Tittle : I LOVE YOU, THE GHOST
Author : dhytha (dhyt30)
Genre : Romance, little bit comedy
Length : Series
Rate : 17+
Main
Cast : Krystal Jung{f(x)} aka Krystal
Kim Jong In {EXO-K} aka Kai
Another
cast : Yura {Girls Day} aka Yura
EXO-K
Chapter
2
Krystal
terus mengejar namja berkulit coklat itu, dan berusaha menghentikannya. Namja
itu terus berjalan tidak memperdulikan Krystal yang terus memanggilnya, ia
melewati pintu kaca dan Krystal akhirnya berhenti di hadapannya lagi
menghalangi jalan namja itu.
“Yaa! Kau, ku mohon dengarkan aku
sebentar! Siapa pun kau, kau harus membantu ku!” Krystal terus mengomel dan
menghadang jalan namja itu. Namja itu berhenti dengan tatapan jengkel pada
Krystal.
“Membantu mu?” tanya namja itu tidak percaya,
bahkan mereka baru saja bertemu, bagaimana bisa Krystal langsung meminta
bantuan darinya. Krystal mengangguk antusias.
“Baiklah aku harus membantu mu
apa? Memanggil perawat, menyuruh mereka memeriksa mu dan mempersiapkan ruang
perwatan khusus untuk orang gila seperti mu” ucap namja itu lalu meninggalkan Krystal dengan
senyuman yang tidak bisa di anggap senyum yang biasa. Senyum mengejek.
“Yaak! Aku serius! Aku bukan
orang gila seperti yang kau pikirkan! Ini sangat penting!” Krystal kembali menghalau jalan
namja itu.
“Baiklah nona, dengarkan aku!
Kenapa harus aku? Bukankah banyak orang lain yang bisa kau minta” ucapan namja itu terputus saat
seseorang memanggilnya dan membuyarkan kosentrasinya.
“Yaa, Kai!” seorang namja berperawakan
tinggi, berkulit putih, dengan senyum lebar yang menunjukkan barisan giginya
yang sangat rapi memanggil Kai dan menghampirinya. “Kau sedang bicara dengan
siapa?” tanya namja itu ketika jaraknya sudah mendekati Kai.
“Dia! Perempuan ini sepertinya
sedikit tidak waras” Kai
menunjuk ke arah Krystal berdiri, tapi Chanyeol tidak melihat siapapun kecuali
Kai.
“Perempuan? Di mana dia sekarang?
Apakah dia cantik?”
Chanyeol melihat sekeliling mencari sesosok perempuan yang di maksud Kai.
“Kau mencari siapa? Dia ada di
samping mu!”
suara Kai menunjukkan dia sudah merasa kesal, namun Krystal masih terdiam
melihat Chanyeol yang sedang kebingungan mencari keberadaannya. Chanyeol
menoleh ke sebelahnya namun ia ak melihat Krystal yang berdiri di sampingnya.
“Mana? Kau lihat Kai, di samping
ku tidak ada siapa-siapa”
ucap Chanyeol bingung.
“Kenapa aku tidak meminta bantuan
orang lain? Karena hanya kau yang bisa melihat ku!” sela Krystal menatap tajam Kai
dan menyilangkan kedua tangan di dadanya.
“Kenapa kau diam? Ayo kita pergi!
Aku sudah lapar!”
seru Chanyeol.
“Yaa! Chanyeol-ah, apa kau
benar-benar tidak melihat seseorang di samping mu?” Kai bertanya penasaran, apa yang
di katakan Krystal benar atau Krystal hanya berbohong dan Chanyeol hanya
berpura-pura tidak melihatnya.
“Memangnya ada siapa di samping ku?” Chanyeol justru bertanya balik. “Yaa! Apa kau melihat sebuah penampakan?” bisik
Chanyeol, bulu kuduknya tiba-tiba merinding.
“Ah, lupakan!” Kai mengibaskan tangannya ke
udara dan pergi melewati Krystal dan meninggalkan Chanyeol begitu saja.
Chanyeol melihat sekitarnya dan berkedik ngeri dan mengikuti Kai.
“Hei! Tunggu aku!” Chanyeol memanggil Kai, namun
Kai tidak berbalik, ia justru mempercepat langkahnya.
“Sebenarnya dia malaikat atau
manusia? Kenapa dia bisa melihat ku?”
Krystal membatin dan melihat ke arah Kai berjalan “Hei tunggu!” Krystal kembali berlari mengejar Kai. Seseorang
berhenti di hadapannya dengan tiba-tiba karena barang bawaannya terjatuh
seketika Kai berhenti dan pada momen itu juga Krystal kembali berdiri di
hadapannya, berdiri tepat di samping seseorang yang berhenti mendadak tadi. Kai
menatap Krystal dan seseorang yang berhenti tadi melewati tubuh Krystal begitu
saja. Tubuh seseorang itu menembus tubuh Krystal dan melihatnya tidak percaya,
mulutnya menganga, kedua matanya hampir lepas.
“Apa yang kau lihat?” Chanyeol sudah berdiri di
sampingnya dan matanya mengikuti arah mata seseorang yang baru saja menembus
tubuh Krystal.
“Di mana kau memakirkan mobil
nya?” tanya Kai
dengan nada datar.
“Di sebelah sana” Chanyeol menunjuk mobil hyundai
hitam di halaman parkir sebelah timur. Dengan langkah cepat, Kai menuju mobil
itu di ikuti oleh Chanyeol. Krystal kembali mengejarnya.
“Hei! Kau tidak boleh pergi
sebelum kau membantu ku! Dengarkan aku dulu!” Krystal terus berteriak dan membujuk Kai agar ia
mau mendengarnya. Kai sama sekali tidak menoleh dan segera masuk ke mobil di
bangku sebelah kemudi. Chanyeol masuk di balik kemudi.
“Cepat!” Kai seolah memerintah temannya
itu seperti sopirnya.
“Wah, kau seperti tuan yang menyuruh
sopirnya” ucap
Chanyeol.
“Kau sendiri yang bilang, aku
tidak pernah mengatakan bahwa kau sopir ku” ucapan Kai dingin dan Chanyeol menyadari bahwa Kai
sedang tidak bercanda.
“Baiklah” Chanyeol segera menghidupkan
mesin dan mengoper gigi mobil ke posisi satu kemudian menginjak pedal gas dan
menyetirnya pergi meninggalkan rumah sakit. Krystal tidak berhasil mengejar Kai
dan mobil hyundai hitam itu melewati Krystal begitu saja dan meninggalkan debu
dari roda yang berputar dan membuat Krystal terbatuk-batuk.
“Yaak! Dasar!” Krystal mengumpat kesal.
Krystal pov
Aku
mengumpatnya dengan sekeras mungkin meski aku tau dia tak mungkin mendengar ku.
Bagaimana ini? Tidak ada yang mau menolong ku? Kenapa ini terjadi pada ku?
Sekian banyak manusia di dunia ini, kenapa aku? Aku hampir saja akan
benar-benar putus asa, aku membalikkan badan ku dan seseorang mengagetkan ku.
“Ommo!” umpat ku kaget.
“Hallo noona” malaikat bodoh ini muncul dengan
tiba-tiba dengan wajah sama sekali tidak menampakkan rasa bersalah.
“Yaak!!!” aku berteriak kesal padanya, aku
benar-benar ingin menalannya hidup-hidup, jika saja itu bisa kulakukan. “Kenapa kau baru kembali?” tanya ku
dengan nada kesal.
“Aku kan sudah bilang, aku harus
menjalankan tugas?”
jawabnya santai dan senyuman imutnya yang selalu menghiasi wajahnya. Andai kau
manusia, pasti kau akan menjadi idola malaikat bodoh.
“Tugas? Menjemput dan mengantar?” aku menebak.
“Iyups, betul betul betul” jawabnya dengan jari telunjuk di
layangkan di udara bagaikan dia saat ini adalah pemimpin okestra.
“Kau belum bertemu malaikat
pencabut roh?”
tanya ku penuh selidik.
“Itu...” malaikat bodoh ini lagi-lagi
menggantungkan kalimat yang akan di ucapkannya.
“Katakan cepat!” aku menginjak-nginjak tanah
seperti orang yang sedang jalan di tempat.
“Mengobrol di atas atap gedung,
sepertinya lebih asik”
ucapnya sambil menunjuk atap gedung rumah sakit. Sepuluh menit kemudian aku
sudah berada di atap gedung rumah sakit, andaikan aku bisa menghilang seperti
malaikat bodoh itu. Aku tak perlu mengakses lift ataupun tangga darurat dan
membuat ku lelah seperti ini.
“Kenapa kau suka sekali di tempat
ini?” tanya ku
saat dengan nafas tersengal-sengal.
“Karena di sini kita bisa bicara
dengan bebas”
jawabnya dengan mengedarkan pandangan di bawah gedung.
“Bicara bebas? Bukankah di mana
pun kita bisa bicara bebas? Tidak ada yang bisa melihat kita” ucap ku yang memang adalah
sebuah kenyataan. Tak ada yang bisa melihat malaikat bodoh ini dan... aku.
“Telah terjadi sedikit kekacauan di
langit” ucapnya
mulai menjurus ke serius.
“Kekacauan di langit?” tanya ku yang mulai
mendengarkannya dengan serius.
“Roh yang seharusnya di cabut
adalah roh yang bernama Krystal Jang, dan kau adalah teman Krystal Jang yang
menghentikan usaha bunuh diri nya kan?” malaikat bodoh ini justru menghujani ku sebuah
pertanyaan.
“Jadi kau harus diam saja,
sementara teman mu akan bunuh diri? Terjun bebas dari atas gedung dan
melihatnya mati begitu saja”
jawab ku hanya menyerupai sebuah pertanyaan balik bukan sebuah pernyataan.
“Semua manusia akan kehilangan
roh. Entah bagaimana caranya, itu sudah jalan mereka” ucapan malaikat bodoh ini
membekukan telinga ku.
“Lalu sekarang apa? Jangan bilang
malaikat pencabut roh salah mencabut roh ku karena aku telah berusaha menggagalkan
usaha bunuh dirinya?”
suara meninggi. “Roh orang yang bunuh
diri, apakah dia di tempatkan di tempat yang layak?”
“Apapun yang terjadi pada manusia
saat mereka kehilangan rohnya, rohnya akan di tempatkan sesuai di tempatnya” penjelasan malaikat bodoh ini
hanya membuat ku pusing.
“Maksud mu?” aku bertanya seolah-olah aku
ingin mengetahui segalanya.
“Itu rahasia di antara para
malaikat, dan tidak satu pun manusia yang boleh mengetahuinya” jawabnya tegas.
“Baiklah, lupakan soal itu. Dan
sekarang yang terpenting adalah... bagaimana aku bisa kembali ke tubuh ku?” aku kembali pada topik ini.
“Hanya ada satu cara agar kau
bisa kembali ke tubuh mu” senyumannya
menandakan bahwa cara ini mungkin mudah, untuk aku kembali ke dalam tubuh ku.
“Katakan!” aku berseru tidak sabar
mendengar penjelasan berikutnya.
“Harus ada seseorang laki-laki
yang tulus mencintai mu dan mencium keningmu” dia menatap ku, tangannya di silangkan di depan
dadanya.
“Mwo!” aku menatapnya tidak percaya dan
seolah-olah cara itu sangat amat mustahil. “Mencium
kening ku?”
“eehhem” dia hanya menjawab dengan
deheman.
“Apa ini seperti cerita dongeng
cinderella?” aku
bertanya dan mengingat kisah dongeng cinderella. Bahwa putri cinderella yang
tidur selamanya bisa hidup kembali karena seorang pangeran datang menciumnya,
ini benar-benar konyol.
“Kurasa begitu” jawabnya santai.
“Yaak! Malaikat bodoh!” aku berkacak pinggang hendak
protes. Dia menaruh jari telunjuknya di depan mulut ku.
“Ssstt!! Jangan panggil aku
seperti itu lagi, aku punya nama.... panggil aku Sehunie, nama ku Oh Sehun” ucapnya protes karena aku selalu
memanggilnya malaikat bodoh.
“Baiklah Sehunie” aku memanggil namanya dan bulu
kuduk ku rasanya berdiri saat mengucapkannya. Aku menjauhkan jari telunjuknya
dari hadapan ku. “Apa tidak ada cara
lain? Tidak bisakah kau membujuk malaikat pencabut roh dan katakan padanya aku
tak harus menunggu seseorang mencium kening ku, langsung saja suruh dia untuk
segera mengembalikan roh ku ke dalam tubuh ku!”
“No no no, itu sudah prosedur
noona” kepala
nya menggeleng-geleng. Ini benar-benar konyol!
“Baiklah jika itu cara
satu-satunya”
suara ku mengandung sebuah kepasrahan “Aku
hanya butuh seseorang mencium kening ku dan aku kembali ke tubuh ku?” aku
menegaskan kembali cara konyol bin mustahil menurut pemikiran ku saat ini.
“Ingat, orang itu harus tulus
mencintai mu. TU LU S”
dia memberikan penekanan di kata-kata tulus.
“TU LU S, baik aku mengerti” aku mengulang dengan nada yang
sama seperti yang barusan ia ucapkan. Baiklah, aku hanya butuh sebuah ciuman di
kening dan kembali ke kehidupan normal ku. Tapi dengan keadaan ku seperti ini,
bagaimana aku... “Yaak! Malaikat bodoh!”
panggil ku spotan dan ia membelalakan matanya
“Maaf, maksud ku Sehunie... bagaimana aku bisa mendapatkan ciuman di kening ku
jika keadaan ku seperti ini? Aku sekarang tidak terlihat Oh Sehun! Apa kau
lupa?” aku kembali kepada keputusasaan ku.
“Itulah tantangannya” jawabnya santai dengan senyum
evil. Malaikat ini benar-benar membuat ku gila. Namja seperti ini adalah tipe
Yura, sayang saja dia malaikat dan Yura tak akan pernah bisa melihatnya.
“Aaakkkhhh jeongmal!” aku mengumpat kesal dan membuat
rambut ku sendiri berantakan.
“Aku akan memberi mu sedikit
kelebihan, tidak banyak” ucapnya
sembari menggosok-gosok dagunya berfikir “Kau
akan tetap bisa menyentuh apa pun seperti manusia, tetapi tetap kau tidak
terlihat”
“Hanya itu?” tanya ku, kupikir kelebihan bisa
menghilang seperti dia yang akan kudapat, tetapi hanya bisa menyentuh semua apa
pun. Baiklah, dari pada tidak sama sekali.
“Kau minta apa lagi?” tanyanya menantang berkacak
pinggang.
“Tidak, ku rasa itu cukup” jawab ku menggeleng kepala, dan
tiba-tiba terbesit sebuah pertanyaan
“Aku
boleh bertanya?”
“Tentu saja, apa yang ingin kau
tanyakan?”
“Apa malaikat bisa bicara dengan
manusia?”
pertanyaan ini tentang namja berkulit coklat itu, aku hanya memastikan apakah
dia malaikat ataukah manusia.
“Hahaha.... apa kau pernah
melihat ku berbicara dengan mereka?”
malaikat bodoh ini justru melemparkan pertanyaan balik. Aku hanya terdiam
menatapnya “Tentu saja tidak, tidak ada
malaikat yang menampakkan dirinya di hadapan manusia, kecuali malaikat itu
meminjam tubuh manusia yang sudah meninggalkan atau koma seperti mu”
jelasnya. Meminjam tubuh orang yang sudah meninggal? Ini benar-benar mengerikan. “Jangan anggap serius, aku hanya
mengarang” ucapnya meralat dan tawa kecil di akhirnya.
“Ada seseorang yang bisa melihat
ku” suara ku
menghentikan tawanya.
“Apa?” suara Sehun menunjukkan bahwa ia
tak percaya. “Oh itu...” lanjutnya seperti
ia telah mengingat sesuatu. Aku hanya diam menunggu ia melanjutkan kata-katanya
“Memang di dunia ini ada beberapa manusia
yang bisa melihat sesuatu yang tak kasat mata, contohnya melihat dirimu noona”
“Tak kasat mata? Dunia gaib?
Hantu?”
bertubi-tubi sebuah prakiraan muncul begitu saja di pikiran ku.
“Ya semacam itu lah!” jawabnya mengibaskan tangan ke
udara.
“Jadi apa aku akan bertemu dengan
hantu-hantu yang lainnya?”
ucap ku ngeri dan aku bisa mersakan bulu kuduk ku merinding.
“Noona, bahkan kau sendiri
sekarang adalah hantu!”
jelasnya yang membuat leher ku terasa tercekik.
“MWO!” aku memeluk tubuh ku merasakan
dingin di setiap porinya.
“Tak perlu kau histeris seperti
itu noona, kau hantu yang sangat cantik yang pernah ku temui” ia mengedipkan mata kirinya
seolah-olah aku akan tenang jika melihatnya, tapi aku masih syok dengan
predikat baru itu. Hei, julukan ku di sekolah adalah yeoja paling cantik dan
paling menarik perhatian para namja bukan hantu cantik!
“Noona, ini untuk mu” ia menyodorkan kalung dengan
liontin berbentuk segi enam.
“Apa ini?” aku meraihnya dan menggantungnya
dengan tangan ku di hadapan ku melihat setiap detail kalung itu.
“Kalung itu menandakan bahwa kau
belum benar-benar mati, itu sebagai tanda untuk malaikat. Siapa tau kau akan bertemu
dengan malaikat lain selain aku”
jelasnya. “Dan satu lagi, waktu mu hanya
30 hari untuk mendapatkan ciuman kening itu” ucapnya memperingatkan.
“Apa? 30 hari? Baiklah, bahkan
sebelum waktu 30 hari itu berakhir, aku pasti akan mendapatkan ciuman itu” ucap ku setengah sombong, tapi
hati kecil berkata waktu itu sangat singkat. Suara sirine darurat berbunyi
lagi.
“Baiklah noona semoga beruntung!” ucap Sehun dan seketika ia
menghilang menyatu dengan angin yang berhembus. Aku menatap kalung dengan
liontin segi enam itu dan memakainya. Baiklah, aku akan segera mendapatkan
ciuman di kening ku dan aku akan kembali ke tubuh ku dan menjalani kembali kehidupan
normal ku. Ada seseorang yang kuharapkan akan mencium kening ku, namja chingu
ku..... Choi Minho.
Normal pov
Chanyeol
memberhentikan mobilnya di depan sebuah kafe. Mango six cafe, tempat ini sudah
menjadi favorit mereka. Kai dan Chanyeol turun dan melewati pintu masuk cafe.
Kai langsung mencari tempat duduk di sebuah sofa dan mendaratkan pantatnya
dengan nyaman. Sementara Chanyeol ke kasir untuk memesan.
“dua jus mangga” ucapnya pada sang kasir. Petugas
kasir ini sedikit lebih pendek dari Chanyeol tapi ia lumayan tampan, dengan
seragam khas Mango Six Cafe dan name tagnya yang bertuliskan D.O Kyungsoo.
“Lima menit akan ku antar” ucapnya dengan senyuman.
Chanyeol menghampiri Kai dan duduk di hadapannya.
“Gwaenchanayeo?” Chanyeol menanyakan keadaan Kai yang
terlihat sedikit kurang baik.
“Ehem” hanya sebuah deheman, Kai
bersandar dengan melipat kedua tangannya di dadanya dan memejamkan matanya.
Seolah-olah ia ingin tidur di di sofa itu.
“Dua jus mangga” D.O datang dengan dua gelas jus
mangga yang segar. Chanyeol langsung menyeruputnya.
“Cuaca cukup panas hari ini” ucapnya setelah meneguk beberapa
tegukkan jus mangganya.
“Bagaimana hasil lab nya?” D.O bertanya pada Kai.
“Keluar satu minggu lagi” jawab Kai agak cuek. Itulah
sifatnya, berkulit coklat, eksotis, dingin, mempesona.
“Ku harap semua baik-baik saja” ucapan D.O sangat berharap.
“Tentu saja semua akan baik-baik
saja, dia hanya cidera kecil”
sahut Chanyeol.
“Aku harus kembali kerja, nikamati
jus kalian. Mau donat?”
D.O menawarkan makanan kecil tapi cukup mengenyangkan.
“Boleh” Chanyeol sumringah mendengar
kata-kata donat. Dia benar-benar lapar.
Hari
sudah sore, matahari mulai menyembunyikan sinarnya dan tergantikan oleh sinar
bulan. Kai, Chanyeol, dan D.O tiba di rumah. Terdengar suara sibuk di dapur
rumah.
“Kalian sudah datang?” seseorang namja muncul dari
dapur dengan celemek di tubuhnya.
“Makanannya
sebentar lagi siap” ucapnya dan kembali ke aktifitas dapurnya. Sepeluh
menit kemudian, semua hidangan makanan telah siap sedia di atas meja makan. Dan
mereka berempat mulai bersantap.
“Bagaimana hasil lab nya?” tanya namja yang masih
mengenakan celemek.
“Satu minggu lagi baru keluar” jawab D.O, Kai masih sibuk
dengan makanannya.
“Begitu” ucap namja itu mengerti. “Oh ya,
Baekhyun baru saja memberitahu ku. Sekolah kalian akan mengadakan camping tiga
hari lagi” ia menatap Chanyeol dan Kai. Kai yang mendengarnya pura-pura tidak
memperdulikannya dan terus makan.
“Camping? Jeongmal?” mata Chanyeol berbinar-binar
senang.
“Aku dan Baekhyun akan di undang
sebagao senior dan mungkin sedikit membantu pekerjaan panitia” ucap Suho.
“Ke mana kita akan pergi?” tanya Chanyeol penuh antusias.
“Masih belum dipastikan” jawab Suho.
“Aku sudah selesai” ucap Kai meletakkan piring
makannya. Ia meninggalkan meja makan dan berjalan menuju tangga. Kamarnya
berada di lantai dua.
“Kenapa dia?” Suho bertanya pada Chanyeol, tak
seperti biasanya Kai bersikap aneh seperti ini.
“Molla” Chanyeol mengangkat kedua
bahunya menandakan ia tak tau.
“Lanjutkan makan kalian” D.O bangkit dari tempat duduknya
dan menyusul Kai ke kamarnya.
“Apa yang terjadi? Apa aku boleh
masuk?” D.O
sudah di depan pintu kamar Kai.
“Masuklah” Kai mempersilahkan. D.O masuk dan
melihat Kai berbaring di ranjangnya.
“Kau terlihat lesu, apa kau
sakit?” tanya
D.O berdiri menatap Kai.
“Aku tidak apa-apa?” jawab Kai tenang.
“Tapi kau telihat ada apa-apa.
Ceritalah!” D.O
duduk di sofa tak jauh dari ranjang Kai.
“Apa kau percaya?” Kai bertanya.
“Percaya apa?” D.O bingung.
“Apa kau percaya hantu dan lain
sebagainya?” Kai
bangkit dari tidurnya dan duduk merangkul gulingnya.
“Kenapa kau bertanya seperti
itu?” bukan
menjawab D.O justru balik bertanya.
“Sepertinya kau tidak percaya” ucap Kai kembali berbaring.
“Aku tidak mengatakan bahwa aku
tidak percaya, tapi memang mereka ada di sekitar kita dan tak terlihat” ucap D.O yang membuat Kai
kembali terduduk.
“Tidak terlihat? Bagaimana jika
kita bisa melihatnya?” tanya
Kai, kerut di dahinya menandakan ia penasaran dan rasa tak percaya bahwa hari
ini dia telah melihat seorang hantu.
“Itu indra ke enam” jawab D.O dengan nada datar.
“Indra ke enam? Bukankah itu di
miliki orang sejak lahir?”
“Iya.... tunggu dulu.... kenapa
kau bertanya-tanya soal ini? Apa kau telah melihat?” D.O tak meneruskan kata-katanya.
“Entahlah.... perempuan itu” ucapan Kai terputus, ia
sepertinya tak sanggup untuk menceritakan kejadian hari ini pada D.O
To
be continue.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar