Kamis, 03 Januari 2013

FF Oneshoot Romance Sad

Author        : Song Rae Won
Title        : My First and Last Love
Genre        : Romance, Sad (one shoot)
Cast        : Dasom (Sistar), Lim Hyunsik (BtoB), etc.

    Siapa yang tidak bahagia, orang yang kita sayang dan kita cinta akan menikah dengan kita? Semua orang pasti akan mengalaminya. Itulah sekarang yang dialami Hyunsik dan Dasom. Setelah sekian lama berpacaran, akhirnya mereka akan menuju pernikahan.
(Hyunsik pov)
    Mungkin sekarang aku adalah orang yang paling bahagia di dunia. Hidup bersama dia, adalah sesuatu yang paling aku impikan. Dasom, cantik, baik, sempurna. Semua laki-laki pasti iri padaku. Sungguh aku sangat mencintainya, sampai kapan pun dan apapun yang terjadi, perasaan ini tetap sama. Hanya dia yang bisa mengerti aku.
(Hyunsik pov end)
(Dasom pov)
    Mungkin sekarang aku adalah orang yang paling bahagia di dunia. Mendapatkan namja setampan dan sebaik Hyunsik oppa. Semua perempuan pasti iri pada ku. Sungguh aku sangat mencintainya, sampai kapan pun dan apapun yang terjadi, perasaan ini tetap sama. Hanya dia yang bisa mengerti aku.
(Dasom pov end)
“Changi ya?” panggil Hyunsik, Dasom sedang bersandar di pundak Hyunsik.
“Ne oppa?”
“Kau lihat kakek dan nenek yang duduk di sana?”
“Wae?”
“Bisakah kita menjadi pasangan, sampai seusia mereka?”
“Tentu saja oppa, bahkan melebihi usia mereka”
“Melebihi usia mereka? Tapi tunggu dulu, apakah aku masih mau dengan mu? Pasti kau sudah berubah menjadi sangat tua? Hihihi....”canda Hyunsik.
“Oppa! Kau pikir aku mau dengan mu? Pasti kau juga akan berubah menjadi tua dan jelek!”jawab Dasom kesal.
“Mianhe changi ya... aku hanya bercanda. Aku ingin ke toilet”
“Ne, jangan lama-lama oppa” Hyunsik hanya mengedipkan satu matanya dan pergi.
    Dasom duduk sendiri di taman. Kemudian datanglah anak kecil perempuan memberikan 2 buah balon. Tidak berselang lama datang lagi anak kecil laki-laki memberikan 1 bunga mawar. Datang lagi anak kecil perempuan memberikan boneka kecil lucu. Dasom terheran-heran dan dibuat bingung.
(Dasom pov)
    Balon, mawar, boneka, dan... apa ini semua? Siapa anak-anak kecil itu? Dan ini dari siapa? Aku melihat sekitarku, berusaha mencari seseorang yang mungkin saja menyuruh anak-anak kecil tadi. Tapi tidak ada satu orang pun yang aku curigai. Terakhir ada anak kecil yang menghampiri ku memberikan sebuah kotak kecil.
“Noona cantik, ini untuk mu!” ucap anak kecil laki-laki itu.
“Namdongsaengnie, ini apa?” tanya ku sambil berusaha mencegahnya pergi. Namun dia hanya menggelengkan kepalanya.
“Lalu kau tahu ini dari siapa?” dia menunjuk ke arah sebelah kanan ku.
    Aku melihat seseorang dengan costum panda. Nomu kyeopta!!! Aku masih terdiam, hingga tak sadar anak kecil tadi sudah berlari pergi. Panda itu menyuruh ku membuka kotak kecil yang tadi diberikan anak kecil tadi. Dengan ragu aku membukanya. Dan betapa terkejutnya aku, kotak itu berisi cincin. Dan tiba-tiba, sekumpulan balon terbang membawa sebuah tulisan besar “Do you marry me?” semakin terkejut aku tak percaya. Aku melihat panda itu dan aku yakin ini semua perbuatan Hyunsik Oppa. Panda itu pun membuka costum kepalanya.
(Dasom pov end)
(Hyunsik pov)
    Aku membuka costum kepala panda yang aku pakai, kepala ku masih terasa berat. Aku melihat Dasom ku yang sedang benar-benar terkejut dan matanya berkaca-kaca. Aku senang karena itu pasti tangisan bahagianya. Aku sadar semua orang yang ada di taman saat ini sedang melihat ke arah kami. Namun aku tak memperdulikannya, aku tahu Dasom tak mungkin menolak ku, jadi aku tak perlu malu dengan semua yang aku lakukan. Dan benar saja, ia tiba-tiba memelukku setelah dia terdiam terkejut untuk beberapa detik. Aku pun membalas pelukkannya dengan erat. Aku yakin semua yang sedang melihat kami akan iri, semua bertepuk tangan untuk kebahagian kami.
“Gamsahamnida.... gamsahamnida....” ucap ku pada semua orang. Aku sendiri hampir tak bisa menahan tangis bahagia ku.
(Hyunsik pov end)
**
(Dasom pov)
    Hari ini aku pergi ke tempat kerja Hyorin onnie. Aku membawa berita yang mungkin akan mengejutkannya. Dan benar saja ia sangat terkejut.
“Mwo? Tiga hari lagi? Dasom, kenapa kau mendahului ku? Aku adalah onnie mu, seharusnya aku yang menikah duluan!” ucapnya yang terlihat ikut bahagia.
“Mianhe onnie, Hyunsik oppa yang sudah melamar ku duluan. Apa, Chansub oppa belum juga melamar mu? Kalian kan sudah berpacaran 3 tahun lebih lama dari pada kami”
“Dia masih ingin menyelesaikan pendidikannya”
¬    Panjang umur Chansub oppa, dia datang. Dan Hyorin onnie langsung berlari menyambut dengan menggandeng mesra tangan Chansub oppa dan bersikap manja.
“Changi ya! Kapan kau kan melamar ku?”
“Wae? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?”
“Lihat, Dasom datang membawa undangan pernikahannya dengan Hyunsik”
“Jeongmal? Secepat itu ternyata Hyunsik mengambil langkah. Selamat Dasom, kami pasti datang” aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala ku.
“Ne oppa. Oppa, cepat lamar Hyorin onnie. Bisa-bisa dia akan mati bosan menunggu lamaran mu!” canda ku.
“Geurae? Tapi tak apalah, aku ingin melihatnya seperti apa Hyorin ku mati karena bosan” Chansub oppa menanggapi canda ku.
“Mwo! Yaa! Kau ini!” teriak Hyorin onnie dan memukul perut Chansub oppa dengan keras sampai ia kesakitan. Kami bertiga pun tertawa lepas. Dan tertawa kami tiba-tiba berhenti saat ponsel ku berbunyi. Aku pun meminta ijin untuk mengangkat telepon. Setelah kau mengangkat telepon, aku pamit pulang pada mereka.
(Dasom pov end)
    Dasom pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Ia sudah di tunggu oleh Hyunsik di sebuah Toko Gaun Pengantin. Dasom mencoba satu persatu gaun dan Hyunsik menunggu di luar ruang ganti. Saat Dasom keluar mengenakan gaun pengantin putih, ia begitu anggun dan cantik. Hyunsik diam terperanga melihat Dasomnya yang begitu cantik.
    Sudah beberapa gaun di coba oleh Dasom. Dan akhirnya mereka menemukan yang cocok. Mereka pun meninggalkan pusat perbelanjaan itu dan pergi lagi menuju gereja tempat mereka akan melaksanakan pernikahan. Mereka melihat lokasi dan semua kesiapannya.
**
    Tiga hari kemudian...
(Hyunsik pov)
    Akhirnya, hari yang begitu menyenangkan tapi juga begitu meneganggkan datang. Aku berdiri didepan kaca. Berkali-kali membenarkan dasi ku, yang sebenarnya sudah rapi. Tangan ku dingin seperti habis bermain salju di musim dingin. Changsub hyung masuk kedalam kamar ku.
“Kau gugup?” tanyanya.
“Sedikit”
“Kau pasti bisa melakukannya. Ini hanya sebentar”
“Hyung, doakan aku!”
“Pasti” jawabnya meyakinkan ku. Aku pun menarik nafas ku dalam-dalam dan menghembuskannya pelan dari mulut ku untuk sejenak mengusir rasa gugup ku.
(Hyunsik pov end)
(Dasom pov)
    Aku duduk di depan kaca, senyum ku terus mengembang di kedua pipi ku. Namun aku tetap tak bisa menyembunyikan rasa gugup ku. Hyorin onnie masuk ke dalam kamar ku.
“Yeosongsaengnie, semangat!” ucap onnie berusaha menenangkan ku.
“Aku gugup onnie”
“Tenanglah. Ini hanya sebentar” ucap onnie menggenggam tangan ku. Aku hanya  mengganggukkan kepala ku. Aku mengambil nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan. Sejenak mengusir rasa gugup ku.
(Dasom pov end)
    Hyunsik sudah berdiri dihadapan pendeta menunggu kedatangan Dasom. Tak lama kemudian Dasom muncul di gandeng oleh ayahnya. Hyunsik terpana melihat Dasom yang begitu cantik. Hingga tak tersadar Dasom sudah dihadapannya. Upacara pernikahan pun di mulai, mereka berdua saling mengikrarkan janji. Setelah saling mengikrarkan janji, mereka berdua hadapan dan saling berciuman. Undangan yang datang sontak bertepuk tangan untuk kebahagian mereka.
**
    Satu hari setelah pernikahan Hyunsik dan Dasom. Mereka berdua berlibur ke The garden of morning Clam di Geongi. Mereka berangkat di pagi hari yang cerah. Setelah mencapai setengah dari perjalanan. Mereka menepi sejenak beristirahat dan melihat indahnya pemandangan sekitar.
    Mereka pun melanjutkan perjalanan. Dari arah kanan tampak mobil sedan bewarna putih melaju sangat cepat dan tak terkendali. Namun Hyunsik masih tidak menyadarinya. Saat sampai di perempatan jalan, yang seharusnya mobil sedan putih itu berhenti karena menyalanya lampu merah, namun mobil itu tetap melaju kencang. Sehingga menabrak mobil Hyunsik. Mobil Hyunsik terlempar dan berbalik berkali-kali. Hyunsik masih bisa membuka sedikit-sedikit dan menahan rasa sakit di seluruh tubuhnya yang mengalami luka. Ia berusaha melihat Dasom, melihat bagaimana keadaan Dasom.
(Hyunsik pov)
    Semua terjadi begitu cepat, entah berapa kali aku dan Dasom terbanting di dalam mobil. Aku berusaha membuka mataku, menahan rasa sakit ku. Dasom, Dasom... aku berusaha memanggilnya. Aku melihat dia, dia masih menutup matanya. Aku sangat khawatir, aku berusaha menggerakkan badan ku, melawan semua rasa sakit di seluruh tubuh ku. Aku meraih tangan Dasom. Memanggilnya beberapa kali berusaha menyadarkannya. Namun dia tak juga sadar. Wajahnya sudah penuh luka dan darah. Tak terasa aku meneteskan air mata ku. Aku belum siap menerima beribu kemungkinan yang terjadi pada Dasom ku yang benar-benar ku sayang. Aku tetap menggengam tangannya dengan erat.
(Hyunsik pov end)
    Tak lama kemudian, ambulans pun datang. Tim medis pun segera menolong Hyunsik dan Dasom yang masih di dalam mobil. Mereka segera di bawa ke rumah sakit terdekat.
(Dasom pov)
    Aku tidak bisa membuka mata ku. Semuanya terasa sakit. Namun di dalam mataku yang tertutup, aku melihat sesosok namja berpakaian hitam. Aku tidak begitu jelas melihat wajahnya. Sepertinya ia menyembunyikan wajahnya.
“Kau harus ikut aku” ucapnya pada ku.
“Siapa kau?” tanya ku. Namun dia tidak menjawab pertanyaan ku. Dia berjalan seolah akan menunjukkan sesuatu pada ku. Perlahan aku mengikutinya, ia berjalan menuju cahaya putih. Tiba-tiba muncul seperti pintu lif yang datang dari atas.
“Masuklah!” perintah namja itu.
“Siapa kau? Masuk? Ke dalam pintu itu?”
“Aku adalah malaikat penjeput. Masuklah! Tempat yang indah sudah menanti mu”
“Malaikat penjeput? Tempat yang indah?” tanya ku balik pada namja yang mengakui dirinya sebagai malaikat penjeput. Di dalam kepala ku penuh dengan tanda tanya. Malaikat? Tempat yang indah?  Apa maksudnya semua ini?
“Rupanya kau masih belum mengerti. Kau sudah meninggalkan ragamu. Kau yang sekarang adalah roh. Pintu itu adalah jalan mu menuju tempat yang indah. surga” ucapnya yang cukup mengagetkan ku dalam kebingungan ku dengan semua ini.
“Apa kau bilang? Aku sekarang adalah roh? Jadi aku sudah meninggal...” aku terdiam sejenak. “Anio! Anio! Ini semua pasti hanya sebuah mimpi buruk ku!” aku berteriak tidak percaya.
“Ini semua adalah takdir mu! Kau tidak bisa mengelak dengan takdir yang sudah digariskan untuk mu!” ucap malaikat itu, yang semakin membuat ku berteriak histeris. Aku berlari menjauhi malaikat itu. Namun entah dari mana datangnya. Ia sudah berada di depan ku. Dan pandangan ku menjadi gelap...
(Dasom pov end)
    Hyunsik dan Dasom di rawat di ruang yang bersebelahan. Changsub dan Hyorin segera datang setelah mendengar berita kecelakaan Hyunsik dan Dasom. Hyorin sangat mengkhawatirkan keadaan Dasom. Begitu pula dengan Changsub yang mengkhawatirkan keadaan Hyunsik.
    Beberapa jam kemudian, dokter dari ruang Dasom di rawat keluar. Hyorin langsung menanyakan keadaan Dasom dan...
“Kami sudah berusaha, dia mengalami luka serius di otaknya. Kemungkinan dia hidup hanya 25%. Kita tunggu saja keadaan selanjutnya” ucap Dokter pada Hyorin. Hyorin langsung lemas. Sedangkan keadaan Hyunsik, ia juga mengalami luka di kepalanya namun tidak terlalu serius seperti Dasom.
(Hyunsik pov)
    Perlahan aku membuka mata ku. Kepala ku sangat sekali meskipun hanya untuk mengedipkan mata. Aku berusaha membuka mata ku lebar-lebar. Aku sadar aku berada di rumah sakit. Dalam pikiran ku terus mengingat Dasom. Aku tahu ia di rawat di di ruang sebelah. Dengan sedikit tenaga yang aku punya aku bangun, meski tertatih aku tetap berjalan dengan berpegangan dinding aku berusaha menuju ruang Dasom di rawat. Terjatuh sesekali tak masalah untuk ku meski kepala ku terasa berat dan seluruh tubuh ku sakit.
    Aku melihat Dasom yang terbaring koma. Dengan sadar aku meneteskan air mata ku. Tertatih aku mendekati Dasom. Aku menggenggam tangannya erat. Tangisan ku semakin terisak. Aku mengangkat tubuh Dasom dan memeluknya. Batin ku berteriak dengan sangat keras. Aku tahu keadaannya sekarang, sungguh aku tak mau bila harus kehilangan dia. Dia yang begitu aku cintai dan aku sayangi. Dan apa yang terjadi dengan ku, tiba-tiba tubuh ku terlemas dan pandangan mataku gelap.
(Hyunsik pov end)
    Hyunsik di bius oleh dokter tepat di bagian pundaknya. Posisi Hyunsik masih memeluk erat Dasom. Hyunsik pun segera di pindahkan kembali di ruangannya. Hyorin dan Changsub yang melihat kejadian itu hanya terdiam dan Hyorin menangis di pelukan Changsub. Mereka sungguh tidak tega dengan keadaan Hyunsik dan Dasom sekarang.
(Dasom pov)
    Pandangan gelap ku berubah menjadi pemandangan sebuah taman yang indah. Di mana hanya ada satu pohon di tengah ribuan indahnya bunga. Aku mendekati pohon besar itu dan melihatnya takjub. Dan tiba-tiba terdengar suara memanggilku.
“Suara itu?” batin ku. “Sepertinya aku mengenali suara itu”. Aku pun membalik tubuh ku, untuk mengetahui sumber suara itu.
(Dasom pov end)
(Hyunsik pov)
    Tiba-tiba aku berada di tempat yang tak pernah aku lihat. Sebuah taman yang amat luas dengan satu pohon di tengah ribuan indahnya bunga. Aku melihat sesosok yeoja berdiri tepat di depan pohon. Sepertinya dia adalah Dasom ku.
“Dasom ya” panggil ku. Dan benar saja, saat dia membalikkan badannya. Itu Dasom ku.
    Aku sungguh bahagia bisa melihatnya. Dia berlari menghampiri ku. Aku pun juga berlari menghampirinya. Kami pun berpelukkan dengan sangat erat. Dan aku memberikan ciuman sekilas di bibir manisnya.
“Oppa... bogoshipoyo” ucapnya manja.
“Nado, bogoshipo. Kau baik-baik saja? Aku sangat mengkhawatirkan mu”
“Ne, Gwaenchanayo”. Jawabnya yang sedikit melegakan ku. Aku pun kembali memeluknya.
(Hyunsik pov end)
    Mereka pun bersenang-senang di taman itu. Namun, kesenangan mereka tiba-tba terusik oleh kedatangan seseorang.
“Nuguya?” tanya Hyunsik pada Dasom.
“Sepertinya ini sudah waktunya” jawab Dasom datar dengan pandangan matanya menuju seseorang itu.
“Sudah waktunya? Apa maksud mu? Kau bicara apa?” Hyunsik tak mengerti.
    Rupanya Dasom tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir untuknya bertemu dengan Hyunsik.
“Oppa, jaga diri mu baik-baik” ucap Dasom pada Hyunsik yang membuat Hyunsik semakin tidak mengerti.
“Isseumi mwoyeyo? Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau bicara seolah-olah akan pergi jauh dan tidak kembali?” jawab Hyunsik penuh dengan kekhawatiran.
“Memang aku tidak akan kembali oppa. Dia adalah malaikat yang menjemputku dan akan mengantarkan ku ke tempat yang indah itu” jelas Dasom pada Hyunsik.
“Dasom! Hentikan! Ini semua tidak lucu” Hyunsik berteriak kesal pada Dasom.
“Oppa! Aku mohon mengertilah! Aku sekarang di hadapan mu adalah roh. Roh dan raga ku sudah terpisah! Aku juga tidak menginginkan ini semua! Tapi ini sudah takdir yang di gariskan untuk ku. Aku sendiri benci dengan takdir ku yang seperti ini!” ucap Dasom dengan nada lebih keras.
“Dasom... aku...” Hyunsik meneteskan air matanya.
“Sarangheo oppa” Dasom mengucapkan kata terakhirnya dan kemudian mencium bibir Hyunsik. Hyunsik pun membalas ciuman Dasom. Cukup lama mereka berciuman. Dasom pun melepaskan bibirnya yang dari tadi dimainkan oleh Hyunsik.
    Dasom membalikkan badannya dan berjalan menghampiri sang malaikat yang dari tadi sudah menunggunya. Dan sebuah pintu seperti lif pun tiba-tiba muncul. Dasom masuk ke dalam. Dan dalam hitungan detik, semuanya hilang. Hyunsik pun tak kuasa dan meneteskan air matanya.
    Di waktu yang bersamaan, ternyata di raga Dasom sudah menjadi abu dan di kuburkan, sedangkan Hyunsik masih terbaring koma. Namun dalam keadaan koma, Hyunsik meneteskan air matanya tepat saat abu Dasom di kuburkan dan tepat di mimpi Hyunsik Dasom menghilang bersama pintu lif itu.
    Dua hari kemudian, Hyunsik terbangun dari komanya. Changsub yang saat itu menunggunya, hendak memberitahu kepergian Dasom. Namun Hyunsik sudah mengatakan sesuatu pada Changsub.
“Hyung... aku ingin pergi ke tempat terakhir Dasom beristirahat” Ucap Hyunsik dengan nada datar penuh kepasrahan.
“Hyunsik... kau... “ tanya Changsub heran.
“Aku tahu bagaimana ia pergi. Dia sudah di jemput oleh malaikat itu, dia sudah berada di tempat yang paling indah di dunia” jawab Hyunsik sembari meneteskan air matanya.
(Hyunsik pov)
    Aku berdiri di depan batu nisan bertuliskan nama Kim Da Som. Aku letakkan sebuah bunga mawar kesukaannya. Aku tak kuat menahan tangis ku. Mungkin sekarang aku telah berubah menjadi namja cengeng. Aku sungguh kehilangan seseorang yang benar-benar ku cintai. Aku tak perduli apa yang dikatakan orang sekarang tentang ku. Dalam hati ku berjanji. Aku akan tetap menjaga cinta ini. Sampai aku dapat menyusul Dasom ke tempat yang indah itu. Karena Dasom adalah cinta pertama dan cinta terakhir ku.
(Hyunsik pov end)
- THE END -

1 komentar:

  1. Hyunsik setia banget sama dasom...jadi iri...bagus kok thor! Cuman masih belom puas nih, kayaknya kurang panjang (?) Hehehe lanjutkanthor ^^

    BalasHapus