Tittle : I LOVE YOU, THE GHOST
Author : dhytha (dhyt30)
Genre : Romance, little bit comedy
Length : Series
Rate : 17+
Main
Cast : Krystal Jung{f(x)} aka Krystal
Kim Jong In {EXO-K} aka Kai
Another
cast : Yura {Girls Day} aka Yura
EXO-K
Chapter
1
Seorang
yeoja berdiri di tepi tembok yang berfungsi menjadi pagar pembatas. Ia kini
berada di ketinggian sekitar 100 meter lebih. Di bawah gedung sekolah ini sudah
banyak mata yang menyaksikan. Namun siswa perempuan yang kini nekat akan
mengakhiri hidupnya tetap berdiri tegak, sama sekali tidak menghiraukan suara
yang melarangnya untuk terjun bebas dari atas gedung sekolahnya.
“Turunlah! Aku yakin, kau tidak
akan benar-benar terjun bebas ke bawah sana” suara yeoja muncul dari belakang dengan tiba-tiba.
Namun ia tak mendengar apa yang di perintahkan.
Suara
sirine mobil pemadam kebakaran dan mobil polisi mendekati gedung sekolah.
Mereka datang setelah sepuluh menit yang lalu kepala sekolah menelponnya.
Seorang yeoja langsung mendekati salah satu petugas pemadam kebakaran saat ia
baru turun dari mobilnya.
“Ajjushi, tolong selamatkan teman
ku juga! Dia sedang di atas berusaha untuk membujuk perempuan yang akan bunuh
diri itu!” ucap
yeoja itu memohon.
“Tenanglah, semua akan selamat” petugas berusaha memberikan
jawaban yang menenangkan yeoja itu.
Petugas
pemadam kebakaran di bantu polisi pun berusaha menggagalkan upaya seorang siswa
perempuan yang akan bunuh diri dan seorang siswa perempuan yang berusaha
membujuknya untuk tidak melakukannya. Mereka juga sudah mempersiapkan matras
yang sangat besar jika memang siswa perempuan itu nekat akan terjun bebas.
Yeoja
yang berusaha membujuk itu, mulai mendekati temannya. Dan ia pun nekat memanjat
ke tembok yang berfungsi sebagai pagar pembatas itu.
“Baiklah, jika kau terjun tidak
akan menyelesaikan masalah. Aku tidak pernah bilang bahwa kau pelakunya, dan
kau tak akan nekat hanya karena tuduhan mencuri handphone ku kan?” yeoja itu terus saja berbicara.
“Jangan mendekat!” ucap yeoja yang berniat bunuh
diri itu. Ia mendengar gerakan tangan temannya yang akan menarik tangannya.
“Baik, aku tidak akan mendekat.
Tapi jangan pernah kau menjatuhkan diri mu!” nada yeoja itu sedikit mengancam namun terlihat
jelas ia khawatir.
“Jebal Jang-ah! Siapa pun
pelakunya aku sudah memaafkan nya!”
yeoja itu tak patah semangat untuk terus membujuk temannya untuk mengurungkan
niatnya untuk bunuh diri.
Siswa
perempuan yang berniat bunuh diri dan di panggil Jang oleh siswa perempuan yang
berusaha membujuknya itu, kini mulai melangkah mundur dan akhirnya ia turun
dari tembok pembatas atap gedung sekolah ini. Dan siswa perempuan yang berusaha
membujukanya terlihat lega, dan semua mata yang melihat juga demikian. Ia pun
ikut turun dari atas tembok pembatas itu, namun sepatunya licin dan ia pun terjatuh.
Temannya perempuan yang berada di bawah berteriak histeris ketika yang jatuh
malah orang yang berusaha membujuk.
“Jung-ah!!”
Dan
beruntung petugas pemadam kebakaran masih standby dengan matras besarnya.
Perempuan itu pun terjatuh di atas matras.
***
Seorang
namja dengan memakai celana hitam, jas hitam dan semuanya serba hitam kecuali
kulitnya yang bening bling-bling dan memancarkan cahaya yang sangat mempesona
terlihat sedang mondar-mandir di depan ruang UGD rumah sakit. Tubuhnya tinggi
dan ia mempunyai senyum yang imut. Ia membawa sebuah buku besar bersampul hitam
dan warna kertasnya sudah sangat kusam, seperti kertas daur ulang. Buku itu
sangat tebal, dan jika di bandingkan dengan kamus. Buku itu seperti dua
tumpukan kamus yang di jadikan satu.
Setelah
ia merasa penantiannya di depan ruang UGD sia-sia, ia berkeliling rumah sakit.
Ia seperti mencari seseorang. Dan seseorang yeoja menabraknya.
“Aw!” namja itu jatuh dan kesakitan.
“Oh! Kau bisa melihat ku?” yeoja itu bertanya ketika ia
menabrak namja itu dan hingga membuatnya jatuh kesakitan.
“Kau yang bernama Krystal kan?” namja itu menatap lekat-lekat
wajah yeoja yang di tuduhnya bernama Krystal.
“Bagaimana kau bisa tau?” yeoja yang ternyata benar
bernama Krystal itu bertanya dan kemudian diam sejenak melirik name tag di
seragamnya. “Kau pasti membacanya”
ucap Krystal murung.
“Baiklah, kau! Ikut aku!” ajak namja itu berdiri. Dan
merapikan pakaiannya.
“Ke mana? Kau akan menolong ku?” mata Krystal berbinar-binar.
“Ya, aku akan menolong mu” namja itu berjalan mendahului
Krystal. Dan Krystal mengekor di belakangnya. Kemudian namja itu berhenti di
sebuah lorong yang sepi. Dan muncullah sebuah lift dan kedua pintunya membuka
perlahan.
“Kau sudah siap?” namja itu berbalik dan bertanya.
“Apa itu?” Krystal kaget dengan apa yang di
lihatnya.
“Tentu saja pintu menuju surga” jawab namja itu sedikit kesal,
karena selama melakukan tugasnya sebagai malaikat penjemput dan pengantar roh,
baru kali ini ia menemui yang bawel seperti Krystal.
“Surga kau bilang?” Krystal membelalakkan kedua
matanya hingga bola matanya hampir lepas.
“Kenapa? Baiklah aku hanya
mengantar mu sampai ke depan pintu itu, dan kau masuklah” perintah namja itu, ia
benar-benar ingin segera menyelesaikan tugasnya.
“Sireo!” Krystal menolak dan mejauhui
namja itu. “Kau pasti salah orang!”
“Kau yang bernama Krystal Jang
kan?” nada namja
itu yakin bahwa yeoja yang harus ia jemput dan antar ke surga adalah bernama
Krystal Jang.
“Nuguya? Krystal Jang?” Krystal memeringkan sedikit
kepalanya. “Baiklah, kau benar-benar
salah orang!”
“Tidak mungkin” namja itu masih percaya diri.
“Kau benar nama ku Krystal. Tapi
kau salah! Marga ku adalah Jung! Bukan Jang. Dan nama ku adalah Krystal Jung” Krystal menjelaskan.
“Ah, itu tidak mungkin” namja itu mengibaskan tangannya
ke udara dengan wajah mengejek. Namun seketika wajahnya kembali serius dan
membuka buku yang ia bawa dan melihat foto dengan nama Krystal Jang. Dan foto
itu benar-benar berbeda jauh dengan wajah Krystal yang kini berdiri di
hadapannya.
Flashback || Krystal
pov
Aku
membuka mata ku perlahan dan menyesuaikan cahaya yang ku lihat. Aku melihat
sekeliling ku, kelambu biru soft dan bau obat-obatan. Pasti aku di rumah sakit,
tapi apa yang terjadi dengan ku? Aku duduk bangun dari tidur ku dan turun dari
ranjang. Aku berjalan menuju pintu dan seorang perempuan membuka pintu dan
masuk. Perempuan cantik itu ibu ku. Aku memanggilnya namun ia tidak melihat ku
dan melewati tubuh ku begitu saja. Bagaimana bisa, dia berjalan menembus tubuh
ku? Aku kaget dan heran, aku melihat kedua telapak tangan ku dan berbalik
melihat ke ranjang. Ibu duduk di sebelah ranjang yang aku tiduri, dan aku
melihat tubuh ku berbaring di sana. Apa yang terjadi? Apa sekarang aku menjadi
roh dan ku lihat hanyalah jasad ku? Perut ku tiba-tiba terasa mual, dan kepala
ku pusing.
“Nyonya, dokter ingin bicara
dengan mu” seorang
perawat masuk ke dalam kamar perawatan ku.
“Baik” ibu ku mengikuti perawat itu dan
aku mengekor di belakangnya. Perawat mengantarkan ibu sampai di pintu depan
ruangan dokter. Ibu dan aku yang kini tak terlihat masuk ke dalam ruangan
dokter.
“Bagaimana dengan keadaan putri
ku dok?” raut
wajah ibu benar-benar mengkhawatirkan ku.
“Putri anda secara fisik mungkin
baik-baik saja, namun ia mengalami trauma kepala setelah jatuh dari atap
gedung” dokter
mulai menjelaskan. “Walaupun sudah jatuh
di atas matras namun ia mengalami benturan yang cukup keras, dan sekarang putri
ibu mengalami coma”
“Coma? Kapan dia akan sadar dok?
Sampai kapan dia akan berbaring seperti itu?” tetesan air mata mulai mengalir dari sudut mata ibu
ku. Aku pun juga ikut menangis.
“Kita tidak bisa memprediksi,
tergantung dengan keinginan di otaknya untuk bisa pulih kembali” jawaban dokter hanya membuat ibu
ku terlihat semakin murung.
“Aku akan bangun ibu, lihat aku
ibu, aku baik-baik saja”
ucapan ku ini mungkin hanya sebuah bisikan yang tak akan pernah di dengar oleh
ibu ku. Aku berbalik dan ingin kembali ke kamar perawatan ku, aku harus kembali
ke tubuh ku dan bangun. Aku memegang gagang pintu, tapi gagang pintu itu malah
menembus tangan ku begitu saja.
“Bagaimana ini?” aku terus berusaha. Sampai ibu
ku membuka pintu dan melewati tubuh ku lagi dan aku mengikutinya lagi kembali
ke kamar perawatan ku. Aku segera tidur dan aku harus bangun kembali bersama
tubuh ku, bukan hanya roh ku yang terbangun. Aku tidur mengikuti posisi tubuh
ku yang berbaring saat ini. Aku memejamkan mata dan perlahan aku membukanya
kembali aku bangun terduduk dan melihat ke arah belakang. Aku masih melihat
tubuh ku berbaring.
“Tidak bisa! Aku harus bangun
bersama tubuh ku!”
aku mencobanya kembali namun berkali-kali aku hanya bangun sebagai roh dan
melihat tubuh ku terbaring lemah di atas ranjang. Aku ketakutan, bagaimana jika
aku tidak bisa kembali ke dalam tubuh ku? Apa aku hanya akan berkeliaran
sebagai roh seperti ini? Aku keluar dari kamar perawatan ku, mencoba mengajak
bicara semua orang yang aku temui. Namun tak ada satu pun orang yang bisa
melihat ku bahkan mendengar ku. Aku berlari menyusuri koridor rumah sakit ini
hingga aku menabrak seseorang.
Flashbackend
Normal pov
Kini
Krystal dan namja yang berpakaian serba hitam itu berada di atap gedung rumah
sakit. Krystal berkacak pinggang dan marah-marah pada namja itu.
“Apa? Terjadi kesalahan? Malaikat
macam apa kau ini!”
Krystal menuding-nuding namja itu emosi.
“Yaa! Kenapa kau menyalahkan ku
terus! Aku akan menjalakan tugas!”
namja itu juga tak mau kalah dengan Krystal, suaranya lantang namun masih
terlihat ia gugup.
“Dan kau lalai dalam menjalankan
tugas mu! seharusnya kau di pecat menjadi malaikat!” Krystal membuang muka.
“Yaa! Tugas ku hanyalah menjemput
dan mengantarkan! Bukan mencabut dan mengembalikan!” namja itu mengembungkan pipinya
dan melirik Krystal yang berdiri di hadapannya.
“Baiklah, kau harus bertanggung
jawab!” Krystal
menatap tajam mata namja itu.
“Tanggung jawab?” namja itu balik bertanya.
“Kembalikan aku pada tubuh ku!” Krystal berteriak histeris.
“Itu bukan tugas ku!”
“Malaikat pencabut roh manusia
juga pasti mengenal mu kan? Kenapa kau tidak menyuruhnya saja untuk
mengembalikan aku!”
Krystal kembali berkacak pinggang.
“Itu” suara sirine darurat
menghentikan ucapan namja itu.
“Yaa!” Krystal membentak.
“Aku harus pergi!” namja itu terlihat terburu-buru.
“Andwae! Kau tidak boleh pergi!” Krystal menahan tangan namja
itu.
“Aku harus menjalankan tugas!” jawab namja itu dan sirine
darurat yang hanya bisa di dengar para malaikat dan roh itu berbunyi dengan
keras lagi.
“Tidak!” saat Krystal berkata tidak,
namja itu menghilang begitu saja.
“Yaa! Kembali! Dasar malaikat
bodoh!” Krystal
tak hentinya mengatai malaikat itu bodoh. Namun namja itu tak kembali.
***
Krystal pov
Aku
kembali ke ruang perawatanku. Aku melihat tubuhku yang berbaring coma. Ibu
tertidur di sampingku, aku menatap sedih. Seseorang datang, ia membawa sebuah
bingkisan buah. Suara pintu yang terbuka membuat ibu ku terbangun terbangun.
“Oh, bibi maafkan aku kau jadi
terbangun” Yura
datang menjenguk ku. Yura apa kau sama seperti mereka tak bisa melihat ku? Yura
kau sahabat ku, kau pasti bisa melihat ku.
“Tak apa, aku sudah cukup lama
tertidur” ibu
menerima bingkisan buah yang di bawa Yura.
“Bibi ingin pulang sebentar mengambil beberapa pakaian, kau mau kan menjaga
Krystal sebentar?”
“Tentu saja bibi, aku akan
menjaganya. Kalau perlu kau istirahat saja di rumah. Biar aku menjaganya sampai
besok” Yura
mengkhawatirkan ibu ku. Memang dia adalah sahabat terbaik ku.
“Tidak perlu Yura, aku akan
kembali sekitar jam 5 pm. Jadi kau bisa pulang dan makan malam di rumah” ibu ku melarang Yura untuk
menjaga ku.
“Bibi, aku bisa makan malam di
sini” Yura masih
mengeyel.
“Kau besok masih harus pergi
sekolah, arrachi?” ibuku
membujuk untuk Yura berubah pikiran.
“Ne, arraseo” Yura akhirnya pasrah. Ibu ku pun
meninggalkan ruang perawatan. Yura duduk di samping ranjang dan menatap tubuh
ku, sedangkan aku di hadapannya melihat Yura bersedih.
“Seharusnya kau tak perlu
membujuk Jang-ah! Biarkan dia yang seperti ini Krystal, bukan dirimu yang
harusnya seperti ini!”
Yura terisak, ia menghapus air matanya yang mulai menetes.
“Yura-yaa, apa kau sama seperti
mereka? Tidak bisa melihat ku? Yura, lihat! Aku di sini, aku baik-baik saja.
kau bisa mendengar ku kan?”
aku berusaha untuk mengajaknya berbicara mengalihkan pandangannya ke arah ku,
bukan ke arah tubuh ku yang sedang berbaring di depannya. Namun tetap saja,
Yura tidak bisa melihat dan mendengar suara ku. Kenapa ini harus terjadi pada
ku? Bagaimana bisa malaikat pencabut roh manusia salah mencabut roh dan malah
mencabut roh ku? Dan bagaimana aku bisa kembali? Apakah aku bisa menemui
malaikat itu seperti aku bertemu dan berbicara pada namja itu? Tapi bagaimana
cara aku menemuinya? Berbagai rangkaian pertanyaan berputar-putar di otak ku.
“Aku harus mencari malaikat bodoh
itu! Dia pasti berada di dekat sini!”
aku melewati pintu yang tertutup begitu saja. karena saat ini aku adalah roh
yang bisa menembus benda apa pun seperti hantu. Mungkin aku hantu tapi aku tak
mau di sebut seperti itu. Hantu adalah orang yang tubuhnya sudah benar-benar di
kuburkan sedangkan aku, tubuh ku masih terbaring coma.
Aku
mengelilingi rumah sakit yang cukup besar ini untuk mencari malaikat bodoh itu.
Melalui dia, aku akan menemui malaikat pencabut nyawa dan berbicara padanya
untuk segera mengembalikan roh ku pada tubuh ku. Aku tidak mau seperti ini
terus-terusan.
Seorang
namja berpakaian serba hitam keluar dari ruang lab. Dari belakang ia tampak
seperti malaikat bodoh itu. Aku mendekat, namun berhenti saat ia berbicara pada
seorang perawat.
“Hasil lab akan keluar satu
minggu lagi. Sekarang kau boleh pulang” suara perawat itu terdengar sampai ke telinga ku.
Bukan berarti aku menguping, suara perawat itu cukup lantang.
“Baiklah, terima kasih” ucap namja itu. Ia tetap berdiri
di sana walaupun si perawat sudah meninggalkannya. Ia membalikkan badan dan
melihat ke arah ku. Aku melihat ke arah belakang ku dan tidak ada orang. Aku
kembali melihat namja itu.
“Kau... kau bisa melihat ku?” aku mengarahkan jari telunjuk ke
depan muka ku. Namun namja itu malah melihat ku aneh dan pergi.
“Yaa! Tunggu!” aku berteriak untuk mencegahnya
pergi. Aku mengejarnya dan berusaha untuk meraih tangannya. Namun tangan ku
malah menembus tangannya. Aku berusaha memanggil-manggilnya.
“Hei! Namja berkulit coklat!
Berhenti! Kau bisa melihat ku kan?”
aku memanggilnya demikian karena memang dia namja yang berkulit coklat tapi
bukan berarti dia jelek, dia eksotis! Aku mendahului langkah kakinya dan
berhenti di hadapannya. Ia berhenti dan menatap mata ku.
“Kau menghalangi jalan ku” ucapnya bernada dingin. Ia
berbicara dengan ku, ia bisa melihat ku!
“Kau bisa melihat ku?” nada bertanya ku setengah tidak
percaya bahwa ia bisa melihat ku. Apakah dia malaikat penolong ku? Dia datang
untuk menolong ku, tapi apakah malaikat juga bisa berbicara dengan seorang
perawat?
“Tentu saja aku melihat mu?
memang kau hantu hingga aku tidak bisa melihat mu?” namja itu berjalan melewati
samping tubuh ku. Aku kembali menghalangi jalannya.
“Kau pasti malaikat penolong yang
di utus untuk menolong ku kan?”
aku terus mengajaknnya berbicara.
“Malaikat?” namja itu mengulang kata
malaikat dan aku tau ia sedang menahan tawa. “baiklah ku pikir, kau sedikit” ia membentuk tanda miring di
keningnya dengan jari telunjuknya.
“Yaa!” seketika aku membentak. Siapa
dia, berani-berani mengatai aku gila. Dia lagi-lagi mengabaikan ku dan pergi
begitu saja. Siapa pun dia, aku harus membujuknya untuk bisa membantu ku agar
aku bisa kembali ke tubuh ku. Meskipun malaikat bodoh itu tidak kembali,
setidaknya aku sudah menemukan seseorang yang bisa melihat ku namun ia tetap
bisa berkomunikasi dengan manusia.
To
be continue...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar