Senin, 29 Juli 2013

FF EXO 3






Maaf atas keterlambatan posting....




Author            : Song Rae Won (dhytha)
Tittle               : Angel
Genre             : Romance, fantasy,killer.
Kategori         : PG 15 , NC 18+
Length            : Series
Soundtrack    :
Opening : EXO K – Black Pearl
Closing : EXO K – Heart Attack

Main cast        :
Infinite Kim Myung Soo as L
EXO K Kim Jongin as Kai
EXO K Kim Joon Myun as Suho
EXO M Wu Fan as Kris
SHINee Lee Taemin as Taemin
Beast Lee Gikwang as Gikwang
A-Pink Son Naeun as Naeun
Dalshabet Park Soo Bin as Subin
SNSD Im Yoona as Yoona
Tara Park Jiyeon as Jiyeon
Miss A Suzy as Suzy
Hello Venus Yoo Ah Ra as Yooara
Part 3
Author pov
Kai masih memikirkan dengan bulu hitam yang ada di tangannya. Ia melihat sekeliling tak ada jendela ataupun semacamnya untuk seekor burung bisa masuk ke ruangan ini. Iya menutup kedua matanya akan menggunakan kekuatannya untuk melihat kejadian apa yang terjadi di tempat yang bisa di katakan gudang ini. Ddrrrtt dddrtttt... tapi konsentrasinya buyar karena dering ponselnya sendiri.

“Aish!!” gumam Kai. “Yeoboseyeo? Apa? Ne, algyeseumnida” setelah menutup ponselnya Kai segera meninggalkan gudang itu, melemparkan bola basketnya dan menyembunyikan bulu hitam itu ke dalam sakunya.

Sementara itu, Naeun, Subin, Suzy, dan Jiyeon sedang berjalan santai meninggalkan kantin.
“Teman-teman, aku duluan ya. Aku masih ada urusan” ucap Jiyeon.

“Oh, baiklah. Sampai bertemu besok Jiyeon!” ucap Suzy.

“Aku, ke perpustakaan dulu ya, ada buku yang harus aku kembalikan” ucap Subin.

“Baiklah, aku juga harus menemui Lee seongsaengnim” ucap Suzy. Mereka berempat pun akhirnya berpisah.

Naeun pov
Baiklah, kini aku sendiri. Jam kuliah ku masih setengah jam lagi. Lalu aku harus menunggu? Benar-benar membosankan. Ah, aku ingin ke toilet.

“Kai! Dia mungkin tidak ada jam kuliah siang ini” ucap ku seraya meletakkan tas ku di samping wastafel toilet dan mencari ponsel ku. Tut...tut...tut.... (nomer yang anda tuju sedang sibuk)

“Aish! Ke mana sih dia! ... hem, mungkin Taemin ...” tut... tut... tut... (nomer yang anda tuju sedang sibuk)

“YAA! JUAL SAJA PONSEL KALIAN! DASAR!” aku benar-benar geram dengan mereka berdua.

“Ah!” kenapa ini? Kenapa kepala ku tiba-tiba sakit?

“Serahkan dia pada ku!” ...... “Aku tidak akan menyerahkan begitu saja!”
Ah, suara siapa itu? Mengapa suara itu terus berkeliling di kepala ku.

Author pov
Naeun mendengar suara-suara aneh yang tiba-tiba bermunculan di telinga dan pikirannya. Kemudian tanpa di komando otak Naeun memutar memory kejadian yang sebenarnya tidak pernah di alami oleh Naeun. Naeun memegang kepalanya, ia kembali ketakutan seperti kejadian yang di alami di dalam mobil dengan tiba-tiba. Setelah otaknya yang tanpa komando itu memutar memory yang tak pernah di kenali Naeun itu berhenti. Naeun masih terengah-engah mengambil nafas. Setelah nafasnya mulai teratur ia segera meninggalkan toilet. Naeun berjalan dengan langkah sedikit gontai, ia berjalan melewati samping gedung. Suasana sangat sepi, hanya ada Naeun di sana. Ia berhenti sejenak karena masih merasakan kepalanya yang sakit. Di atas gedung tepat Naeun berdiri di bawahnya, ada sebuah pot besar yang sedikit lagi akan jatuh dan menimpa Naeun jika Naeun tak segera pergi dari tempat itu.

“NAEUN!” Kai berteriak saat mendapati Naeun tengah berdiam diri, Naeun yang kaget dengan suara Kai, menoleh ke belakang.

“Kai?” suara Naeun benar-benar lemah. Pot besar yang akan jatuh tadi, sekarang benar-benar jatuh. Dengan segera Kai berlari menyelamatkan Naeun. Naeun pun selamat dari timpaan pot besar itu, Kai juga selamat. Tapi Naeun pingsan.

“Naeun! Buka mata mu!” Kai berusaha menyadarkan Naeun.
**

Naeun kini tengah terbaring di ruang kesehatan.
“Dari fisik, dia cukup baik. Mungkin dia ada sedikit gangguan di kejiwaannya” ucap dokter kesehatan di kampus Naeun.

“Kejiwaan?” Taemin mengulang kembali kata-kata terakhir dokter yang bernama Yooara itu.

“Ne, aku akan memeriksanya kembali saat ia sudah sadar nanti” ucap Yooara.

“Baiklah, semua ku serahkan pada mu. Jaga dia, jangan biarkan dia keluar sebelum kami kembali” ucap Taemin.

“Ne, arraseo” jawab Yooara.

“Kai... ayo kita pergi” ajak Taemin. Mereka berdua pun meninggalkan ruang kesehatan, dan kembali menuju lokasi kejadian di mana pot besar itu jatuh.

“Ini aneh...” ucap Kai, sambil mengambil pecahan pot yang masih berserakan.

“Aneh?” Taemin mengulang kembali kata-kata terakhir Kai.

“Jika Naeun tadi berdiri di sini, seharusnya pot ini bukan jatuh 1 meter dari tempat Naeun berdiri” ucap Kai.

“Apa kau mengingat betul posisi Naeun berdiri?” tanya Taemin.

“Coba kau lihat dari jejak sepatunya” perintah Kai. Taemin pun berjongkok dan tangan kanannya mengeluarkan cahaya putih, ia meraba lantai di sekitar pot itu, dan muncullah jejak sepatu Naeun. –Taemin juga memiliki kekuatan, kekuatan itu di milikinya sejak ia kecil sama seperti Kai-

“Ini dia jejaknya!” seru Taemin. “Kau benar! Ini sangat aneh! Jika itu angin, mana mungkin sebuah angin bisa menggeser pot sebesar itu?” Taemin bertanya-tanya. Kai berdiri dan melihat sekeliling yang sangat sepi, ia mendongak ke atas.

“Ayo kita lihat ke atas!” ajak Kai. Mereka berdua pun naik ke atas gedung. Dan sesampainya di atas gedung.

“Tempat ini ... jarang sekali terjamah oleh orang ... dan pot?” ucap Taemin. Kai menemukan sesuatu yang sama dengan yang di temukannya di gudang.

“Bulu hitam?” ucap Taemin ketika melihat temuan Kai. Kemudian Kai mengeluarkan bulu hitam dari sakunya.

“Bulu yang sama” ucap Kai.

“Apa maksudmu? ... di mana kau menemukan bulu hitam yang baru saja kau keluarkan dari saku mu itu?” Taemin tidak mengerti.

“di gudang, saat aku akan mengambil bola basket” terang Kai. “aku juga tidak tau ini bulu apa? ... tapi mustahil rasanya jika ini semua adalah seekor burung?” lanjut Kai.

“Ini benar-benar teka-teki yang cukup rumit! Siapa sebenarnya yang ingin bermain-main dengan kita?” ucap Taemin.
**

Naeun tersadar, ia mengerjap-kerjapkan matanya dan menahan rasa sakit di kepalanya.
“Di mana aku?” ucapnya lirih.

“Kau sudah sadar?” tanya Yooara.

“Kau siapa?” Naeun mengamati Yooara dari ujung kaki sampai ujung kepala. “Kau dokter baru?”

“Perkenalkan, aku Yooara. Ne, kau benar... aku dokter baru di kampus ini. Kau sudah merasa baik?” tanya Yooara.

“Kepala ku masih sedikit sakit?” jawab Naeun.

“Apa kau pusing?” tanya Yooara lagi.

“Tidak, aku ...” Naeun menggantungkan kalimatnya.

“Kau ada masalah? ... ceritakanlah” ucap Yooara. Naeun masih menutup mulut ia ragu akan menceritkannya pada Yooara, orang yang baru ia kenal.

“Aku...”

“Apa ada suara-suara yang tiba-tiba muncul di telinga mu?” ucap Yooara.

“Apa? ... bagaimana kau bisa tau?” Naeun heran.

“Apa dengan tiba-tiba otak mu memutar memory yang sebenarnya kejadian itu tidak pernah kau alami?” tambah Yooara.

“Ne, dan... anehnya saat otak ku selesai memutarkan kejadian yang tak pernah aku alami sebelumnya, kejadian itu malah aku alami setelahnya” jelas Naeun.

“Kau percaya dengan adanya indera ke enam?” tanya Yooara.

“Indera ke enam?” Naeun ingin mempercayainya, tapi ia masih meragukannya.

“Ne, indera ke enam. Indera ke enam mu telah aktif setelah kau melakukan operasi hati dan terbangun dari koma 2 bulan” terang Yooara.

“Apa! ... kau pasti mengarang cerita!” bantah Naeun.

“Sulit memang untuk kau mempercayainya. Tapi bukankah kau sudah mengalaminya 2 kali?” ucap Yooara.

“.....” Naeun hanya terdiam mengingat-ingat kejadian kecelakaan dan pot jatuh itu.

“Kau percaya adanya angel?” Yooara tiba-tiba menanyakan hal tentang malaikat.

“APA?” Naeun semakin di buat pusing oleh pertanyaan Yooara.

“Baiklah, aku tak akan bertanya lagi, mungkin pertanyaan ku ini sangatlah tidak penting untuk mu” ucap Yooara kemudian. Yooara kembali ke tempat duduknya. Naeun masih duduk terdiam di atas ranjang.

“Naeun! Kau sudah sadar?” ucap Kai begitu tiba dan melihat keadaan Naeun yang sudah tersadar.

“Kai? Taemin? Kalian?” ucap Naeun.

“Ayo, biar Taemin mengantar mu pulang” ucap Kai.

“Tapi, aku harus kuliah” Naeun melihat jam dinding yang terpajang di samping ranjang.

“Ini sudah hampir malam, apa kau mau kuliah sendiri tanpa dosen?” ucap Taemin.

“Baiklah, aku pulang” ucap Naeun kemudian. Ia pun berdiri dari ranjangnya dan mengambil tasnya. Sebelum benar-benar ia meninggalkan ruangan kesehatan, ia memandangi Kai, tapi Kai acuh pada Naeun. Naeun dan Taemin pun pergi.

“Apakah aku boleh bertanya?” ucap Kai pada Yooara.

“Tentu saja, apa yang ingin kau tanyakan?” Yooara mempersilahkan.

“Apa kau sudah memeriksa kejiwaan Yooara?” tanya Kai. Kai masih dengan posisi berdiri dan kedua tanganya ia sembunyikan di saku celananya.

“Sudah” jawab Yooara.

“Lalu bagaimana?” Kai kembali bertanya. Ia memutuskan untuk duduk di sofa depan ranjang.

“Operasi itu, telah mengaktifkan indera ke enamnya. Aku tak tau kenapa itu bisa terjadi” jelas Yooara.

“indera ke enam?” Kai bertanya-tanya.

“Begitulah... aku tau, Naeun sekarang sedang terancam. Dia di incar dua orang bukan?”

“Bagaimana kau tau? ... jadi apakah kau tau ini?” Kai mengeluarkan dua bulu hitam di sakunya.

“di mana kau menemukan ini?” tanya Yooara, ia juga sedikit terkejut dengan apa yang di temukan Kai.

“Bulu hitam yang satu itu aku temukan di gudang, sedangkan yang satunya, aku temukan di atas 
gedung tempat pot itu terjatuh” jelas Kai.

“Ini adalah bulu angel” ucap Yooara.

“Angel???” Seribu pertanyaan pun muncul di benak Kai.

“Bulu hitam ini adalah milik angel jahat” jawab Yooara.

“Lalu siapa angel itu?” tanya Kai.

“Wujud angel seperti manusia, tapi mereka memiliki sayap di punggungnya. Tempat mereka di langit, dan jarang sekali mereka turun ke bumi. Angel ada dua, angel bersayap hitam dan angel bersayap putih. Angel bersayap hitam terkenal sangat jahat, dan angel bersayap putih mereka sangat baik” jelas Yooara.

“Lalu untuk apa mereka turun ke bumi?” tanya Kai.

“Aku sendiri kurang tau, mereka hanya akan turun ke bumi jika mereka menerima tugas yang 
 berhubungan dengan manusia” jawab Yooara.

“Dengan menampakkan sayap mereka?” tanya Kai.

“Tentu saja tidak, mereka menyamar. Di antara para manusia. Kau akan sulit untuk menilai mana manusia dan mana angel. ... mungkin mereka sedang menyamar dan menjadi orang baru di antara kita” jawab Yooara, ia bangkit dari duduknya dan bersandar di ranjang mengahadap Kai yang masih duduk di sofa.

“orang baru???” gumam Kai. “dan, apakah kau salah satu dari angel itu? ...” ucap Kai.

“Kau menyangka ku angel?” Yooara tanya balik dan tersenyum kecut

“Kau orang baru di sini ... dan kau mengetahui segalanya tentang angel ... tidaklah itu sedikit aneh? ... 
“ Kai berdiri mendekati Yooara. “dan kau ... adalah satu orang ... yang patut untuk di curigai” bisik Kai pada telinga Yooara. Deru nafas Kai membuat jantung Yooara berdetak tak beraturan. “dan aku harap ... kau adalah angel bersayap putih” bisik Kai lagi dengan nada dingin. Kai pun meninggalkan ruangan kesehatan. Sementara Yooara tersenyum tak percaya melihat Kai yang mengiranya dia adalah seorang angel.

“Kau cukup hebat ... Kim Jongin!” gumam Yooara setelah Kai meninggalkan ruangan kesehatan.
**

Naeun dan Taemin sudah sampai di depan rumah Naeun. Naeun turun dari mobil dengan tubuh yang lemas.
“Oppa, gomawo... sudah mengantar ku pulang. Sampai jumpa” pamit Naeun pada Taemin.

“Jaga dirimu baik-baik Naeun. Masuklah! Aku akan pergi jika kau sudah memasuki rumah” jawab Taemin.

“...” Naeun hanya diam dan mengangguk. Ia pun berjalan dan memasuki rumahnya. Setelah Naeun masuk ke dalam rumah, Taemin baru meninggalkan rumah Naeun. Naeun yang baru sampai langsung menuju kamarnya dan dengan segera menghempaskan tubuhnya di atas ranjang empuk miliknya. Ia menatap langit-langit kamarnya. Ia masih memikirkan pembicaraannya dengan Yooara.

“Indera ke enam??? Ini gila!” gumam Naeun tidak percaya. Tapi Naeun mengingat-ingat kembali bagaimana memorynya memutar kejadian yang tak pernah ia alami sama sekali dan kejadian itu malah dia alami setelah memory itu memutar kejadian aneh itu di otaknya.

“Kecelakaan? ... pot jatuh? .... bisa saja itu hanya sebuah kebetulan? ...” Naeun masih belum bisa mempercayai tentang indera ke enam itu walaupun ia berusaha menghubung-hubungkan dengan kejadian-kejadian aneh dan selalu mengincar nyawanya.
**

Sementara itu, Kai sudah berada di apartment Taemin. Tentu saja mereka membahas tentang yang mengincar Naeun.

“Indera ke enam kau bilang?” ucap Taemin tidak percaya.

“Aku sendiri bingung dan sulit untuk mempercayainya, tapi dokter itu mengatakan demikian” lanjut Kai. Ia tengah duduk di sofa.

“Indera ke enam hanya di miliki seseorang tertentu dan itu sejak lahir. Bagaimana bisa sejak Naeun melakukan operasi itu, indera ke enamnya aktif? Tidak masuk akal!” ucap Taemin.

“Memang, tapi di dunia ini... tidak ada sesuatu hal yang tidak mungkin” jawab Kai.

“Kau benar!” ucap Taemin.

“Lalu bagaimana hyung bisa tau kalau Naeun akan tertimpa pot?” tanya Kai.

“Indera ke enam ku yang mengatakannya. Selain aku mempunyai beberapa kekuatan, aku juga mempunyai indera ke enam” jawab Taemin.

“Lalu, bisakah kau memprediksi apa sebenarnya yang akan terjadi pada Naeun dan siapa yang mengincarnya?” Kai kembali bertanya.

“Itu sangat sulit, indera ke enam ku bekerja bukan atas perintah ku seperti aku mengendalikan kekuatan ku” jawab Taemin.

“Baik, aku mengerti. Tapi” kalimat Kai menggantung.

“Apa?” Taemin bertanya.

“Dokter itu ... mengetahui tentang bulu hitam yang aku temukan”

“Apa kau bilang?”

“Angel... dokter itu bilang, bulu itu dari sayap Angel” jelas Kai.

“Angel?”
Kai pun menjelaskan pada Taemin apa dan siapa itu Angel. Sementara Naeun di rumahnya yang baru saja mandi, ia duduk di depan kaca melihat dirinya yang akhir-akhir ini berfikiran aneh.

“Sebenarnya apa yang terjadi pada dirimu Son Naeun?” Naeun berbicara pada dirinya sendiri.

“Sebelum kau koma dan sebelum kau melakukan operasi itu, kau tak pernah mempunyai pikiran yang aneh seperti itu... lalu kenapa setelah” Naeun menggantungkan kalimatnya.

Kembali pada Taemin dan Kai.
“Kai, kau bilang indera ke enam Naeun aktif setelah operasi hati itu?” tanya Taemin.

“Ne” jawab Kai.

“Ini berarti berhubungan dengan operasi Naeun, pendonor Naeun” ucap Taemin.

“BINGO!” ucap Kai dan Taemin bersamaan.

Kembali pada Naeun
“Operasi itu!” seru Naeun. Matanya berbinar-binar seperti menemukan sesuatu yang sangat istimewa.
**

Keesokkan harinya, Naeun pergi ke rumah sakit. Ia ingin mengetahui siapa pendonor hatinya. Ia menemui dokter Hoya yang saat itu menangani operasinya.

“Mianhe Naeun, aku tidak bisa memberitahukan siapa pendonor hati untuk mu” ucap Dokter Hoya.

“Tapi dokter, ini sangat penting sekali. Aku janji akan menjaga rahasia ini” Naeun memohon.

“Ini bukan masalah rahasia. Tapi ini amanat pendonor, ia meminta untuk tidak memberitahukan jika kau atau keluarga mu menanyakan siapa yang memberikan hati untuk mu” jelas Hoya.

“Jadi, keluarga ku juga tidak mengetahui siapa yang mendonorkan hati untuk ku?” tanya Naeun.

“Itu benar Naeun” jawab Hoya.
Naeun keluar dari ruangan dokter Hoya dengan kekecewaan. Ternyata dari kejauhan Kai mengamati Naeun. Sebenarnya Kai ke rumah sakit bukan untuk mengikuti Naeun. Tapi ia juga sedang mencari tau tentang pendonor Naeun. Ia mendengar pembicaraan Naeun dan dokter Hoya di dalam ruangan tadi, meskipun dengan jarak cukup jauh. –itulah istimewanya seseorang yang mempunyai kekuatan- Kai merogoh ponsel di sakunya, ia mencari nomor ponsel Taemin.

“Hyung ... kita jalankan rencana B” ucap Kai kemudian menutup ponselnya. Kai mengikuti Naeun takut kalau terjadi apa-apa dengan Naeun. Apa lagi dia sekarang sedang pergi sendiri. Kai masih terus mengikuti Naeun yang dari tadi berjalan tanpa arah tujuan.

“Sebenarnya dia mau ke mana!?” gumam Kai yang mulai kesal. Ssrrrrsskkkk ssssrrrsskkk.... suara aneh tiba-tiba muncul. Tapi Naeun tidak mendengar suara itu. Filling Kai mengatakan bahwa ia harus memanggil Naeun agar ia dekat dengannya dan semakin mudah untuk melindungi Naeun.

“HEH! SON NAEUN!” teriak Kai. Tapi Naeun tidak mendengarnya.

“Dasar! YAAK! NAEUN! HEH!” Kai lebih mengeraskan suaranya. Naeun pun mendengarnya dan menoleh.

“Kai?” Naeun menyipitkan matanya untuk melihat Kai yang jaraknya lumayan jauh darinya.

“KAI? APAKAH ITU KAU?” teriak Naeun. Ia melambaikan tangannya. Kai tersenyum kecut dan mengambil langkah untuk menghampiri Naeun. Belum sampai mendekati Naeun, Naeun yang berdiri di dekat gang sempit, ada seseorang yang menarik Naeun ke dalam gang sempit itu. Naeun tidak bisa berteriak karena ia di bungkam, Kai juga tidak terlalu jelas melihat sesosok yang menarik tangan Naeun.

“NAEUN! NAEUN!” Kai berteriak dan segera berlari ke gang sempit itu, tapi nihil. Di dalam gang sempit itu tidak ada siapa-siapa. Naeun dan seseorang itu menghilang entah ke mana. Kai sangat panik. Namun ia berusaha untuk sedikit tenang. Dua detik kemudian terdengar suara tabrakan di tempat Naeun tadi berdiri, Kai tentu saja mendengarnya dengan jelas melalui gang sempit itu. Ddrrtt dddrrrttt.... ponsel Kai berdering.

“Ne....” Nafas Kai masih tidak beraturan “MWO!!” Kai menutup ponselnya.

“Kecelakaan itu sudah terjadi, lalu siapa yang membawa Naeun?” Kai semakin bingung, yang barusan telepon adalah Taemin memberitahu bahwa Naeun akan mengalami kecelakaan. Kai menundukkan kepalanya, pandangan matanya kemudian tertuju pada sesuatu yang ia temukan sebelumnya.

“Bulu hitam???” Kai mengambil bulu hitam itu. Ia semakin khawatir dengan keadaan Naeun.

To be continue

Jangan diam ya readers.... coment and likenya jangan lupa.... :D see you and part 4 ....

2 komentar: