DESTINY
Author : Dhytha
Main Cast : Naeun, Kai, Gikwang
and another
Chapter
10
Naeun terjatuh tertidur di pelukan
Gikwang. Sesuai dengan rencananya, ia akan membawa Naeun pergi ke Jepang. Tao,
asisten Gikwang datang membantu membawakan tas Gikwang dan Gikwang menggendong
Naeun menuju tempat check in.
Kai turun dari mobil setelah ia
memakirkan cheverolet kuning kesayangannya. Ia berlari menyusuri seluruh
bandara mencari keberadaan Naeun. tapi ia sudah terlambat, Gikwang sudah
membawanya masuk ke pesawat. Kai berusaha menghubungi ponsel Naeun
berkali-kali, dan Gikwang yang mengangkat panggilan masuk Kai.
“Odiega!?” tanya Kai setengah berteriak
dengan nafas tersengal-sengal.
“Dia bersama ku” nada bicara Gikwang santai.
“Yaa! Micheoso! Kau akan
membawanya ke mana!?”
Kai berusaha untuk tenang.
“Bukan urusan mu. Kau
menginginkan permainan ini berakhir kan? Sudah ku akhiri. Tidak akan ada korban
lagi dan tidak akan ada yang terluka lagi. Permainan ini berakhir dengan indah
bukan?” Gikwang
tertawa sinis dan merasa puas dengan rencana yang berjalan dengan lancar.
“Kau takkan pernah bahagia dengan
keserakahan mu Lee Gikwang!”
Kai mencengkram ponselnya kuat-kuat.
“Akan kupastikan vonis mu itu
salah besar Kim Jong In” Gikwang
mengakhiri panggilan dan mengembalikan ponsel Naeun ke dalam tas Naeun. Ia
membelai wajah Naeun dengan lembut dan mencium kening Naeun.
“Sekarang kau milik ku. Hanya
milik ku” bisik
Gikwang menatap Naeun yang masih tertidur di sebelahnya.
Kai mengepalkan tanganya menjadi
satu genggaman yang sangat keras. Ia terlambat untuk mencegah Gikwang membawa
yeoja yang ia sukai. Yura melihat Kai dan memanggilnya.
“Kai” panggil Yura pelan. Kai menoleh
dan mendapati Yura berdiri tak jauh darinya.
“Yura-ya?” Kai heran, mengapa Yura bisa ada
di bandara.
“Apa yang kau lakukan di sini?” Yura bertanya dan melihat
sekitar.
“Tidak ada” Kai berbohong.
“Kau sendiri?” Kai bertanya setelah melihat tas
besar yang di bawa Yura.
“Aku akan pergi ke Hongkong dan
tinggal menetap di sana bersama ibu ku. Kau tau sendiri, selama ini aku tinggal
bersama bibi ku”
jawab Yura.
“Sekolah mu?”
“Aku sudah mengurus transfer ku.
Mianhe, aku tidak mengucapkan perpisahan yang layak. Selamat tinggal Kim Jong
In. Terima kasih telah menjadi teman ku” ucapan Yura begitu sedih dan ia menahan tangis.
“Kau akan pergi begitu saja?” seorang namja berdiri tak jauh
di belakang Yura. Kai hanya diam begitu lihat namja itu. Yura menoleh dan kaget
mendapati Zelo berdiri di hadapannya.
“Zelo?”
“Beginikah cara mu pergi? Tidak
memberi salam perpisahan. Itukah cara mu?” Zelo bertanya-tanya kenapa Yura harus pergi seperti
ini.
“Mianhe” hanya satu kata itu yang bisa
terlontar dari mulut Yura.
“Maaf? Apa kata maaf bisa
menyelesaikan semuanya?” Zelo
marah. Yura hanya menunduk sedih. Kai yang merasa tidak ada kepentingan lagi,
ia pergi membiarkan Yura dan Zelo menyelesaikan masalahnya.
“Jika kau pergi begitu saja,
bagaimana dengan ku?”
Zelo bertanya dan pertanyaan itu sangat sulit untuk dijawab bagi Yura. Zelo tak
ingin menunggu lagi untuk Yura menjawab. Ia mendekat dan memeluk Yura.
“Kenapa kau tidak mengatakan
sejujurnya?” bisik
Zelo. Yura menenagis di pelukkan Zelo.
“Aku takut” Yura semakin terisak.
“Apa yang kau takutkan?” Zelo membelai rambut Yura dan
melepaskan pelukkannya. Menatap Yura lekat-lekat.
“Kau akan menolak ku. Kau
menyukai Naeun kan?”
“Apa yang membuat mu berfikir
seperti itu? Apa karena kedekatan ku dengan Naeun?” Zelo bertanya dengan nada
sepelan mungkin dan Yura hanya menjawab dengan anggukan.
“Aku dan Naeun hanya berteman,
dan status itu tak akan berubah sampai kapan pun dan kau pikir aku menaruh
perasaan pada Naeun?”
Zelo mengangkat dagu Yura agar ia menatap matanya.
“Aku menyukai mu Yura. Aku
meincintai mu”
ucapan Zelo membuat Yura diam dan berhenti menangis. Ia tak percaya dengan apa
yang Zelo ucapkan. Zelo menariknya ke dalam pelukannya kembali. Dan Yura
semakin terisak karena ia harus pergi meninggalkan Zelo.
Kai memasuki mobilnya. Ia duduk
termenung di balik kemudi. Ia mengeluarkan ponselnya dan membuka foto Naeun di
galeri ponselnya. Begitu banyak foto Naeun. Kai menghelas nafas panjang dan
mulai menghapus satu persatu foto Naeun.
Kai menyukai Naeun semenjak masuk
sekolah menengah pertama. Waktu itu kelas sepuluh, ia satu kelas dengan Naeun
dan duduk sebangku dengannya. Guru bahasa inggris, Tiffany seongsaengnim lah
yang menyuruh mereka duduk satu bangku. Karena waktu itu, nilai Kai anjlok pada
pelajaran bahas inggris dan Naeun akan menjadi tutor bahasa inggrisnya.
Semenjak itulah Kai mulai menyukai
Naeun. tapi Kai tak pernah mengungkapkannya sampai akhirnya sahabatnya sendiri
Taemin yang mendapatkannya. Sebenarnya Kai ingin mengungkapkan perasaannya
dalam waktu dekat ini, tapi ia sudah terlambat. Naeun telah di bawa pergi
bersama Gikwang. Dan inilah kenyataan yang Kai harus terima. Cinta nya pada
Naeun tak akan pernah terungkap dan Naeun tak akan pernah mengetahuinya.
***
TIGA BULAN KEMUDIAN
Gikwang berdiri di hadapan jendela
yang mengarah langsung ke arah pemandangan kota. Ia memakai pakaian tidur
bewarna putih dan tak jauh darinya seorang yeoja masih tertidur pulas di atas
ranjang. Dan ia mulai tersadar dari tidurnya. Dan yeoja itu tak lain dan tak
bukan adalah Son Naeun.
“Changi-ya” panggil Naeun pada Gikwang.
“Kau sudah bangun?” Gikwang tersenyum begitu melihat
Naeun terbangun. Ia mendekat dan mengecup kening Naeun. Naeun bangun dan
memeluknya.
“Tidur mu nyenyak?” tanya Gikwang.
“Ehhem. Changi-ya, aku mencintai
mu” ucap Naeun
melepas pelukannya dan mencium sekilas bibir Gikwang.
“Nado, saranghae” Gikwang membelai rambut Naeun
dengan penuh kasih sayang.
Gikwang pov
“Nado saranghae” ucap ku dan membelai rambutnya.
Tiga bulan sudah aku menikah dengan
Naeun. Ya, meskipun aku membawanya ke Jepang secara paksa, namun inilah yang ku
inginkan. Hidup bersamanya, memilikinya dan terus memberikan cinta ku padanya.
Aku membuatnya seperti ini karena aku memasuki alam bawah sadarnya. Aku
mengatakan bahwa ia akan hidup bahagia hanya dengan ku, hanya dengan ku.
Memasuki alam bawah sadar seseorang
adalah hal yang mudah bagi ku. Dan itulah cara ku menghabisi mereka. Ya aku lah
yang membuat Taemin, Minho dan Min Ah meninggal dunia. Mereka memang tak pantas
hidup karena telah menyakiti Naeun ku.
Aku memasuki alam bawah sadar Taemin
dan Min Ah. Memberitahunya bawah mereka harus lari sejauh mungkin karena
bayangan hitam yang menyeramkan akan membunuh mu. dan perintah itu terjadi saat
Taemin sedang mandi dan Min Ah saat sedang mengendarai mobilnya. Tentu saja
polisi tidak menemukan sidik jari serorang pembunuh. Karena memang aku bukan
seseorang pembunuh,
Dan aku memasuki alam bawah sadar
Minho dan memerintahkannya untuk melonggarkan sedikit katup gas yang ada di
aparmentnya. Dan ia melakukannya tepat saat baru tiba di apartmennya. Dan
sempurna, seperti yang ku rencanakan, paginya ia meninggal karena keracunan
gas.
Kini aku sudah hidup bahagia dengan
Naeun. tidak boleh ada yang menganggu ku. Jika mereka berusaha mengusik
kehiudpan ku dengan Naeun. maka nasib mereka akan seperti Minho, Taemin dan Min
Ah.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar