Sabtu, 11 Oktober 2014

FF Kai Krystal {I LOVE YOU, THE GHOST} chapter 1



Tittle                : I LOVE YOU, THE GHOST
Author             : dhytha (dhyt30)
Genre               : Romance, little bit comedy
Length             : Series
Rate                 : 17+
Main Cast        : Krystal Jung{f(x)}                 aka       Krystal
                          Kim Jong In {EXO-K}           aka       Kai
Another cast    : Yura {Girls Day}                   aka       Yura
                          EXO-K
Chapter 1
Seorang yeoja berdiri di tepi tembok yang berfungsi menjadi pagar pembatas. Ia kini berada di ketinggian sekitar 100 meter lebih. Di bawah gedung sekolah ini sudah banyak mata yang menyaksikan. Namun siswa perempuan yang kini nekat akan mengakhiri hidupnya tetap berdiri tegak, sama sekali tidak menghiraukan suara yang melarangnya untuk terjun bebas dari atas gedung sekolahnya. 

“Turunlah! Aku yakin, kau tidak akan benar-benar terjun bebas ke bawah sana” suara yeoja muncul dari belakang dengan tiba-tiba. Namun ia tak mendengar apa yang di perintahkan.
Suara sirine mobil pemadam kebakaran dan mobil polisi mendekati gedung sekolah. Mereka datang setelah sepuluh menit yang lalu kepala sekolah menelponnya. Seorang yeoja langsung mendekati salah satu petugas pemadam kebakaran saat ia baru turun dari mobilnya.

“Ajjushi, tolong selamatkan teman ku juga! Dia sedang di atas berusaha untuk membujuk perempuan yang akan bunuh diri itu!” ucap yeoja itu memohon.

“Tenanglah, semua akan selamat” petugas berusaha memberikan jawaban yang menenangkan yeoja itu.

Petugas pemadam kebakaran di bantu polisi pun berusaha menggagalkan upaya seorang siswa perempuan yang akan bunuh diri dan seorang siswa perempuan yang berusaha membujuknya untuk tidak melakukannya. Mereka juga sudah mempersiapkan matras yang sangat besar jika memang siswa perempuan itu nekat akan terjun bebas.

Yeoja yang berusaha membujuk itu, mulai mendekati temannya. Dan ia pun nekat memanjat ke tembok yang berfungsi sebagai pagar pembatas itu.

“Baiklah, jika kau terjun tidak akan menyelesaikan masalah. Aku tidak pernah bilang bahwa kau pelakunya, dan kau tak akan nekat hanya karena tuduhan mencuri handphone ku kan?” yeoja itu terus saja berbicara.

“Jangan mendekat!” ucap yeoja yang berniat bunuh diri itu. Ia mendengar gerakan tangan temannya yang akan menarik tangannya.

“Baik, aku tidak akan mendekat. Tapi jangan pernah kau menjatuhkan diri mu!” nada yeoja itu sedikit mengancam namun terlihat jelas ia khawatir.

“Jebal Jang-ah! Siapa pun pelakunya aku sudah memaafkan nya!” yeoja itu tak patah semangat untuk terus membujuk temannya untuk mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.

Siswa perempuan yang berniat bunuh diri dan di panggil Jang oleh siswa perempuan yang berusaha membujuknya itu, kini mulai melangkah mundur dan akhirnya ia turun dari tembok pembatas atap gedung sekolah ini. Dan siswa perempuan yang berusaha membujukanya terlihat lega, dan semua mata yang melihat juga demikian. Ia pun ikut turun dari atas tembok pembatas itu, namun sepatunya licin dan ia pun terjatuh. Temannya perempuan yang berada di bawah berteriak histeris ketika yang jatuh malah orang yang berusaha membujuk.

“Jung-ah!!”

Dan beruntung petugas pemadam kebakaran masih standby dengan matras besarnya. Perempuan itu pun terjatuh di atas matras.
***
Seorang namja dengan memakai celana hitam, jas hitam dan semuanya serba hitam kecuali kulitnya yang bening bling-bling dan memancarkan cahaya yang sangat mempesona terlihat sedang mondar-mandir di depan ruang UGD rumah sakit. Tubuhnya tinggi dan ia mempunyai senyum yang imut. Ia membawa sebuah buku besar bersampul hitam dan warna kertasnya sudah sangat kusam, seperti kertas daur ulang. Buku itu sangat tebal, dan jika di bandingkan dengan kamus. Buku itu seperti dua tumpukan kamus yang di jadikan satu.

Setelah ia merasa penantiannya di depan ruang UGD sia-sia, ia berkeliling rumah sakit. Ia seperti mencari seseorang. Dan seseorang yeoja menabraknya.

“Aw!” namja itu jatuh dan kesakitan.

“Oh! Kau bisa melihat ku?” yeoja itu bertanya ketika ia menabrak namja itu dan hingga membuatnya jatuh kesakitan.

“Kau yang bernama Krystal kan?” namja itu menatap lekat-lekat wajah yeoja yang di tuduhnya bernama Krystal.

“Bagaimana kau bisa tau?” yeoja yang ternyata benar bernama Krystal itu bertanya dan kemudian diam sejenak melirik name tag di seragamnya. “Kau pasti membacanya” ucap Krystal murung.

“Baiklah, kau! Ikut aku!” ajak namja itu berdiri. Dan merapikan pakaiannya.

“Ke mana? Kau akan menolong ku?” mata Krystal berbinar-binar.

“Ya, aku akan menolong mu” namja itu berjalan mendahului Krystal. Dan Krystal mengekor di belakangnya. Kemudian namja itu berhenti di sebuah lorong yang sepi. Dan muncullah sebuah lift dan kedua pintunya membuka perlahan.

“Kau sudah siap?” namja itu berbalik dan bertanya.

“Apa itu?” Krystal kaget dengan apa yang di lihatnya.

“Tentu saja pintu menuju surga” jawab namja itu sedikit kesal, karena selama melakukan tugasnya sebagai malaikat penjemput dan pengantar roh, baru kali ini ia menemui yang bawel seperti Krystal.

“Surga kau bilang?” Krystal membelalakkan kedua matanya hingga bola matanya hampir lepas.

“Kenapa? Baiklah aku hanya mengantar mu sampai ke depan pintu itu, dan kau masuklah” perintah namja itu, ia benar-benar ingin segera menyelesaikan tugasnya.

“Sireo!” Krystal menolak dan mejauhui namja itu. “Kau pasti salah orang!”

“Kau yang bernama Krystal Jang kan?” nada namja itu yakin bahwa yeoja yang harus ia jemput dan antar ke surga adalah bernama Krystal Jang.

“Nuguya? Krystal Jang?” Krystal memeringkan sedikit kepalanya. “Baiklah, kau benar-benar salah orang!”

“Tidak mungkin” namja itu masih percaya diri.

“Kau benar nama ku Krystal. Tapi kau salah! Marga ku adalah Jung! Bukan Jang. Dan nama ku adalah Krystal Jung” Krystal menjelaskan.

“Ah, itu tidak mungkin” namja itu mengibaskan tangannya ke udara dengan wajah mengejek. Namun seketika wajahnya kembali serius dan membuka buku yang ia bawa dan melihat foto dengan nama Krystal Jang. Dan foto itu benar-benar berbeda jauh dengan wajah Krystal yang kini berdiri di hadapannya.
 
Flashback || Krystal pov
Aku membuka mata ku perlahan dan menyesuaikan cahaya yang ku lihat. Aku melihat sekeliling ku, kelambu biru soft dan bau obat-obatan. Pasti aku di rumah sakit, tapi apa yang terjadi dengan ku? Aku duduk bangun dari tidur ku dan turun dari ranjang. Aku berjalan menuju pintu dan seorang perempuan membuka pintu dan masuk. Perempuan cantik itu ibu ku. Aku memanggilnya namun ia tidak melihat ku dan melewati tubuh ku begitu saja. Bagaimana bisa, dia berjalan menembus tubuh ku? Aku kaget dan heran, aku melihat kedua telapak tangan ku dan berbalik melihat ke ranjang. Ibu duduk di sebelah ranjang yang aku tiduri, dan aku melihat tubuh ku berbaring di sana. Apa yang terjadi? Apa sekarang aku menjadi roh dan ku lihat hanyalah jasad ku? Perut ku tiba-tiba terasa mual, dan kepala ku pusing.

“Nyonya, dokter ingin bicara dengan mu” seorang perawat masuk ke dalam kamar perawatan ku.

“Baik” ibu ku mengikuti perawat itu dan aku mengekor di belakangnya. Perawat mengantarkan ibu sampai di pintu depan ruangan dokter. Ibu dan aku yang kini tak terlihat masuk ke dalam ruangan dokter.

“Bagaimana dengan keadaan putri ku dok?” raut wajah ibu benar-benar mengkhawatirkan ku.

“Putri anda secara fisik mungkin baik-baik saja, namun ia mengalami trauma kepala setelah jatuh dari atap gedung” dokter mulai menjelaskan. “Walaupun sudah jatuh di atas matras namun ia mengalami benturan yang cukup keras, dan sekarang putri ibu mengalami coma”

“Coma? Kapan dia akan sadar dok? Sampai kapan dia akan berbaring seperti itu?” tetesan air mata mulai mengalir dari sudut mata ibu ku. Aku pun juga ikut menangis.

“Kita tidak bisa memprediksi, tergantung dengan keinginan di otaknya untuk bisa pulih kembali” jawaban dokter hanya membuat ibu ku terlihat semakin murung.

“Aku akan bangun ibu, lihat aku ibu, aku baik-baik saja” ucapan ku ini mungkin hanya sebuah bisikan yang tak akan pernah di dengar oleh ibu ku. Aku berbalik dan ingin kembali ke kamar perawatan ku, aku harus kembali ke tubuh ku dan bangun. Aku memegang gagang pintu, tapi gagang pintu itu malah menembus tangan ku begitu saja.

“Bagaimana ini?” aku terus berusaha. Sampai ibu ku membuka pintu dan melewati tubuh ku lagi dan aku mengikutinya lagi kembali ke kamar perawatan ku. Aku segera tidur dan aku harus bangun kembali bersama tubuh ku, bukan hanya roh ku yang terbangun. Aku tidur mengikuti posisi tubuh ku yang berbaring saat ini. Aku memejamkan mata dan perlahan aku membukanya kembali aku bangun terduduk dan melihat ke arah belakang. Aku masih melihat tubuh ku berbaring.

“Tidak bisa! Aku harus bangun bersama tubuh ku!” aku mencobanya kembali namun berkali-kali aku hanya bangun sebagai roh dan melihat tubuh ku terbaring lemah di atas ranjang. Aku ketakutan, bagaimana jika aku tidak bisa kembali ke dalam tubuh ku? Apa aku hanya akan berkeliaran sebagai roh seperti ini? Aku keluar dari kamar perawatan ku, mencoba mengajak bicara semua orang yang aku temui. Namun tak ada satu pun orang yang bisa melihat ku bahkan mendengar ku. Aku berlari menyusuri koridor rumah sakit ini hingga aku menabrak seseorang.
 Flashbackend

Normal pov
Kini Krystal dan namja yang berpakaian serba hitam itu berada di atap gedung rumah sakit. Krystal berkacak pinggang dan marah-marah pada namja itu.

“Apa? Terjadi kesalahan? Malaikat macam apa kau ini!” Krystal menuding-nuding namja itu emosi.

“Yaa! Kenapa kau menyalahkan ku terus! Aku akan menjalakan tugas!” namja itu juga tak mau kalah dengan Krystal, suaranya lantang namun masih terlihat ia gugup.

“Dan kau lalai dalam menjalankan tugas mu! seharusnya kau di pecat menjadi malaikat!” Krystal membuang muka.

“Yaa! Tugas ku hanyalah menjemput dan mengantarkan! Bukan mencabut dan mengembalikan!” namja itu mengembungkan pipinya dan melirik Krystal yang berdiri di hadapannya.

“Baiklah, kau harus bertanggung jawab!” Krystal menatap tajam mata namja itu.

“Tanggung jawab?” namja itu balik bertanya.

“Kembalikan aku pada tubuh ku!” Krystal berteriak histeris.

“Itu bukan tugas ku!”

“Malaikat pencabut roh manusia juga pasti mengenal mu kan? Kenapa kau tidak menyuruhnya saja untuk mengembalikan aku!” Krystal kembali berkacak pinggang.

“Itu” suara sirine darurat menghentikan ucapan namja itu.

“Yaa!” Krystal membentak.

“Aku harus pergi!” namja itu terlihat terburu-buru.

“Andwae! Kau tidak boleh pergi!” Krystal menahan tangan namja itu.

“Aku harus menjalankan tugas!” jawab namja itu dan sirine darurat yang hanya bisa di dengar para malaikat dan roh itu berbunyi dengan keras lagi.

“Tidak!” saat Krystal berkata tidak, namja itu menghilang begitu saja.

“Yaa! Kembali! Dasar malaikat bodoh!” Krystal tak hentinya mengatai malaikat itu bodoh. Namun namja itu tak kembali.
***
Krystal pov
Aku kembali ke ruang perawatanku. Aku melihat tubuhku yang berbaring coma. Ibu tertidur di sampingku, aku menatap sedih. Seseorang datang, ia membawa sebuah bingkisan buah. Suara pintu yang terbuka membuat ibu ku terbangun terbangun.

“Oh, bibi maafkan aku kau jadi terbangun” Yura datang menjenguk ku. Yura apa kau sama seperti mereka tak bisa melihat ku? Yura kau sahabat ku, kau pasti bisa melihat ku.

“Tak apa, aku sudah cukup lama tertidur” ibu menerima bingkisan buah yang di bawa Yura. “Bibi ingin pulang sebentar mengambil beberapa pakaian, kau mau kan menjaga Krystal sebentar?”

“Tentu saja bibi, aku akan menjaganya. Kalau perlu kau istirahat saja di rumah. Biar aku menjaganya sampai besok” Yura mengkhawatirkan ibu ku. Memang dia adalah sahabat terbaik ku.

“Tidak perlu Yura, aku akan kembali sekitar jam 5 pm. Jadi kau bisa pulang dan makan malam di rumah” ibu ku melarang Yura untuk menjaga ku.

“Bibi, aku bisa makan malam di sini” Yura masih mengeyel.

“Kau besok masih harus pergi sekolah, arrachi?” ibuku membujuk untuk Yura berubah pikiran.

“Ne, arraseo” Yura akhirnya pasrah. Ibu ku pun meninggalkan ruang perawatan. Yura duduk di samping ranjang dan menatap tubuh ku, sedangkan aku di hadapannya melihat Yura bersedih.

“Seharusnya kau tak perlu membujuk Jang-ah! Biarkan dia yang seperti ini Krystal, bukan dirimu yang harusnya seperti ini!” Yura terisak, ia menghapus air matanya yang mulai menetes.

“Yura-yaa, apa kau sama seperti mereka? Tidak bisa melihat ku? Yura, lihat! Aku di sini, aku baik-baik saja. kau bisa mendengar ku kan?” aku berusaha untuk mengajaknya berbicara mengalihkan pandangannya ke arah ku, bukan ke arah tubuh ku yang sedang berbaring di depannya. Namun tetap saja, Yura tidak bisa melihat dan mendengar suara ku. Kenapa ini harus terjadi pada ku? Bagaimana bisa malaikat pencabut roh manusia salah mencabut roh dan malah mencabut roh ku? Dan bagaimana aku bisa kembali? Apakah aku bisa menemui malaikat itu seperti aku bertemu dan berbicara pada namja itu? Tapi bagaimana cara aku menemuinya? Berbagai rangkaian pertanyaan berputar-putar di otak ku.

“Aku harus mencari malaikat bodoh itu! Dia pasti berada di dekat sini!” aku melewati pintu yang tertutup begitu saja. karena saat ini aku adalah roh yang bisa menembus benda apa pun seperti hantu. Mungkin aku hantu tapi aku tak mau di sebut seperti itu. Hantu adalah orang yang tubuhnya sudah benar-benar di kuburkan sedangkan aku, tubuh ku masih terbaring coma.

Aku mengelilingi rumah sakit yang cukup besar ini untuk mencari malaikat bodoh itu. Melalui dia, aku akan menemui malaikat pencabut nyawa dan berbicara padanya untuk segera mengembalikan roh ku pada tubuh ku. Aku tidak mau seperti ini terus-terusan.
Seorang namja berpakaian serba hitam keluar dari ruang lab. Dari belakang ia tampak seperti malaikat bodoh itu. Aku mendekat, namun berhenti saat ia berbicara pada seorang perawat.

“Hasil lab akan keluar satu minggu lagi. Sekarang kau boleh pulang” suara perawat itu terdengar sampai ke telinga ku. Bukan berarti aku menguping, suara perawat itu cukup lantang.

“Baiklah, terima kasih” ucap namja itu. Ia tetap berdiri di sana walaupun si perawat sudah meninggalkannya. Ia membalikkan badan dan melihat ke arah ku. Aku melihat ke arah belakang ku dan tidak ada orang. Aku kembali melihat namja itu.

“Kau... kau bisa melihat ku?” aku mengarahkan jari telunjuk ke depan muka ku. Namun namja itu malah melihat ku aneh dan pergi.

“Yaa! Tunggu!” aku berteriak untuk mencegahnya pergi. Aku mengejarnya dan berusaha untuk meraih tangannya. Namun tangan ku malah menembus tangannya. Aku berusaha memanggil-manggilnya.

“Hei! Namja berkulit coklat! Berhenti! Kau bisa melihat ku kan?” aku memanggilnya demikian karena memang dia namja yang berkulit coklat tapi bukan berarti dia jelek, dia eksotis! Aku mendahului langkah kakinya dan berhenti di hadapannya. Ia berhenti dan menatap mata ku.

“Kau menghalangi jalan ku” ucapnya bernada dingin. Ia berbicara dengan ku, ia bisa melihat ku!

“Kau bisa melihat ku?” nada bertanya ku setengah tidak percaya bahwa ia bisa melihat ku. Apakah dia malaikat penolong ku? Dia datang untuk menolong ku, tapi apakah malaikat juga bisa berbicara dengan seorang perawat?

“Tentu saja aku melihat mu? memang kau hantu hingga aku tidak bisa melihat mu?” namja itu berjalan melewati samping tubuh ku. Aku kembali menghalangi jalannya.

“Kau pasti malaikat penolong yang di utus untuk menolong ku kan?” aku terus mengajaknnya berbicara.

“Malaikat?” namja itu mengulang kata malaikat dan aku tau ia sedang menahan tawa. “baiklah ku pikir, kau sedikit” ia membentuk tanda miring di keningnya dengan jari telunjuknya.

“Yaa!” seketika aku membentak. Siapa dia, berani-berani mengatai aku gila. Dia lagi-lagi mengabaikan ku dan pergi begitu saja. Siapa pun dia, aku harus membujuknya untuk bisa membantu ku agar aku bisa kembali ke tubuh ku. Meskipun malaikat bodoh itu tidak kembali, setidaknya aku sudah menemukan seseorang yang bisa melihat ku namun ia tetap bisa berkomunikasi dengan manusia.

To be continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar