Sabtu, 04 Oktober 2014

DESTINY chapter 10-end









DESTINY
Author : Dhytha
Main Cast : Naeun, Kai, Gikwang and another

Chapter 10
            Naeun terjatuh tertidur di pelukan Gikwang. Sesuai dengan rencananya, ia akan membawa Naeun pergi ke Jepang. Tao, asisten Gikwang datang membantu membawakan tas Gikwang dan Gikwang menggendong Naeun menuju tempat check in.

            Kai turun dari mobil setelah ia memakirkan cheverolet kuning kesayangannya. Ia berlari menyusuri seluruh bandara mencari keberadaan Naeun. tapi ia sudah terlambat, Gikwang sudah membawanya masuk ke pesawat. Kai berusaha menghubungi ponsel Naeun berkali-kali, dan Gikwang yang mengangkat panggilan masuk Kai.

“Odiega!?” tanya Kai setengah berteriak dengan nafas tersengal-sengal.

“Dia bersama ku” nada bicara Gikwang santai.

“Yaa! Micheoso! Kau akan membawanya ke mana!?” Kai berusaha untuk tenang.

“Bukan urusan mu. Kau menginginkan permainan ini berakhir kan? Sudah ku akhiri. Tidak akan ada korban lagi dan tidak akan ada yang terluka lagi. Permainan ini berakhir dengan indah bukan?” Gikwang tertawa sinis dan merasa puas dengan rencana yang berjalan dengan lancar.

“Kau takkan pernah bahagia dengan keserakahan mu Lee Gikwang!” Kai mencengkram ponselnya kuat-kuat.

“Akan kupastikan vonis mu itu salah besar Kim Jong In” Gikwang mengakhiri panggilan dan mengembalikan ponsel Naeun ke dalam tas Naeun. Ia membelai wajah Naeun dengan lembut dan mencium kening Naeun.

“Sekarang kau milik ku. Hanya milik ku” bisik Gikwang menatap Naeun yang masih tertidur di sebelahnya.

            Kai mengepalkan tanganya menjadi satu genggaman yang sangat keras. Ia terlambat untuk mencegah Gikwang membawa yeoja yang ia sukai. Yura melihat Kai dan memanggilnya.
“Kai” panggil Yura pelan. Kai menoleh dan mendapati Yura berdiri tak jauh darinya.

“Yura-ya?” Kai heran, mengapa Yura bisa ada di bandara.

“Apa yang kau lakukan di sini?” Yura bertanya dan melihat sekitar.

“Tidak ada” Kai berbohong.

“Kau sendiri?” Kai bertanya setelah melihat tas besar yang di bawa Yura.

“Aku akan pergi ke Hongkong dan tinggal menetap di sana bersama ibu ku. Kau tau sendiri, selama ini aku tinggal bersama bibi ku” jawab Yura.

“Sekolah mu?”

“Aku sudah mengurus transfer ku. Mianhe, aku tidak mengucapkan perpisahan yang layak. Selamat tinggal Kim Jong In. Terima kasih telah menjadi teman ku” ucapan Yura begitu sedih dan ia menahan tangis.

“Kau akan pergi begitu saja?” seorang namja berdiri tak jauh di belakang Yura. Kai hanya diam begitu lihat namja itu. Yura menoleh dan kaget mendapati Zelo berdiri di hadapannya.

“Zelo?”

“Beginikah cara mu pergi? Tidak memberi salam perpisahan. Itukah cara mu?” Zelo bertanya-tanya kenapa Yura harus pergi seperti ini.

“Mianhe” hanya satu kata itu yang bisa terlontar dari mulut Yura.

“Maaf? Apa kata maaf bisa menyelesaikan semuanya?” Zelo marah. Yura hanya menunduk sedih. Kai yang merasa tidak ada kepentingan lagi, ia pergi membiarkan Yura dan Zelo menyelesaikan masalahnya.

“Jika kau pergi begitu saja, bagaimana dengan ku?” Zelo bertanya dan pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab bagi Yura. Zelo tak ingin menunggu lagi untuk Yura menjawab. Ia mendekat dan memeluk Yura.

“Kenapa kau tidak mengatakan sejujurnya?” bisik Zelo. Yura menenagis di pelukkan Zelo.

“Aku takut” Yura semakin terisak.

“Apa yang kau takutkan?” Zelo membelai rambut Yura dan melepaskan pelukkannya. Menatap Yura lekat-lekat.

“Kau akan menolak ku. Kau menyukai Naeun kan?”

“Apa yang membuat mu berfikir seperti itu? Apa karena kedekatan ku dengan Naeun?” Zelo bertanya dengan nada sepelan mungkin dan Yura hanya menjawab dengan anggukan.

“Aku dan Naeun hanya berteman, dan status itu tak akan berubah sampai kapan pun dan kau pikir aku menaruh perasaan pada Naeun?” Zelo mengangkat dagu Yura agar ia menatap matanya.

“Aku menyukai mu Yura. Aku meincintai mu” ucapan Zelo membuat Yura diam dan berhenti menangis. Ia tak percaya dengan apa yang Zelo ucapkan. Zelo menariknya ke dalam pelukannya kembali. Dan Yura semakin terisak karena ia harus pergi meninggalkan Zelo.

            Kai memasuki mobilnya. Ia duduk termenung di balik kemudi. Ia mengeluarkan ponselnya dan membuka foto Naeun di galeri ponselnya. Begitu banyak foto Naeun. Kai menghelas nafas panjang dan mulai menghapus satu persatu foto Naeun.

            Kai menyukai Naeun semenjak masuk sekolah menengah pertama. Waktu itu kelas sepuluh, ia satu kelas dengan Naeun dan duduk sebangku dengannya. Guru bahasa inggris, Tiffany seongsaengnim lah yang menyuruh mereka duduk satu bangku. Karena waktu itu, nilai Kai anjlok pada pelajaran bahas inggris dan Naeun akan menjadi tutor bahasa inggrisnya.

            Semenjak itulah Kai mulai menyukai Naeun. tapi Kai tak pernah mengungkapkannya sampai akhirnya sahabatnya sendiri Taemin yang mendapatkannya. Sebenarnya Kai ingin mengungkapkan perasaannya dalam waktu dekat ini, tapi ia sudah terlambat. Naeun telah di bawa pergi bersama Gikwang. Dan inilah kenyataan yang Kai harus terima. Cinta nya pada Naeun tak akan pernah terungkap dan Naeun tak akan pernah mengetahuinya.
***
TIGA BULAN KEMUDIAN

            Gikwang berdiri di hadapan jendela yang mengarah langsung ke arah pemandangan kota. Ia memakai pakaian tidur bewarna putih dan tak jauh darinya seorang yeoja masih tertidur pulas di atas ranjang. Dan ia mulai tersadar dari tidurnya. Dan yeoja itu tak lain dan tak bukan adalah Son Naeun.

“Changi-ya” panggil Naeun pada Gikwang.

“Kau sudah bangun?” Gikwang tersenyum begitu melihat Naeun terbangun. Ia mendekat dan mengecup kening Naeun. Naeun bangun dan memeluknya.

“Tidur mu nyenyak?” tanya Gikwang.

“Ehhem. Changi-ya, aku mencintai mu” ucap Naeun melepas pelukannya dan mencium sekilas bibir Gikwang.

“Nado, saranghae” Gikwang membelai rambut Naeun dengan penuh kasih sayang.

Gikwang pov
“Nado saranghae” ucap ku dan membelai rambutnya.

            Tiga bulan sudah aku menikah dengan Naeun. Ya, meskipun aku membawanya ke Jepang secara paksa, namun inilah yang ku inginkan. Hidup bersamanya, memilikinya dan terus memberikan cinta ku padanya. Aku membuatnya seperti ini karena aku memasuki alam bawah sadarnya. Aku mengatakan bahwa ia akan hidup bahagia hanya dengan ku, hanya dengan ku.

            Memasuki alam bawah sadar seseorang adalah hal yang mudah bagi ku. Dan itulah cara ku menghabisi mereka. Ya aku lah yang membuat Taemin, Minho dan Min Ah meninggal dunia. Mereka memang tak pantas hidup karena telah menyakiti Naeun ku.

            Aku memasuki alam bawah sadar Taemin dan Min Ah. Memberitahunya bawah mereka harus lari sejauh mungkin karena bayangan hitam yang menyeramkan akan membunuh mu. dan perintah itu terjadi saat Taemin sedang mandi dan Min Ah saat sedang mengendarai mobilnya. Tentu saja polisi tidak menemukan sidik jari serorang pembunuh. Karena memang aku bukan seseorang pembunuh,

            Dan aku memasuki alam bawah sadar Minho dan memerintahkannya untuk melonggarkan sedikit katup gas yang ada di aparmentnya. Dan ia melakukannya tepat saat baru tiba di apartmennya. Dan sempurna, seperti yang ku rencanakan, paginya ia meninggal karena keracunan gas.

            Kini aku sudah hidup bahagia dengan Naeun. tidak boleh ada yang menganggu ku. Jika mereka berusaha mengusik kehiudpan ku dengan Naeun. maka nasib mereka akan seperti Minho, Taemin dan Min Ah.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar