti di hadapannya dengan tiba-tiba karena barang bawaannya terjatuh seketika Kai berhenti dan pada momen itu juga Krystal kembali berdiri di hadapannya, berdiri tepat di samping seseorang yang berhenti mendadak tadi. Kai menatap Krystal dan seseorang yang berhenti tadi melewati tubuh Krystal begitu saja. Tubuh seseorang itu menembus tubuh Krystal dan melihatnya tidak percaya, mulutnya menganga, kedua matanya hampir lepas.

“Apa yang kau lihat?” Chanyeol sudah berdiri di sampingnya dan matanya mengikuti arah mata seseorang yang baru saja menembus tubuh Krystal.

“Di mana kau memakirkan mobil nya?” tanya Kai dengan nada datar.

“Di sebelah sana” Chanyeol menunjuk mobil hyundai hitam di halaman parkir sebelah timur. Dengan langkah cepat, Kai menuju mobil itu di ikuti oleh Chanyeol. Krystal kembali mengejarnya.

“Hei! Kau tidak boleh pergi sebelum kau membantu ku! Dengarkan aku dulu!” Krystal terus berteriak dan membujuk Kai agar ia mau mendengarnya. Kai sama sekali tidak menoleh dan segera masuk ke mobil di bangku sebelah kemudi. Chanyeol masuk di balik kemudi.

“Cepat!” Kai seolah memerintah temannya itu seperti sopirnya.

“Wah, kau seperti tuan yang menyuruh sopirnya” ucap Chanyeol.

“Kau sendiri yang bilang, aku tidak pernah mengatakan bahwa kau sopir ku” ucapan Kai dingin dan Chanyeol menyadari bahwa Kai sedang tidak bercanda.

“Baiklah” Chanyeol segera menghidupkan mesin dan mengoper gigi mobil ke posisi satu kemudian menginjak pedal gas dan menyetirnya pergi meninggalkan rumah sakit. Krystal tidak berhasil mengejar Kai dan mobil hyundai hitam itu melewati Krystal begitu saja dan meninggalkan debu dari roda yang berputar dan membuat Krystal terbatuk-batuk.

“Yaak! Dasar!” Krystal mengumpat kesal.

Krystal pov
Aku mengumpatnya dengan sekeras mungkin meski aku tau dia tak mungkin mendengar ku. Bagaimana ini? Tidak ada yang mau menolong ku? Kenapa ini terjadi pada ku? Sekian banyak manusia di dunia ini, kenapa aku? Aku hampir saja akan benar-benar putus asa, aku membalikkan badan ku dan seseorang mengagetkan ku.

“Ommo!” umpat ku kaget.

“Hallo noona” malaikat bodoh ini muncul dengan tiba-tiba dengan wajah sama sekali tidak menampakkan rasa bersalah.

“Yaak!!!” aku berteriak kesal padanya, aku benar-benar ingin menalannya hidup-hidup, jika saja itu bisa kulakukan. “Kenapa kau baru kembali?” tanya ku dengan nada kesal.

“Aku kan sudah bilang, aku harus menjalankan tugas?” jawabnya santai dan senyuman imutnya yang selalu menghiasi wajahnya. Andai kau manusia, pasti kau akan menjadi idola malaikat bodoh.

“Tugas? Menjemput dan mengantar?” aku menebak.

“Iyups, betul betul betul” jawabnya dengan jari telunjuk di layangkan di udara bagaikan dia saat ini adalah pemimpin okestra.

“Kau belum bertemu malaikat pencabut roh?” tanya ku penuh selidik.

“Itu...” malaikat bodoh ini lagi-lagi menggantungkan kalimat yang akan di ucapkannya.

“Katakan cepat!” aku menginjak-nginjak tanah seperti orang yang sedang jalan di tempat.

“Mengobrol di atas atap gedung, sepertinya lebih asik” ucapnya sambil menunjuk atap gedung rumah sakit. Sepuluh menit kemudian aku sudah berada di atap gedung rumah sakit, andaikan aku bisa menghilang seperti malaikat bodoh itu. Aku tak perlu mengakses lift ataupun tangga darurat dan membuat ku lelah seperti ini.

“Kenapa kau suka sekali di tempat ini?” tanya ku saat dengan nafas tersengal-sengal.

“Karena di sini kita bisa bicara dengan bebas” jawabnya dengan mengedarkan pandangan di bawah gedung.

“Bicara bebas? Bukankah di mana pun kita bisa bicara bebas? Tidak ada yang bisa melihat kita” ucap ku yang memang adalah sebuah kenyataan. Tak ada yang bisa melihat malaikat bodoh ini dan... aku.

“Telah terjadi sedikit kekacauan di langit” ucapnya mulai menjurus ke serius.

“Kekacauan di langit?” tanya ku yang mulai mendengarkannya dengan serius.

“Roh yang seharusnya di cabut adalah roh yang bernama Krystal Jang, dan kau adalah teman Krystal Jang yang menghentikan usaha bunuh diri nya kan?” malaikat bodoh ini justru menghujani ku sebuah pertanyaan.

“Jadi kau harus diam saja, sementara teman mu akan bunuh diri? Terjun bebas dari atas gedung dan melihatnya mati begitu saja” jawab ku hanya menyerupai sebuah pertanyaan balik bukan sebuah pernyataan.

“Semua manusia akan kehilangan roh. Entah bagaimana caranya, itu sudah jalan mereka” ucapan malaikat bodoh ini membekukan telinga ku.

“Lalu sekarang apa? Jangan bilang malaikat pencabut roh salah mencabut roh ku karena aku telah berusaha menggagalkan usaha bunuh dirinya?” suara meninggi. “Roh orang yang bunuh diri, apakah dia di tempatkan di tempat yang layak?”

“Apapun yang terjadi pada manusia saat mereka kehilangan rohnya, rohnya akan di tempatkan sesuai di tempatnya” penjelasan malaikat bodoh ini hanya membuat ku pusing.

“Maksud mu?” aku bertanya seolah-olah aku ingin mengetahui segalanya.

“Itu rahasia di antara para malaikat, dan tidak satu pun manusia yang boleh mengetahuinya” jawabnya tegas.

“Baiklah, lupakan soal itu. Dan sekarang yang terpenting adalah... bagaimana aku bisa kembali ke tubuh ku?” aku kembali pada topik ini.

“Hanya ada satu cara agar kau bisa kembali ke tubuh mu” senyumannya menandakan bahwa cara ini mungkin mudah, untuk aku kembali ke dalam tubuh ku.

“Katakan!” aku berseru tidak sabar mendengar penjelasan berikutnya.

“Harus ada seseorang laki-laki yang tulus mencintai mu dan mencium keningmu” dia menatap ku, tangannya di silangkan di depan dadanya.

“Mwo!” aku menatapnya tidak percaya dan seolah-olah cara itu sangat amat mustahil. “Mencium kening ku?”

“eehhem” dia hanya menjawab dengan deheman.

“Apa ini seperti cerita dongeng cinderella?” aku bertanya dan mengingat kisah dongeng cinderella. Bahwa putri cinderella yang tidur selamanya bisa hidup kembali karena seorang pangeran datang menciumnya, ini benar-benar konyol.

“Kurasa begitu” jawabnya santai.

“Yaak! Malaikat bodoh!” aku berkacak pinggang hendak protes. Dia menaruh jari telunjuknya di depan mulut ku.

“Ssstt!! Jangan panggil aku seperti itu lagi, aku punya nama.... panggil aku Sehunie, nama ku Oh Sehun” ucapnya protes karena aku selalu memanggilnya malaikat bodoh.

“Baiklah Sehunie” aku memanggil namanya dan bulu kuduk ku rasanya berdiri saat mengucapkannya. Aku menjauhkan jari telunjuknya dari hadapan ku. “Apa tidak ada cara lain? Tidak bisakah kau membujuk malaikat pencabut roh dan katakan padanya aku tak harus menunggu seseorang mencium kening ku, langsung saja suruh dia untuk segera mengembalikan roh ku ke dalam tubuh ku!”

“No no no, itu sudah prosedur noona” kepala nya menggeleng-geleng. Ini benar-benar konyol!

“Baiklah jika itu cara satu-satunya” suara ku mengandung sebuah kepasrahan “Aku hanya butuh seseorang mencium kening ku dan aku kembali ke tubuh ku?” aku menegaskan kembali cara konyol bin mustahil menurut pemikiran ku saat ini.

“Ingat, orang itu harus tulus mencintai mu. TU LU S” dia memberikan penekanan di kata-kata tulus.

“TU LU S, baik aku mengerti” aku mengulang dengan nada yang sama seperti yang barusan ia ucapkan. Baiklah, aku hanya butuh sebuah ciuman di kening dan kembali ke kehidupan normal ku. Tapi dengan keadaan ku seperti ini, bagaimana aku... “Yaak! Malaikat bodoh!” panggil ku spotan dan ia membelalakan matanya “Maaf, maksud ku Sehunie... bagaimana aku bisa mendapatkan ciuman di kening ku jika keadaan ku seperti ini? Aku sekarang tidak terlihat Oh Sehun! Apa kau lupa?” aku kembali kepada keputusasaan ku.

“Itulah tantangannya” jawabnya santai dengan senyum evil. Malaikat ini benar-benar membuat ku gila. Namja seperti ini adalah tipe Yura, sayang saja dia malaikat dan Yura tak akan pernah bisa melihatnya.

“Aaakkkhhh jeongmal!” aku mengumpat kesal dan membuat rambut ku sendiri berantakan.

“Aku akan memberi mu sedikit kelebihan, tidak banyak” ucapnya sembari menggosok-gosok dagunya berfikir “Kau akan tetap bisa menyentuh apa pun seperti manusia, tetapi tetap kau tidak terlihat”

“Hanya itu?” tanya ku, kupikir kelebihan bisa menghilang seperti dia yang akan kudapat, tetapi hanya bisa menyentuh semua apa pun. Baiklah, dari pada tidak sama sekali.

“Kau minta apa lagi?” tanyanya menantang berkacak pinggang.

 “Tidak, ku rasa itu cukup” jawab ku menggeleng kepala, dan tiba-tiba terbesit sebuah pertanyaan  

“Aku boleh bertanya?”

“Tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan?”

“Apa malaikat bisa bicara dengan manusia?” pertanyaan ini tentang namja berkulit coklat itu, aku hanya memastikan apakah dia malaikat ataukah manusia.

“Hahaha.... apa kau pernah melihat ku berbicara dengan mereka?” malaikat bodoh ini justru melemparkan pertanyaan balik. Aku hanya terdiam menatapnya “Tentu saja tidak, tidak ada malaikat yang menampakkan dirinya di hadapan manusia, kecuali malaikat itu meminjam tubuh manusia yang sudah meninggalkan atau koma seperti mu” jelasnya. Meminjam tubuh orang yang sudah meninggal? Ini benar-benar mengerikan. “Jangan anggap serius, aku hanya mengarang” ucapnya meralat dan tawa kecil di akhirnya.

“Ada seseorang yang bisa melihat ku” suara ku menghentikan tawanya.

“Apa?” suara Sehun menunjukkan bahwa ia tak percaya. “Oh itu...” lanjutnya seperti ia telah mengingat sesuatu. Aku hanya diam menunggu ia melanjutkan kata-katanya “Memang di dunia ini ada beberapa manusia yang bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata, contohnya melihat dirimu noona”

“Tak kasat mata? Dunia gaib? Hantu?” bertubi-tubi sebuah prakiraan muncul begitu saja di pikiran ku.

“Ya semacam itu lah!” jawabnya mengibaskan tangan ke udara.

“Jadi apa aku akan bertemu dengan hantu-hantu yang lainnya?” ucap ku ngeri dan aku bisa mersakan bulu kuduk ku merinding.

“Noona, bahkan kau sendiri sekarang adalah hantu!” jelasnya yang membuat leher ku terasa tercekik.

“MWO!” aku memeluk tubuh ku merasakan dingin di setiap porinya.

“Tak perlu kau histeris seperti itu noona, kau hantu yang sangat cantik yang pernah ku temui” ia mengedipkan mata kirinya seolah-olah aku akan tenang jika melihatnya, tapi aku masih syok dengan predikat baru itu. Hei, julukan ku di sekolah adalah yeoja paling cantik dan paling menarik perhatian para namja bukan hantu cantik!

“Noona, ini untuk mu” ia menyodorkan kalung dengan liontin berbentuk segi enam.

“Apa ini?” aku meraihnya dan menggantungnya dengan tangan ku di hadapan ku melihat setiap detail kalung itu.

“Kalung itu menandakan bahwa kau belum benar-benar mati, itu sebagai tanda untuk malaikat. Siapa tau kau akan bertemu dengan malaikat lain selain aku” jelasnya. “Dan satu lagi, waktu mu hanya 30 hari untuk mendapatkan ciuman kening itu” ucapnya memperingatkan.

“Apa? 30 hari? Baiklah, bahkan sebelum waktu 30 hari itu berakhir, aku pasti akan mendapatkan ciuman itu” ucap ku setengah sombong, tapi hati kecil berkata waktu itu sangat singkat. Suara sirine darurat berbunyi lagi.

“Baiklah noona semoga beruntung!” ucap Sehun dan seketika ia menghilang menyatu dengan angin yang berhembus. Aku menatap kalung dengan liontin segi enam itu dan memakainya. Baiklah, aku akan segera mendapatkan ciuman di kening ku dan aku akan kembali ke tubuh ku dan menjalani kembali kehidupan normal ku. Ada seseorang yang kuharapkan akan mencium kening ku, namja chingu ku..... Choi Minho.

Normal pov
Chanyeol memberhentikan mobilnya di depan sebuah kafe. Mango six cafe, tempat ini sudah menjadi favorit mereka. Kai dan Chanyeol turun dan melewati pintu masuk cafe. Kai langsung mencari tempat duduk di sebuah sofa dan mendaratkan pantatnya dengan nyaman. Sementara Chanyeol ke kasir untuk memesan.

“dua jus mangga” ucapnya pada sang kasir. Petugas kasir ini sedikit lebih pendek dari Chanyeol tapi ia lumayan tampan, dengan seragam khas Mango Six Cafe dan name tagnya yang bertuliskan D.O Kyungsoo.

“Lima menit akan ku antar” ucapnya dengan senyuman. Chanyeol menghampiri Kai dan duduk di hadapannya.

“Gwaenchanayeo?” Chanyeol menanyakan keadaan Kai yang terlihat sedikit kurang baik.

“Ehem” hanya sebuah deheman, Kai bersandar dengan melipat kedua tangannya di dadanya dan memejamkan matanya. Seolah-olah ia ingin tidur di di sofa itu.

“Dua jus mangga” D.O datang dengan dua gelas jus mangga yang segar. Chanyeol langsung menyeruputnya.

“Cuaca cukup panas hari ini” ucapnya setelah meneguk beberapa tegukkan jus mangganya.

“Bagaimana hasil lab nya?” D.O bertanya pada Kai.

“Keluar satu minggu lagi” jawab Kai agak cuek. Itulah sifatnya, berkulit coklat, eksotis, dingin, mempesona.

“Ku harap semua baik-baik saja” ucapan D.O sangat berharap.

“Tentu saja semua akan baik-baik saja, dia hanya cidera kecil” sahut Chanyeol.

“Aku harus kembali kerja, nikamati jus kalian. Mau donat?” D.O menawarkan makanan kecil tapi cukup mengenyangkan.

“Boleh” Chanyeol sumringah mendengar kata-kata donat. Dia benar-benar lapar.
Hari sudah sore, matahari mulai menyembunyikan sinarnya dan tergantikan oleh sinar bulan. Kai, Chanyeol, dan D.O tiba di rumah. Terdengar suara sibuk di dapur rumah.

“Kalian sudah datang?” seseorang namja muncul dari dapur dengan celemek di tubuhnya.  

“Makanannya sebentar lagi siap” ucapnya dan kembali ke aktifitas dapurnya. Sepeluh menit kemudian, semua hidangan makanan telah siap sedia di atas meja makan. Dan mereka berempat mulai bersantap.

“Bagaimana hasil lab nya?” tanya namja yang masih mengenakan celemek.

“Satu minggu lagi baru keluar” jawab D.O, Kai masih sibuk dengan makanannya.

“Begitu” ucap namja itu mengerti. “Oh ya, Baekhyun baru saja memberitahu ku. Sekolah kalian akan mengadakan camping tiga hari lagi” ia menatap Chanyeol dan Kai. Kai yang mendengarnya pura-pura tidak memperdulikannya dan terus makan.

“Camping? Jeongmal?” mata Chanyeol berbinar-binar senang.

“Aku dan Baekhyun akan di undang sebagao senior dan mungkin sedikit membantu pekerjaan panitia” ucap Suho.

“Ke mana kita akan pergi?” tanya Chanyeol penuh antusias.

“Masih belum dipastikan” jawab Suho.

“Aku sudah selesai” ucap Kai meletakkan piring makannya. Ia meninggalkan meja makan dan berjalan menuju tangga. Kamarnya berada di lantai dua.

“Kenapa dia?” Suho bertanya pada Chanyeol, tak seperti biasanya Kai bersikap aneh seperti ini.

“Molla” Chanyeol mengangkat kedua bahunya menandakan ia tak tau.

“Lanjutkan makan kalian” D.O bangkit dari tempat duduknya dan menyusul Kai ke kamarnya.

“Apa yang terjadi? Apa aku boleh masuk?” D.O sudah di depan pintu kamar Kai.

“Masuklah” Kai mempersilahkan. D.O masuk dan melihat Kai berbaring di ranjangnya.

“Kau terlihat lesu, apa kau sakit?” tanya D.O berdiri menatap Kai.

“Aku tidak apa-apa?” jawab Kai tenang.

“Tapi kau telihat ada apa-apa. Ceritalah!” D.O duduk di sofa tak jauh dari ranjang Kai.

“Apa kau percaya?” Kai bertanya.

“Percaya apa?” D.O bingung.

“Apa kau percaya hantu dan lain sebagainya?” Kai bangkit dari tidurnya dan duduk merangkul gulingnya.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?” bukan menjawab D.O justru balik bertanya.

“Sepertinya kau tidak percaya” ucap Kai kembali berbaring.

“Aku tidak mengatakan bahwa aku tidak percaya, tapi memang mereka ada di sekitar kita dan tak terlihat” ucap D.O yang membuat Kai kembali terduduk.

“Tidak terlihat? Bagaimana jika kita bisa melihatnya?” tanya Kai, kerut di dahinya menandakan ia penasaran dan rasa tak percaya bahwa hari ini dia telah melihat seorang hantu.

“Itu indra ke enam” jawab D.O dengan nada datar.

“Indra ke enam? Bukankah itu di miliki orang sejak lahir?”

“Iya.... tunggu dulu.... kenapa kau bertanya-tanya soal ini? Apa kau telah melihat?” D.O tak meneruskan kata-katanya.

“Entahlah.... perempuan itu” ucapan Kai terputus, ia sepertinya tak sanggup untuk menceritakan kejadian hari ini pada D.O

To be continue.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar